Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Orangtua Murid Pukul Guru SD Pabangiang Gowa, Anggota DPRD: Anaknya Jangan Dikeluarkan dari Sekolah

Ketua Komisi IV, Asriadi Arasy menilai orang tua siswa semestinya tidak boleh mengedepankan emosi dalam menyikapi sesuatu.

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi
ari maryadi/tribungowa.com
Ketua Komisi IV DPRD Gowa, Asriadi Arasy 

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gowa menyayangkan insiden pemukulan terhadap guru SD Negeri Pa'bangngiang.

Ketua Komisi IV, Asriadi Arasy menilai orang tua siswa semestinya tidak boleh mengedepankan emosi dalam menyikapi sesuatu.

Terlebih lagi bila persoalan tersebut berada dalam lingkungan sekolah.

Baca: Siapa Penganiaya Guru di SD Pabangiang Kabupaten Gowa?

Baca: Kronologi Aksi Pemukulan Terhadap Guru SD Pabangngiang Gowa

Baca: Viral Video Guru Dianiaya Orangtua Murid di Gowa, Netizen: Ibu Gurunya Sabar, Mantap Bu

"Ini pembelajaran buat orang tua siswa untuk tidak mengedepankan emosi jika ada kejadian seperti ini di sekolah," katanya kepada Tribun Timur, Kamis (5/9/2019).

Asriadi yang membidangi soal pendidikan dan kesehatan ini menilai, orang tua semestinya mempercayakan kepada guru untuk persoalan yang melibatkan murid.

Ketidakpercayaan terhadap guru tersebut berimbas pada aksi pengeroyokan terhadap guru SD Negeri Pa'bangngiang Gowa, Astia (40).

"Ke depan mestinya orang tua siswa mempercayakan (masalah siswa) ke sekolah, dalamm hal ini guru," bebernya.

Karena telah melukai seseorang, Asriadi sependapat bila kasus tersebut dibawa ke ranah hukum.

Orang tua siswa, serta kedua putrinya yang terlibat penganiayaan mesti diberi sanksi tegas sesuai aturan hukum.

"Orang tuanya biarlah berproses di ranah hukum," katanya.

Meski demikian, Asriadi selaku Ketua Komisi IV menegaskan anak pelaku yang merupakan siswa di sekolah tersebut harus tetap diberikan haknya mengenai pendidikan.

Menurutnya, aksi perkelahian yang melibatkan bocah 10 tahun masih dalam taraf penaklukan karena belum menginjak usia dewasa.

Siswa itu, katanya, tidak boleh dikeluarkan dari sekolah. Haknya memperoleh pendidikan tidak boleh direnggut.

"Anak tidak boleh dikeluarkan. Namanya juga anak-anak hari ini bertengkar, besok berteman mestinya orang tuanya tidak berlaku seperti itu," tandasnya.

Diketahui, salah seorang guru SD Negeri Pa'bangngiang Kabupaten Gowa, Astia (40), menjadi korban penganiayaan keluarga siswanya, Rabu (4/9/2019) kemarin.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Irman Yasin Limpo menjenguk Astiah, guru SD Negeri Pa'bangiang, Kabupaten Gowa, Kamis (5/9/2019).
Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Irman Yasin Limpo menjenguk Astiah, guru SD Negeri Pa'bangiang, Kabupaten Gowa, Kamis (5/9/2019). (Humas PGRI Sulsel)

Ironisnya, Astiah dianiaya di hadapan siswa-siswi SD Negeri Pa'bangngiang Gowa. Penyebabnya karena berjuang melindungi siswa lain dari amukan pelaku.

Pelaku yang tak terima atas hukuman lawan duel adiknya langsung naik pitam. Ia menerjang sang guru dengan cakaran tangan.

Guru yang menjadi korban penganiayaan langsung melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian Polres Gowa, Rabu (4/9/2019) kemarin.

Hanya dalam hitungan jam, dua pelaku kasus penganiayaan tersebut langsung ditangkap aparat kepolisian.

Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka dengan penerapan pasal 170 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

VIRAL Video Orangtua Murid Keroyok Guru SD Pabangiang Gowa Gara-gara Anak Berkelahi

TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Dunia pendidikan Kabupaten Gowa tercoreng.

Seorang guru di daerah berjuluk Butta (Tanah) Bersejarah ini menjadi korban pengeroyokan.

Baca: Gara-gara Postingan Facebook, Remaja Gowa Berurusan Polisi

Baca: Pemuda Asal Dataran Tinggi Desak Pemkab Gowa Adakan Mobil Pemadam

Baca: Ketua Dewan Hadat Tinggi Kerajaan Gowa Meninggal Dunia

Guru bernama Astiah itu, mengajar di SD Negeri Pa'bangiang, Jalan Andi Tonro, Kecamatan Somba Opu.

Pelakunya, ibu salah satu muridnya.

Penganiayaan terjadi di dalam kelas ketika aktivitas belajar mengajar sedang berlangsung, Rabu (4/9/2019).

Wajah Astiah usai dikeroyok orangtua murid
Wajah Astiah usai dikeroyok orangtua murid (ari maryadi/tribungowa.com)

Didukung sekolah, Astiah langsung melaporkan kekerasan yang dialaminya ke Polsek Somba Opu, Jl Poros Malino, Kabupaten Gowa.

"Mereka masuk kelas dan mengeroyok ketika sedang mengajar," kata Astiah di Mapolsek Somba Opu.

Dia mengungkapkan, jumlah pelaku lebih dari satu. Terdiri orangtua murid dan dua anaknya.

Baca: Ironis, Ibu Guru Dianiaya Satpam di Hari Ibu

Baca: Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Dorong Guru Agama Hafal 15 Juz Alquran

Baca: Aniaya Warga Palopo, Pemuda Luwu Ini Diciduk Polisi

Menurutnya, aksi kekerasan yang dialaminya dipicu kasus dua orang siswa berkelahi dalam kelas, Selasa (4/9/2019).

Sebagai guru, Astiah mengambil tindakan mendamaikan kedua siswa.

"Tapi orangtua salah satu siswa tidak terima. Padahal sudah didamaikan," katanya.

Hingga akhirnya Astiah didatangi lalu dipukul siang tadi.

Diduga, pelaku marah sama Astiah karena tidak terima lawan anaknya tidak dihukum.

Akibat pengeroyokan ini, Astiah mengalami luka di wajah.

Kepala SD Negeri Pa'bangiang, Nurjannah yang dikonfirmasi membenarkan hal itu.

Menurutnya, pihak sekolah menemani dan mendukung korban untuk melaporkan kasus ini dan membawanya ke ranah hukum.

"Kami bawa kasus ini ke ranah hukum. Siswa yang bersangkutan juga akan kami keluarkan dari sekolah," bebernya.

"Iya, sudah ada masuk laporannya. Sementara kita masih proses penyelidikan terkait kasus ini.," kata Kapolsek Somba Opu, Kompol Syafei.

"Untuk perkembangan selanjutnya nanti kita sampaikan," bebernya saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Gara-gara Postingan Facebook, Remaja Gowa Berurusan Polisi

Salah seorang pemuda Gowa, Haerul Rahim (19) terpaksa berurusan dengan arapat kepolisian Polres Gowa.

Warga Jalan Abd Mutalib Dg Narang Kecamatan Somba Opu ini diamankan polisi atas postingan yang diunggah dalam media sosial Facebook belum lama ini.

Haerul kedapatan menggunggah kata-kata bernada ujaran kebencian melalui akun Facebooknya, Kamis (29/8/2019) pekan lalu.

Jum, Pencuri Lintas Provinsi Ditangkap Polisi di Parepare

Sumber Ide, Inspirasi Aulia Kesuma Bunuh/Bakar Edi Chandra Purnama Sang Suami dan Dana Anak Tirinya

VIDEO: PDAM Makassar Berubah Bentuk, Ini Bedanya

"Iya benar. Pelaku kami amankan dan sedang dalam pemeriksaan," kata Kasubag Humas Polres Gowa AKP Mangatas Tambunan, Selasa (3/9/2019).

Postingan tersebut rupanya dipostingan usai Haerul ditilang petugas Satlantas Polres Gowa tak jauh dari rumahnya.

Haerul yang kedapatan berboncengan tiga rupanya naik pitam usai ditilang. Ia merasa geram karena rumahnya dekat dengan lokasi penilangan.

Postingan yang diposting dinilai bernada ujaran kebencian terhadap aparat kepolisian.

"Jadi pada pukul 11.19 Wita pelaku memposting ujaran kebencian dan pada pukul 12.30 Wita pelaku menghapus akun," beber Tambunan.

Perwira polisi tiga balok ini melanjutkan, pelaku berhasil diamankan dari rumahnya dalam waktu satu jam oleh Satuan Intel Polres Gowa.

Penangkapan itu berawal dari temuan Cyber Troops Polres Gowa yang melakukan patroli di Media Sosial.

Jum, Pencuri Lintas Provinsi Ditangkap Polisi di Parepare

Sumber Ide, Inspirasi Aulia Kesuma Bunuh/Bakar Edi Chandra Purnama Sang Suami dan Dana Anak Tirinya

VIDEO: PDAM Makassar Berubah Bentuk, Ini Bedanya

Tambunan melanjutkan, pelaku mengakui jika akun tersebut dikelola olehnya setelah dilakukan introgasi.

Pelaku sempat sempat menghapus postingan tersebut usai mendapat saran dari dua rekannya atas nama Ichal dan Iswan.

Polisi kini menyita ponsel Haerul sebagai barang bukti. Ponsel tersebut tidak pernah dipindahtangankan ke pihak lain dari tangan pelaku. Pola kata kandi pun hanya diketahui oleh Haerul.

Meski demikian, polisi belum menerapkan pasal terhadap pelaku.

Sejauh ini penyidik sedang melakukan pemeriksaan laboratorium forensik untuk memastikan keaslian postingan.

"Karena masih proses pemeriksaan sampai sekarang jadi terkait pasal apa yang menjerat belum dilakukan. Penyidik tuntaskan dulu semua," tandas Tambunan.

Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95

Langganan berita pilihan
tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Pilkada Gowa 2020, Darmawangsyah Muin Jaga Koalisi Tiga Partai

Politikus Partai Gerindra, Darmawangsyah Muin terus menjaga komunikasi dengan tiga partai politik jelang tahapan Pilkada Gowa 2020.

Koalisi tiga partai tersebut yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, serta PDI Perjuangan.

Baca: TRIBUNWIKI: Darmawangsyah Muin Punya Hubungan Keluarga Letjen Hertasning

Darmawangsyah mengaku belum membangun komunikasi dengan partai lainnya sebelum memastikan hasil survei respon masyarakat untuk rencana pencalonannya.

Untuk saat ini, katanya, hanya ketiga partai politik tersebut yang dijaga sebagai koalisi sementara.

Baca: Pilkada Gowa 2020, PAN Lirik Rahmansyah

"Saat ini tiga partai kita jaga. Yang penting sekarang memastikan hasil survei," katanya ketika dikonfirmasi Tribun, Selasa (3/9/2019).

Apabila dirinya maju, ketiga partai tersebut telah mencukupi untuk dijadikan kendaraan politik menuju Pilkada. Kalau pun tak maju, katanya, koalisi berpotensi tetap dilanjutkan.

Ketua OKK Gerindra Sulsel Darmawangsyah Muin.
Ketua OKK Gerindra Sulsel Darmawangsyah Muin. (ari maryadi/tribungowa.com)

"Kalau kita maju kan aman. Kalau tidak, komunikasi dengan partai tetap kita lakukan," tuturnya.

Sejauh ini, cucu Letnan Jenderal Hertasning ini masih ingin memastikan respon masyarakat sebelum menanggalkan kursinya sebagai legislator DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca: Ketua Dewan Hadat Tinggi Kerajaan Gowa Meninggal Dunia

Menurutnya, apabila masyarakat menginginkan calon pemimpin baru, dirinya akan ikut bertarung menantang bupati petahana Adnan Purichta Ichsan.

"Kalau hasil survei menginginkan kita maju, maka kita akan lakukan komunikasi politik lebih lanjut dengan parpol lainnya," bebernya.

Dalam pemilihan legislatif provinsi Sulawesi Selatan lalu, Darmawangsyah Muin mencatatkan namanya sebagai caleg peraih suara terbanyak dari seluruh dapil.

Baca: Derita Mulan Jameela Sudah Menang Gugat Gerindra Partai Prabowo, Batal Dilantik, 13 Artis Ini Lolos

Ayah tiga anak ini meraih 39.834 suara di daerah pemilihan (dapil) III. 37.364 suaranya diantaranya diperoleh dari Kabupaten Gowa.

"Relawan terus jalan di bawah memastikan animo masyarakat terhadap rencana pencalonan saya," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPD II Golkar Kabupaten Gowa, Hoist Bachtiar membenarkan komunikasi politik tersebut.

Menurutnya, komunikasi tersebut intens dilakukan karena sering bertemu dengan Darmawangsyah Muin di Kantor DPRD Sulsel, Kota Makassar.

"Iya. Kebetulan masih satu kantor," tandasnya.

Darmawangsyah Muin Penuhi Panggilan Bawaslu Gowa Terkait Paket Sembako

Darmawangsyah Muin hadir memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Gowa, Jumat (19/4/2019) sore.

Ketua Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Partai Gerindra Sulsel ini hadir untuk dimintai keterangan terkait temuan kupon dan paket sembako di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa, Jumat (5/4/2019) lalu.

Caleg Petahana DPRD Sulsel ini dimintai keterangan mulai pukul 14:15 hingga 16:15 Wita. Ia datang didampingi Ketua OKK Partai Gerindra Gowa, Muh Idris Rate.

"Ada 45 pertanyaan diberikan kepadanya dengan waktu hampir tiga jam," kata Komisioner Bawaslu Gowa, Juanto Avol kepada Tribun Timur, Jumat (19/4/2019) malam.

Dalam pemeriksaan ini, kata Juanto, dua penyidik Polres Gowa turut hadir menyaksikan.

Kupon dan paket sembako tersebut diketahui ditemukan di Jl Dirgantara, Kelurahan Mangangalli, Kecamatan Pallangga, Jumat (5/4/2019) lalu. Panwascam Pallangga ketika itu menemukan 119 kupon dan 11 paket sembako berisi gula pasir dan minyak goreng.

Kupon paket sembako tersebut bertuliskan slogan #GowaBerua DM. Isu yang berkembang DM merujuk ke nama Darmawangsyah Muin.

Darmawangsyah Muin yang dikonfirmasi mengatakan, dirinya hadir untuk memberikan klarifikasi terhadap paket sembako yang dialamatkan kepadanya.

Darmawangsyah menuturkan, paket sembako tersebut bukan pembagian olehnya, serta bukan pula dari utusannya. Ia mengaku tidak pernah memerintahkan pembagian sembako kepada siapapun.

"Sebagai warga negara yang baik, saya hadir memberikan klarifikasi kepada Bawaslu," kata Darmawangsyah kepada Tribun Timur.

"Yang pastinya sembako itu bukan dari saya. Saya tidak pernah memerintahkan pencetakan kupon DM, tidak pernah pula saya perintahkan pembagian sembako ke siapapun," sambung Darmawangsyah.

Darmawangsyah melanjutkan, dirinya menghormati langkah Bawaslu yang melakukan penyelidikan sesuai tupoksi kerjanya. Meski demikian, Darmawangsyah mengaku tetap meyakini tidak bersalah ataupun melakukan pelanggaran Pemilu.

Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved