Hari Radio 2019, Direktur Program Swara Panrita Lopi Bulukumba Harap Radio Tetap Eksis
Hal tersebut menjadi salah satu harapan Bang Iful, sapaannya, di hari Radio Nasional 2019, yang jatuh pada Rabu (11/9/2019) kemarin.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Direktur Program Swara Panrita Lopi Bulukumba Saiful Alief Subarkah, berharap radio tetap eksis ditengah berkembangnya dunia digital.
Hal tersebut menjadi salah satu harapan Bang Iful, sapaannya, di hari Radio Nasional 2019, yang jatuh pada Rabu (11/9/2019) kemarin.
VIDEO: Doa Bersama TK Kartika Parepare untuk BJ Habibie
Jelang Pilwali, Kesehatan dan Honor Petugas Adhoc Jadi Perhatian KPU Makassar
Monumen Cinta Sejati Habibie-Ainun Landmark Kota Parepare, Kota Kelahiran BJ Habibie
Di Bulukumba, Imam Besar Masjid New York Shamsi Ali Pimpin Doa untuk BJ Habibie
Di Monumen Cinta Habibie-Ainun, Murid TK Kartika Parepare Gelar Doa Bersama untuk BJ Habibie
"Radio saat ini tengah menghadapi tantangan apa yang disebut sebagai 'tantangan kreatifitas'," kata Bang Iful, Kamis (12/9/2019).
Menurutnya, radio saat ini tidak lagi lebih dari sekedar media penyampai informasi dan hiburan saja.
Dari sisi ekonomi, radio saat ini sebenarnya sangat menjanjikan sebagai lahan industri penyiaran.
Artinya tantangan radio sekarang ini, secara regulasi harus bisa dibawa lebih terbuka untuk mengikuti perkembangan yang ada.
"Karena kalau tidak, radio akan keasyikan sama dirinya sendiri dan tidak maju-maju," katanya.
Meski demikian, Bang Iful, mengaku tetap optimis. Baginya, keadaan radio saat ini bukanlah hal yang perlu di khawatirkan.
Yang harus dipikirkan, kata dia, yakni bagaimana cara menyikapinya agar dapat terus bertahan di era digitalisasi media ini.
"Eksistensi radio tidak lagi di lihat dari seberapa banyak orang mendengarkan radio, tantangan kreatifitas yang di maksud, salah satunya adalah dengan memanfaatkan “media sosial”, misalnya," jelas Bang Iful.

"Mungkin ada masyarakat yang tadinya tidak bisa dengar radio secara manual atau melalui frekuensi modulation, nah sekarang jadi dengar melalui smartphone karena dia aktif di media sosial seperti facebook dan aplikasi lainnya," jelasnya menambahkan.
Radio sekarang juga harus memperkuat sumber daya manusianya, karena penyiar radio adalah profesi yang menuntut sebuah keahlian dan profesionalitas yang tinggi.
Selain itu, harus memiliki keinginan kuat bagi para pelaku industri radio, untuk membangun infrastruktur teknologi digital agar masyarakat dapat mengakses siaran radio melalui internet alias audio streamingz
Pria yang telah menggeluti industri penyiaran sejak tahun 1999 ini, para pelaku industri radio yang tergabung dalam Asosiasi Pegiat Radio Siaran di Kabupaten Bulukumba tengah bersama-sama mengampanyekan “Ayo Dengar Radio”.
“kalau dipersentasekan di era teknologi informasi, 38 persen orang Indonesia mendapatkan informasi dan hiburan dari radio dan 62 persen orang Indonesia mendapatkan informasi dari nonton televisi, koran dan akses internet," pungkas Bang Iful. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi, IG: @arisandifirki
Langganan berita pilihan
tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: