Potret Kekeringan di Utara Makassar, Emak-emak Jemput Anak Sekolah Bawa Jeriken Air
Tiap harinya, mahasiswi Unismuh Makassar ini menempuh perjalanan sekitar 1-2 kilometer untuk memperoleh air bersih.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kemarau panjang berdampak krisis air bersih masih melanda pemukiman warga utara Kota Makassar. Kususnya di pesisir utara Kecamatan Tallo dan Ujung Tanah.
Seperti yang dialami Jumriani (20). Warga Jl Sabutung III, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar.
Tiap harinya, mahasiswi Unismuh Makassar ini menempuh perjalanan sekitar 1-2 kilometer untuk memperoleh air bersih.
Ia (Jumriani) menggunakan sepeda motor matic untuk membonceng dua jerigen berukurang 20 liter ke Jl Barukang III.
Sambil mengenakan kaos tangan, masker penutup wajah, mahasiswa jurusan Akuntansi ini terlihat tampa canggung mengankut air. Dimana aktifitas mengangkat air itu lazimnya dilakukan pria.
"Tiap hari saya begini kak, sudah dua bulan saya bolak-balik ambi air begini, karena air (PDAM) di rumah tidak mengalir," kata Jumriani saat ditemui di tempat penjualan air yang berlokasi di Jl Barukang III, Makassar, Senin (23/9/2019) siang.
Selain di siang hari, Jumriani mengaku juga kerap mengangkut air pada malam hari. Tergantung dari waktu luang dan stok air yang menipis.
"Kalau siang biasanya jam-jam 10 sampai jam 12 siang, karena kebetulan ini hari saya libur juga. Tapi kalau kuoiah biasanya pulang kampus saya antri air dari jam 9 sampai jam 11 malam," ujarnya.
Jumriani mengaku, dalam sehari ia biasanya lima kali bolak-balik dari Jl Sabutung III ke Jl Barukang III untuk memperoleh 10 jerigen air bersih.
Itu dilakukan untuk menutupi kebutuhan air bersih keluarganya yang biasanya menghabiskan 40 jerigen air dalam sehari.
"Kalau saya biasanya hanya 10 jerigen, kalau bapakku yang ambil biasanya dia sampai 30 jerigen. Karena kita itu biasanya 40 jerigen habis dalam sehari," paparnya.
Selain harus meluangkan waktu dan tenaga, Jumriani dan ayahnya juga harus merogoh kocek Rp 40 ribu per hari. Sesuai dengan harga air yang dijual warga Jl Barukang III Makassar yang dijual seharga Rp 1000 per jerigen.
Hal senada diungkapkan Tahir (19). Warga Jl Galangan Kapal, Kecamatan Tallo, Makassar ini juga tiap harinya mengonceng dua jirigen air dari Jl Barukang III Makassar atau sekitar dua kilometer dari rumahnya.
Hal itu terpaksa dilakukan lantara air PDAM yang mengaliri rumahnya tidak mengalir lancar tiga bulan terakhir.
"Biasa (air PDAM) mengalir, biasa juga tidak. Tapi lebih sering tidak mengalirnya tiga bulan terakhir," ujar Tahir.