Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Pilu Kakek Mualim, Mengandalkan Usaha Bengkel yang Terbakar Saat Aksi Unjuk Rasa

Begitulah yang dialami Sri Mualimin Ali, atau kerap disapa kakek Mualim (63) warga Jl Langgau, Makassar.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sudirman
muslimin emba
Kakek Mualim dan anaknya Asri saat meratapi bengkelnya yang terbakar saat unjukrasa ricuh di Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Matanya masih terlihat berkaca-kaca menatap ke arah nyala api dari sampah yang ia bakar.

Seolah belum percaya, bengkel yang dirintisnya 2012 silam hangus terbakar.

Begitulah yang dialami Sri Mualimin Ali, atau kerap disapa kakek Mualim (63) warga Jl Langgau, Makassar.

Ditemui di lokasi bengkelnya Jl Inspeksi Kanal Pampang tepat depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Didi Riyadi Kok Panik Ayu Ting Ting Sakit? Ada Apa? Sebut Istri Idaman, Ini Ceritanya, dan Profil

Sosialisasi Ipeehijau, Warga Desa Pitusunggu Diajari Cuci Tangan yang Baik

Kementan Dorong Strategi Jitu Percepatan Tanam Padi dengan Teknologi Semai Kering

Kakek Mualim dibantu anaknya Asri, terlihat sibuk membersihkan puing-puing bengkelnya yang ludes terbakar.

Terbakarnya bengkel kakek Mualim diduga akibat lemparan bom molotov dari kelompok warga yang terlibat tawuran, saat unjuk rasa berlangsung di Jl Urip Sumohrajo Makassar, Jumat malam.

Posisi bengkel kakek Mualim yang hanya berada tepat di samping trotoar jalan depan kampus UMI, menjadi sasaran kebringasan massa yang terlibat tawuran.

Di hari unjukrasa besar-besaran itu Jumat (27/9/2019), kakek Mualim yang saban hari membuka jasa tambal ban, ganti oli, dan servis ringan itu, mengaku lebih cepat menutup bengkelnya.

Pasalnya, kerumunan massa pengunjuk rasa yang memadati Jl Urip Sumoharjo, membuat bengkelnya sepi pengunjung.

Selain itu, ia juga khawatir unjuk rasa yang oleh mahasiswa dijuluki 'Jumat Keramat' itu berdampak pada penrusakan terhadap bengkelnya.

Namun, nahas kekhawatiran itu ternyata terjadi.

Max Biaggi Puji Marc Marquez Pembalap Terbaik, Siapa Dia? Ini Profilnya

Kecamatan Nuha Juara Umum Pesparawi IV Luwu Timur

Baru Saja Rilis, Ini Lirik Lagu Finally Feel Good dari James Arthur, dan Terjemahannya

Bengkel ayah sembilan anak itu, hangus terbakar setelah diduga mendapat lemparan bom molotov dari kelompok warga yang terlat tawuran.

"Mau diapa nak, beginimi pemberiannya Tuhan," sahutnya saat disapa awak tribun, Minggu (29/9/2019) siang.

Ia mengaku pasrah atas apa yang dialami.

Menurutnya, di 'Jumat Keramat' itu, Mualim sudah berupaya melindungi bengkelnya dengan menutup lebih cepat dari hari biasanya.

"Biasanya saya tutup habis magrib (pukul 18.30), tapi kemarin (Jumat) saya tutup pas sudah salat ashar, karena banyakmi orang demo kulihat baru tidak ada juga yang tambal ban," ujarnya.

Seuisai menutup bengkelnya, Mualim pun kembali ke rumahnya.

Di rumahnya, ia masih khawatir dengan unjukrasa yang berlangsung hingga larut malam.

Pukul 21.00 Wita, ia pun bergegas kembali ke bengkelnya.

Namun, unjukrasa di Jl Urip Sumoharjo khususnya kawasan flyover masih berlansung ricuh.

Kericuhan yang berusaha ditenangkan polisi dengan tembakan gas air mata dan semprotan watercannon itu, membuat udara di kawasan flyover perih.

Mualim pun tertahan di samping jalan layang flyover sembari mengusap matanya yang perih, akibat tembakan gas air mata polisi ke arah pengunjukrasa.

"Di sampingnyaka flyover saya lama menunggu, karena pedis sekali itu gas air mata, baru masih banyak massa," cerita Mualim.

Muallim mengaku baru dapat melanjutkan perjalanan ke lokasi bengkelnya sekira pukul 23.00 Wita.

Saat ia tiba, bengkel yang selama ini digunakan untuk menafkahi tiga dari sembilan anaknya telah hangus terbakar.

"Sampaika disini (di bengkel) bekas asapnya mami saya lihat. Hangus semua, tidak ada yang selamat," paparnya.

Dari dua unit kompressor, seunit motor roda tiga, ratusan ban dalam, puluhan ban luar, dan puluhan botol oli milik Muallim yang disimpan di bengkelnya hangus terbakar.

Padahal perkakas dan jualan itu, kata Mualim digunakan untuk menyambung hidup dan membiayai tiga anaknya. Satu masih honorer, satu nganggur dan satu lainnya seorang hafidz quran.

Enam dari sembilan anak Mualim lainnya sudah berkeluarga.

Sang anak Asri yang juga kerap membantu ayahnya di bengkel mengaku sangat menyayangkan peristiwa itu. Terlebih tiga saudaranya masih bergantung pada usaha jerih payah sang ayah.

"Itu malam saya juga kesini, cuman memang masih banyak massa baru perih sekali air mata. Jadi saya baru tembus itu sekitar jam 12 malam," ujar Asri.

Lanjut Asri, akibat kejadian itu sang ayah Mualim mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

"Itu saja kompresor ada dua hampir Rp 10 juta, yang besar itu seharga Rp 6 juta lebih, dan yang kecil Rp 3 juta lebih. Manami ban dalam ada ratusan, ban luar puluhan, oli juga puluhan boto, sama itu viar (motor roda tiga) waktu baru dibeli lebih Rp 20 juta. Jadi kalau dihitung-hitung lebih Rp 70 juta semua," ungkapnya.

Asri pun berharap ada dermawan yang dspat membantu mengembalikan bengkel ayahnya (Mualim) seperti sedia kala.(tribun-timur.com).

Laporan wartawan tribun-timur.com, Muslimin Emba.

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved