INNALILLAH, Seorang Mahasiswa di Kendari Tewas Diduga Kena Tembakan Saat Demo Tolak RKUHP
INNALILLAH, Seorang Mahasiswa di Kendari Tewas Diduga Kena Tembakan Saat Demo Tolak RKUHP
"Karena saya juga sudah memerintahkan untuk tidak ada. Termasuk peluru tajam, peluru karet juga tidak," tegas Tito Karnavian.
"Sehingga, diduga hasil pemeriksaan sementara, kemungkinan besar kekurang oksigen karena saat itu padat sekali masyarakat atau mungkin ada gangguan lain, fisiknya di dalam tubuhnya," bebernya.
Sebelumnya, Tito Karnavian mengatakan unjuk rasa berujung ricuh di depan Gedung DPR yang terjadi beberapa hari terakhir, mirip kerusuhan 21-22 Mei 2019.
"Ini mirip dengan pola kerusuhan 21-23 Mei, dimulai sore hari dan berlangsung sampai malam hari."
"Dan ini kita lihat cukup sistematis, artinya ada pihak-pihak yang mengatur ini," ujarnya saat konferensi pers di Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2019).
Ia menilai ada perubahan dalam unjuk rasa dua hari terakhir yang dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar.
Menurutnya, unjuk rasa awalnya berlangsung dengan carra-cara damai, namun kemudian berubah menjadi anarkis.
"Dalam dua hari terakhir ini berganti anarkis, ditandai dengan adanya perusakan, pembakaran, penutupan jalan, penganiayaan terhadap petugas."
"Lempar batu, flare, roket mercon, molotov yang juga diamankan di Polda Metro Jaya," tuturnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengatakan, ada indikasi kelompok tertentu berusaha memanfaatkan aksi unjuk rasa tersebut.
Tito Karnavian menilai para oknum tersebut tak menyuarakan suaranya terkait penolakan terhadap sejumlah RUU, namun justru bermuatan politis.
"Kita melihat ada perubahan dua hari ini, dari cara damai jadi anarkis."
"Ada indikasi kelompok yang lakukan aksi-aksi ini, yang murni awalnya dari teman-teman mahasiswa, kemudian ada pihak yang memanfaatkan untuk agenda lain."
"Bukan agenda RUU ini, tapi agenda politis," tegasnya.
(tribun-timur.com)