Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bentrok di Makassar, Gubernur dan Kapolda Sulsel Buka Turnamen Wali Kota Cup di Parepare

Turnamen ini diselenggarakan di Stadion Gelora BJ Habibie, yang berlokasikan di Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Pare-Pare.

Penulis: Darullah | Editor: Ansar
Darullah/tribunparepare.com
Pembukaan Turnamen Sepak Bola Wali Kota Cup, Oleh Nurdin Abdullah, Jumat (27/9/2019). 

TRIBUN-PAREPARE.COM, BACUKIKI -  Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah membuka secara resmi Turnamen Sepak Bola Wali Kota Cup, Jumat (27/9/2019) malam.

Turnamen ini diselenggarakan di Stadion Gelora BJ Habibie, yang berlokasikan di Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare.

Pada turnamen ini dimeriahkan oleh 18 tim Kota Parepare, yang dilagakan mulai 27 September hingga 21 Oktober.

Irwandi Burhan Dikabarkan Pimpin DPRD Bone, Fashar: SK Ketua Ditinjau Ulang

Penyebab Yasonna Laoly Mundur dari Menteri Hukum dan HAM, Bukan Karena Demo RUU KUHP dan UU KPK

Paripurna Perdana, Wabup Harap DPRD Gowa yang Baru Lakukan ini

Turut hadir pada pembukaan Turnamen Sepak Bola Wali Kota Cup ini, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Polisi Mas Guntur Laupe.

Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, Wakil Wali Kota Pangerang Rahim, Kapolres Parepare AKBP Pria Budi.

Dalam waktu yang sama, kericuhan terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Kericuhan terjadi mulai sekitar pukul 17.30 wita hingga tengah malam.

Bentrokan terjadi berawal adanya aksi unjuk rasa mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Makassar.

Tuntutan mereka menolak pengesahan RUKHUP dan revisi undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi. 

Dalam sambutannya Nurdin mengatakan bahwa kehadirannya bersama Kapolda, untuk memberikan semangat kepada masyarakat Kota Parepare pada turnamen Sepak Bola Wali Kota Cup.

"Saya hadir disini bersama Kapolda, dalam rangka menyemangati kita semua dalam turnamen ini," katanya.

Polisi berhasil memukul mundur kerumumnan massa yang berkumpul di jembatan Jl Urip Sumoharjo (antara kampus UMI dan Universitas Bosowa), Jumat (2792019) malam.
Polisi berhasil memukul mundur kerumumnan massa yang berkumpul di jembatan Jl Urip Sumoharjo (antara kampus UMI dan Universitas Bosowa), Jumat (2792019) malam. (muslimin emba/tribun-timur.com)

Pihaknya juga mengatakan akan memberikan hadiah kepada pemenang pada turnamen ini.

"Saya bersama Kapolda, akan memberikan hadiah Rp 100 juta rupiah kepada pemenang," ungkapnya.

Wali Kota Parepare, Taufan Pawe mengatakan bahwa pada turnamen ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan di malam hari.

Irwandi Burhan Dikabarkan Pimpin DPRD Bone, Fashar: SK Ketua Ditinjau Ulang

Penyebab Yasonna Laoly Mundur dari Menteri Hukum dan HAM, Bukan Karena Demo RUU KUHP dan UU KPK

Paripurna Perdana, Wabup Harap DPRD Gowa yang Baru Lakukan ini

"Ini merupakan turnamen perta kalinya di Kota Parepare yang diselenggarakan pada malam hari," kata Taufan.

"Saya juga ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan turnamen ini," ujarnya.

Setelah usai pembukaan Turnamen Sepak Bola Wali Kota Cup, dilanjutkan pertandingan laga pertama, antara Beringin Fc melawan Kessi Pute Fc.

Polisi Salat Magrib di Tengah Jalan

Meski tengah melaksanakan tugas, puluhan personel Kepolisian yang mengawal aksi unjuk rasa tidak lupa dengan menunaikan kewajibanya sebagai seorang ummat muslim.

Di tengah ribuan mahasiswa, mereka tetap menyempatkan waktunya untuk salat magrib secara berjamaah, meskipun dilakukan di badan jalan.

Salat berjamaah dilakukan tepatnya di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Selatan Jl Urip Sumoharjo, Makassar.

Sekedar diketahui ada ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Makassar turun kejalan. Mereka berunjuk rasa dengan beberapa tuntutan.

Salah satu tuntutanya menolak pengesahan RUKUHP dan undang undang Komisi Pemberantasan Korupsi. 

Meski tengah melaksanakan tugas, puluhan personel Kepolisian yang mengawal aksi unjuk rasa tidak lupa dengan menunaikan kewajibanya sebagai seorang ummat muslim.
Meski tengah melaksanakan tugas, puluhan personel Kepolisian yang mengawal aksi unjuk rasa tidak lupa dengan menunaikan kewajibanya sebagai seorang ummat muslim. (hasan/tribun-timur.com)

Murkanya Elza Syarie saat Tahu Poppy Kelly Minta Maaf ke Nikita Mirzani Tapi Tak Diterima

FOTO: Athirah Islamic School Gelar Best Employee Award 2019

FOTO: Maxi Talk 2019 Hadirkan Ketua Komunitas Bosowa Runner

Jalan AP Pettarani

Penolakan pengesahan RUKUHP dan Revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kian memanas.

Situasi Makassar kembali tegang, hingga Polisi berhadap hadapan dengan warga.

Dari pantauan Tribun sekitar pukul 19.00 wita malam, puluhan Polisi dari beberapa satuan yang dilengkapi dengan tamen berhadapan dengan pendemo di sekitar jalan AP Pettaran.

Tepatnya di pintu masuk jalan Abu Bakar Lambong

Warga terus melakukan pelemparan batu kehadapan petugas Kepolisian.

Tak hanya batu, warga yang bersembunyi dibalik pemukiman warga sesekali melepaskan busur.

Sementara petugas, membalas perlawanan warga dengan tembakan gas air mata.

Aksi demonstrasi di Makassar berunjuk bentrok, Jumat (27/9/2019) Malam.
Aksi demonstrasi di Makassar berunjuk bentrok, Jumat (27/9/2019) Malam. (alfian/tribun-timur.com)

Bentrokan terjadi berawal adanya aksi unjuk rasa mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Makassar.

Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus turun ke jalan dan berkumpul dibeberapa titik. Mulai dari depan gedung DPRD Sulsel hingga Flyover Jl AP Pettarani.

Awalnya aksi mahasiswa menuntut menolak pengesahan RUKHUP dan revisi undang undang Komisi Pemberantasan Korupsi, berjalan lancar.

Murkanya Elza Syarie saat Tahu Poppy Kelly Minta Maaf ke Nikita Mirzani Tapi Tak Diterima

FOTO: Athirah Islamic School Gelar Best Employee Award 2019

FOTO: Maxi Talk 2019 Hadirkan Ketua Komunitas Bosowa Runner

Namun sekitar pukul 17.30 wita tiba tiba ada kericuhan dari arah Jl AP Pettarani, tepatnya sekitar Flyover Makassar. Belum diketahui penyebab kericuhan tersebut.

Tapi sekitar pukul 19.00 wita, kericuhan tersebut tidak lagi melibatkan mahasiswa. Kericuhan melibatkan warga dengan petugas keamanan.

Hingga pukul 21.00 wita polisi dan warga masih terus berhadap hadapan.

Ratusan Polisi dari Brimob dan Sabhara sempat kewalahan.

Karena posisi massa bersembunyi di dalam pemukiman warga.

Warga tidak hanya melempar batu, tetapi menggunakan busur. (*)

Laporan wartawan TribunParepare.com, Darullah, @uull_darullah.

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved