Nurdin Abdullah Ajak IBI Sama-sama Berantas Stunting di Sulsel
Senada dengan itu, Suriyani mengatakan profesi bidan memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah resmi membuka Musyawarah Daerah VII Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Sulawesi Selatan di Lotus Balroom, Four Points by Sheraton Jl Andi Djemma no 130, Kota Makassar, Sabtu (21/9/2019).
Pembukaan Musda ditandai dengan pemukulan gong oleh Nurdin Abdullah yang didampingi Ketua Pengurus Daerah IBI Provinsi Sulsel H Suriyani, perwakilan pengurus pusat IBI Heru Herdiawati, Perwakilan Bkkbn Provinsi Sulsel Wardihang dan Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Dr dr Bahctiar Baso.
Musda ketujuh ini rangkaikan dengan HUT Ke-68 IBI.
Gubernur dalam sambutannya mengajak pengurus daerah mengawal kualitas pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan untuk ibu hamil.
Ia juga mengharapkan IBI mengawal Pemprov dengan cara bermitra program kerja di bidang pelayanan kesehatan.
"Kita hadir merupakan komitmen sebagai mitra strategis pemerintah dalam rangka meningkatkan pelayanan dalam bidang kebidanan dan kesehatan di provinsi Sulawesi-Selatan," katanya.
Ia juga berharap terobosan-terobosan baru lahir di bidang pelayanan kesehatan yang didukung oleh pemerintah.
Nurdin mengatakan tantangan yang ada dan perlu dukungan dunia kesehatan dan kebidanan adalah soal angka kematian ibu melahirkan. Demikian juga bayi yang lahir bagaimana gizinya bisa terpenuhi dengan baik.
Ia pun menyinggung soal stunting atau gizi buruk menjadi isu nasional termasuk di Sulsel.
Menurutnya, Sulsel seharusnya memiliki angka stunting harus rendah, pasalnya di daerah yang dipimpinnya masuk sebagai salah satu penyangga pangan nasional.
"Harusnya stunting itu terendah. Tetapi tidak ada kata terlambat. Mari kita sama-sama membenahi stunting," ujarnya.
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah stunting, kata Nurdin.
Seperti dapat dilakukan di 1.000 hari pertama kelahiran. Nurdin menyebutkan contoh sukses negara maju, seperti Jepang.
Ia juga menceritakan pengalamannnya enam tahun di Jepang saat menempuh pendidikan dan memiliki anak.
Pada saat istrinya dinyatakan hamil saat itu pula pemerintah hadir.
“Saat itu pemerintah jepang memberikan kartu kesehatan dengan fasilitas susu gratis dan layanan kesehatan,”.
"Setiap minggu kita, para suami datang kantor kecamatan untuk mendapatkan susu, demikian juga pada saat mau lahir pemerintah juga hadir. Saya kebetulan mahasiswa," ungkapnya.
Upaya menciptakan sumber daya unggul ini termasuk setelah melahirkan melalui pendidikan dan pemenuhan gizi baik. Termasuk di PAUD dan tempat penitipan anak.
Untuk mencapai hal itu maka diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan stake holder yang lain. Termasuk dengan paguyuban atau organisasi profesi seperti IBI.
Senada dengan itu, Suriyani mengatakan profesi bidan memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik.
“Mari sama-sama kita tumbuh dan kembangkan IBI menjadi organisasi yang bermartabat dan memberikan terbaik untuk masyarakat,” jelasnya.
Beberapa acara turut meramaiakn HUT ke 68 IBI, diantaranya tari tradisional, pemotongan tumpeng, parade vandel 24 cabang IBI Kabupaten dan Kota seSulsel serta seminar ilmiah.
Kemudian, keesokan harinya, Minggu (22/9/2019) akan dilanjutkan dengan Musyawarah Daerah (Musda) ketujuh IBI masa bakti 2018-2023.