Mahasiswa dan Driver Ojol Ditabrak Kendaraan Polisi, Kapolda Sulsel Bilang Begini
Mas Guntur Laupe mengunjungi Dicky sapaan Dicky Wahyudi saat menjalani perawatan di ruang operasi RS Ibnu Sina, Makassar.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
Irfan saat ini menjalani perawatan di rumahnya. Ia memilih pengobatan tradisional atau terapi pengobatan kampung (urut) agar tidak terbebani biaya perawatan mahal.
"Dokter bilang semalam, bagaimana pak mauki dioperasi atau bagaimana? Jadi saya bilang berapa biayanya? Dia (dokter) bilang sekitar Rp 30an juta, jadi saya bilang janganmi, pulangma saja," ujarnya.
Saat ini, lanjut Irfan, pihak keluarganya mencari tukang urut atau pengobatan alternatif.
Lalu bagaimana sikap kepolisian?
Hingga pukul 17.20 Wita, Irfan mengaku belum menerima telepon atau kunjungan dari pihak kepolisian.
Padahal dirinya merupakan korban tertabrak kendaraan taktis polisi.
"Belum ada dari polisi ini. Tadi malam di rumah sakit (RS Ibnu Sina) sampai sekarang belum ada yang datangi, begitu juga telpon belum ada saya terima telpon dari polisi," ujarnya.
Ia pun berharap agar pihak kepolisian mengerti dengan kondisinya.

Pasalanya, akibat peristiwa tertabkranya Irfan oleh kendaraan taktis polisi, ia harus berhenti untuk mencari nafkah buat keluarganya.
"Kalau harapannya saya, setidaknya ada pertanggungjawaban dari polisi. Karena saya ini tertabrak mobil polisi kasihan," katanya.
"Baru kita tahumi sendiri bagaimana kalau orang patah tulang, agak lama juga sembuhnya," kata Irfan.
Selain itu, kata Irfan, komunitas driver ojek onlinenya saat ini juga tengah berembuk untuk membahas kondisi korban.
Selain Irfan, rantis polisi juga menabrak seorang mahasiswa Universitas Bosowa bernama Dicky Wahyudi (19) yang menjalani operasi di RS Ibnu Sina. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: