Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Buku Thiking Before Judging Hadir, Berangkat dari Keresahan Kabar Hoax

Meskipun cukup mendapat apresiasi, buku ini pun tidak lepas dari kritik dan saran.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
handover
Penulis Muh Taufiq Al Hidayah (tengah) meluncurkan bukunya Thinking before Judging di Kedai Malunra, Jl. Mesjid Raya No. 86b Kabupaten Gowa, Sulsel, Jumat (13/9/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Muh Taufiq Al Hidayah meluncurkan buku karya pertamanya yang berjudul Thinking before Judging.

Buku ini diluncurkan dalam acara Launcing & Bedah Buku Thinking before Judging di Kedai Malunra, Jl Mesjid Raya No. 86b Kabupaten Gowa, Sulsel, Jumat (13/9/2019).

Taufiq menuliskan buku ini berangkat dari banyaknya berita hoax di media sosial yang membuat beberapa orang saling bermusuhan, melahirkan caci maki, dan tidak sedikit menimbulkan permusuhan.

Dalam peluncuran tersebut menghadirkan tiga pembedah yang mewakili berbagai kalangan, seperti akademisi dosen studi agama-agama UIN Alauddin Makassar Syamsul Arif Ghalib, Arif Balla esais mewakili milenial, dan penggiat literasi Sulawesi Selatan Reski Indah Sari.

Serta dimoderatori oleh Nurjannah Azzahra penulis buku memiliki kehilangan.

Bedah buku dibuka dengan pembedah pertama, Syamsul Arif Ghalib yang menurutnya setiap karya atau buku yang terbit harus diapresiasi sebab butuh proses panjang untuk menjadikan tulisan-tulisan menjadi sebuah buku.

“Untuk menjadi sebuah buku, itu tidaklah mudah. Butuh proses yang amat panjang untuk menjadikan sebuah tulisan-tulisan itu menjadi sebuah buku, inilah yang harus kita apresiasi,” katanya dalam rilis yang diterima Tribun Timur, Sabtu (14/9/2019).

Sedangkan Reski Indah Sari mengatakan buku (red; Thinking before Judging) ini patut dibaca oleh semua kalangan. Pasalnya buku ini menyajikan masalah-masalah yang sangat dekat dengan realitas saat ini seperti masalah keluarga.

“Buku ini menyajikan masalah yang dekat dengan kita seperti masalah keluarga, saya cukup mengapresiasi sebab ada tulisan yang menyinggung peran ayah yang kurang dalam mengasuh anak, terus bagaimana dalam setiap khutbah misalnya disisipi masalah parenting. Ini juga yang unik, tidak pernah terpikirkan oleh saya adalah yatim sebelum waktunya, realitanya sekarang banyak anak-anak kita yang mengalaminya,” jelasnya.

Arif Balla mengungkapkan bahwa buku ini secara garis besar terbagi menjadi hal, yakni Islam, literasi, dan hoax,.

Ia juga mengatakan buku ini seakan menampar kita bahwa perpikir dulu kemudian bertindak jangan sebaliknya.

“Saya dapat menarik tiga hal dari buku ini, Islam, literasi dan hoax, yang sama kita ketahui bahwa ketiganya senapas, saling bertautan. Buku ini adalah tamparan untuk kita yang sering judging sembarangan tanpa thinking” ujarnya.

Meskipun cukup mendapat apresiasi, buku ini pun tidak lepas dari kritik dan saran.

Syamsul misalnya mengkiritik kesalahan penulisan (Typo) dalam buku dan sangat menganggu.

“Hal yang kemudian harus diperhatikan dalam buku ini adalah Typonya, meski saya hanya menemukan satu kesalahannya. Namun menurut saya harus jadi perhatian sebab typo itu sangat menganggu” kantanya.

Acara ini ditutup dengan launcing dan pemberian souvenir dari sponsor kaos kareba Makassar.

Thinking before Judging bisa didapatkan dibeberapa kedai buku di Kota Makassar.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved