Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

SMK YPPP Wonomulyo Salat Dhuha Berjamaah di Hari Asyura

Hari Asyura ini merupakan hari penciptaan alam hingga makhluk Allah yang mulia. Hari Asyura juga bertepatan meninggalnya cucu Rasulullah

Penulis: edyatma jawi | Editor: Imam Wahyudi
edy jawi/tribunpolman.com
Salat Dhuha bersama memperingati Hari Asyura di SMK YPPP Wonomulyo, Selasa (10/9/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAJENE - Hari Asyura, 10 Muharram merupakan momentum penting bagi umat Islam di seluruh dunia.

Hari Asyura ini merupakan hari penciptaan alam hingga makhluk Allah yang mulia. Hari Asyura juga bertepatan meninggalnya cucu Rasulullah, Husain Bin Ali.

Baca: Ingin Diselipkan di Pesta Pernikahan, Camat Wonomulyo Tolak Kontes Waria

Baca: 7 Peristiwa Besar Dibalik Anjuran Puasa Asyura 10 Muharram, Tobat Nabi Adam hingga Kisah Nabi Musa

Baca: Heboh, Buaya Muncul di Sungai Maloso Polman

Berbagai macam cara dilakukan umat Islam untuk memperingati Hari Asyura 10 Muharram.

Begitupun di SMK Yayasan Pendiri Pembina Pendidikan (YPPP) Wonomulyo, Polewali Mandar (Polman).

SMK YPPP Wonomulyo memiliki cara berbeda untuk memperingati Hari Asyura. Mereka menggelar Salat Dhuha berjamaah di halaman sekolah, Selasa (10/9/2019).

Ibu-ibu padati Pasar Sentral Lakessi peringati hari Asyura, 10 Muharram, Selasa (10/9/2019).
Ibu-ibu padati Pasar Sentral Lakessi peringati hari Asyura, 10 Muharram, Selasa (10/9/2019). (darullah / tribun timur)

Kepala SMK YPPP Wonomulyo, Muhammad Thalib mengatakan, Salat Duha itu melibatkan seluruh siswa. Kemudian dilanjutkan zikir bersama.

"Ini dalam rangka pembentukan karakter siswa," jelas Muhammad Thalib.

Ia berharap, siswa SMK YPPP Wonomulyo dapat merubah prilakunya. Meninggalkan perbuatan negatif dan melakukan hal bermanfaat.

"Supaya mereka juga bisa mengantisipasi pergaulan bebas, dan melakukan hal positif," ujar Thalib.

Ia menambahkan, pembinaan karakter di SMK YPPP Wonomulyo juga dilakukan melalui berbagai kegiatan kerohanian. Seperti zikir bersama tiap Jumat dan berbagai program kegiatan siswa lainnya.

"Setiap hari Jumat itu ada zikir bersama antar perwakilan kelas. Kita juga memanggil ustadz untuk ceramah," pungkasnya.

7 Peristiwa Besar Dibalik Anjuran Puasa Asyura 10 Muharram, Tobat Nabi Adam hingga Kisah Nabi Musa

7 Peristiwa Besar Dibalik Anjuran Puasa Sunnah Asyura 10 Muharram, Tobatnya Nabi Adam hingga Lolosnya Nabi Musa dari Pasukan Firaun

TRIBUN-TIMUR.COM - Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang istimewa selain bulan Ramadhan.

Banyak amalan sunnah yang dapat dilakukan, diantaranya yakni puasa sunnah.

Puasa Asyura, amalan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk dikerjakan umat Islam pada setiap tanggal 10 Muharram Tahun Baru Islam.

10 Muharram 1441 H jatuh pada hari Selasa tanggal 10 September 2019.

Sehari sebelumnya pada tanggal 9 Muharram atau 9 September 2019, umat muslim dianjurkan mengerjakan amalan sunnah lainnya, yaitu puasa Tasu'a.

Dibalik amalan yang dianjurkan tersebut terdapat beberapa alasan disunnahkannya amalan untuk umat muslim ini, yaitu puasa 9 Muharram (Puasa Tasu'a) dan 10 Muharram (Puasa Asyura).

Baca: Sambut 10 Muharram, Warga Jeneponto Gelar Pawai Obor Keliling Kota

Baca: Niat Puasa Asyura 10 Muharram/ 10 September 2019, Lengkap Bacaan Buka Puasa, Simak Keutamaan

Baca: Ini Sejarah Puasa Asyura, Puasa yang Dianjurkan Tiap Tanggal 10 Muharram

Dikutip Grid.ID dari nu.or.id, berikut alasan umat muslim disunnahkan untuk mengamalkan puasa di bulan Muharram:

1. Hari Nabi Adam bertobat kepada Allah SWT

Nabi Adam diceritakan membuat dosa pertama umat manusia karena memakan buah khuldi.

Pada tanggal 10 Muharram, usaha Nabi Adam untuk bertobat diterima dan diampuni oleh Allah SWT.

2. Hari Kapal Nabi Nuh Berlabuh dengan Selamat

Nabi Nuh di sejarah umat Islam, diceritakan membuat bahtera untuk mengantisipasi banjir besar.

Banjir besar ini diceritakan sebagai azab atau hukuman dari Allah SWT untuk kaum Nabi Nuh yang durhaka.

Ucapan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H
Ucapan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H (timesofindia.indiatimes.com)

Setelah berlayar menghadapi air bah, Nabi Nuh berhasil melabuhkan bahteranya pada 10 Muharram.

3. Api Dingin yang Membakar Nabi Ibrahim

Dikisahkan Nabi Ibrahim dibakar oleh Namrud.

Pada tanggal yang sama, 10 Muharram, terjadi mukjizat Nabi Ibrahim.

Mukjizatnya adalah api yang membakar Nabi Ibrahim menjadi dingin, melawan sifat natural api yang panas.

4. Nabi Yusuf Bebas dari Penjara

Nabi Yusuf dalam kisahnya dipenjara karena difitnah oleh seseorang.

Nabi Yunus difitnah membuat perbuatan tercela kepada Zulaikha.

Baca: Sambut 1 Muharram, Madrasah DDI Gal-Bar Gelar Karnaval dan Bagi-bagi Songkolo

Baca: Apa Merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram Hukumnya Bidah? ini Penjelasan Ustadz Abdul Somad (UAS)

Baca: Sambut 1 Muharram 1441 H, Masyarakat Pawai Keliling Kota Sengkang Sambil Salawat

Pada 10 Muharram, Nabi Yusuf mampu membuktikan kebenarannya dan bebas dari penjara.

5. Nabi Yunus Keluar dari Paus

Dikisahkan Nabi Yunus yang menyerah dalam mengajak kaumnya ke jalan yang benar.

Nabi Yunus yang kemudian berkelana di lautan, harus ditelan oleh seekor ikan Paus.

Setelah berada 40 hari di perut ikan paus, tepat pada tanggal 10 Muharram, Nabi Yunus berhasil keluar dari perut sang ikan.

6. Nabi Ayyub Sembuh dari Penyakitnya

Nabi Ayyub yang dikisahkan seorang kaya raya dan dermawan, ditimpa cobaan dengan sebuah penyakit.

Sepanjang sakitnya, semua yang dimilikinya menjauh, mulai dari kekayaan, keluarga, dan kaumnya sendiri.

Pada 10 Muharram, penyakit Nabi Ayyub diangkat dan disembuhkan oleh Allah SWT.

7. Nabi Musa lolos dari Pasukan Fir'aun

Nabi Musa pada 10 Muharram berhasil meloloskan diri bersama kaumnya Bani Israil dari kejaran pasukan Fir'aun.

Nabi Musa berhasil lolos akibat Laut Merah yang terbelah.

Baca: Larangan di Bulan Muharram & Bulan Suro Berikut Amalan yang Dianjurkan, Puasa Muharram Lengkap Niat

Baca: Peringatan 1 Muharram 2019 atau 1441 H, Ini Amalan Disunahkan Termasuk Puasa Asyura dan Tasua

Baca: 1 Muharram Sering Disebut Satu Suro, Ini Artinya, Tradisi, dan Kisah Mistis, Sering Dianggap Keramat

Ketika Nabi Musa berhasil melintas, kedua sisi lautan yang sebelumnya terbelah, langsung menenggelamkan pasukan Fir'aun.

Lolosnya Musa dari pasukan Fir'aun juga mengilhami masyarakat yahudi di Madina melaksanakan puasa Asyura.

Rasullulah yang menyaksikannya, menyuruh para sahabat untuk ikut berpuasa Asyura bersamanya.

Demikian 7 kisah dan peristiwa pentingg dibalik anjuran sunnah puasa pada bulan 
Muharram. Semoga bermanfaat.

Baca: Ini Hukumnya Merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)

Baca: Tiga Amalan Dahsyat di Bulan Muharram, Salah Satunya Puasa Asyura, Puasa Sehari Hapus Dosa Setahun

Baca: Sambut 10 Muharram, Warga Jeneponto Gelar Pawai Obor Keliling Kota

Ini sejarah puasa Asyura, puasa yang dianjurkan tiap tanggal 10 Muharram

Shaum atau puasa Asyura adalah shaum yang dilaksanakan tiap tanggal 10  di bulan Muharram dalam hitungan tahun Hijriyah.

Kenapa ada shaum yang dilaksanakan di tanggal tersebut? Begini sejarahnya seperti dikutip dakwah.id:

Pada masa jahiliyah, orang-orang Quraisy memiliki kebiasaan shaum di tanggal 10 tiap bulan Muharram.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun juga melaksanakan shaum itu saat masih berada di Mekkah.

Pengurus  Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Wotu, melaksanakan pawai tahun baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah, Minggu (1/9/2019).
Pengurus Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Wotu, melaksanakan pawai tahun baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah, Minggu (1/9/2019). (Ivan Ismar/Tribun Timur)

Hal ini pernah diceritakan oleh Istri beliau, Aisyah radhiyallahu ‘anha. Beliau berkata,

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

“Di zaman jahiliyah dahulu, orang Quraisy biasa melakukan shaum ’Asyura. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam juga melakukan shaum tersebut. Saat tiba di Madinah, beliau melakukan shaum tersebut dan memerintahkan yang lain untuk melakukannya. Namun tatkala puasa Ramadhan diwajibkan, beliau meninggalkan shaum ’Asyura. Lalu beliau bersabda, ‘Barangsiapa yang mau, silakan shaum. Barangsiapa yang mau, silakan meninggalkannya (tidak shaum).’” (HR. Bukhari no. 2002 dan Muslim no. 1125)

Shaum Asyura yang diamalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat di Mekkah, hanya untuk beliau sendiri.

Beliau tidak pernah sekalipun memerintahkan kepada para sahabatnya untuk mengamalkan shaum tersebut.

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah, saat di Madinah beliau melihat orang yahudi juga melakukan shaum itu.

Bahkan, mereka juga menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai hari raya istimewa. Orang Yahudi sangat memuliakan hari itu.

Mereka berargumen, bahwa hari 10 Muharram adalah hari di mana Allah ‘Azza wa Jalla menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya.

Pada hari itu pula, Allah ‘Azza wa Jalla menenggelamkan Fir’aun beserta bala tentaranya.

Baca: Sambut Tahun Baru Islam 1441 H, Ponpes Ash-Shalihin Gowa Gelar Pawai Muharram

Baca: Larangan di Bulan Muharram & Bulan Suro Berikut Amalan yang Dianjurkan, Puasa Muharram Lengkap Niat

Baca: Hukum Doa Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H dan Niat Puasa Asyura, Jangan Lewatkan

Kisah ini tercantum dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Beliau berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِى تَصُومُونَهُ». فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ». فَصَامَهُ رَسُولُ اللَّهِ-صلى الله عليه وسلم-وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

“Ketika tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendapati orang-orang Yahudi melakukan puasa ’Asyura. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bertanya, “Hari yang kalian bepuasa ini adalah hari apa?”

Orang-orang Yahudi tersebut menjawab,

“Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari di mana Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula Fir’aun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikuti beliau berpuasa pada hari ini”.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda, “Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian.” Lalu setelah itu Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk shaum.” (HR. Muslim no. 1130).

Baca: Lafaz Niat Puasa Sunah Bulan Muharram Puasa Assyura dan Puasa Tasua Berikut Keutamaannya

Baca: Peringati 1 Muharram, Hipmus Toraja Utara Serahkan Donasi Pembangunan Masjid

Baca: Sambut 1 Muharram, Madrasah DDI Gal-Bar Gelar Karnaval dan Bagi-bagi Songkolo

Imam an-Nawawi rahimahullah menguatkan dengan penjelasannya,

“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam biasa melakukan puasa ’Asyura di Makkah sebagaimana dilakukan pula oleh orang-orang Quraisy. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam tiba di Madinah dan menemukan orang Yahudi melakukan puasa ‘Asyura, lalu beliau shallallahu ’alaihi wa sallam pun juga tetap melakukannya.” (Al-Minhaj Syarh Muslim, 8/11).

Bukan Mengikuti Adat Jahiliyah

Terkait dengan shaum Asyura yang diamalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau mengamalkan shaum tersebut berdasarkan oleh wahyu, bukan mengikuti adat orang-orang jahiliyah sebelumnya.

Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan,

“Namun beliau melakukan puasa ini berdasarkan wahyu, berita mutawatir (dari jalur yang sangat banyak), atau dari ijtihad beliau, dan bukan semata-mata berita salah seorang dari mereka (orang Yahudi).” (Al-Minhaj Syarh Muslim, 8/11).(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved