OPINI
OPINI - Hak Angket dan The Squad
Heran juga, di Jakarta sekelas ‘dukun’ jam tangan pun tahu gerilya pengawasan dilakukan oleh anggota DPRD Sulsel melalui Hak Angket.
DPRD Sulsel
Diadang kritik dari Anggota Kongres atas sejumlah kebijakan yang dinilai menyimpang, Trump justru membalas dengan ciutan yang dinilai menebar rasisme dan xenophobia.
Sikap arogan itu sebaliknya membuat Kongres Amerika melakukan sidang darurat.
Tak dinyana, 240 wakil rakyat setuju untuk menyampaikan semacam ‘intervelasi’. Hanya 187 lainnya yang menolak.
Di antara yang setuju, ada empat anggota partai pendukungnya, menilai Trump melegitimasi kebencian.
Skor kemenangan 240 vs 187 suara anggota HOR, Kongres Amerika itu jadi penanda bekerjanya nurani wakil rakyatnya.
Persetujuan 60 orang, di antara 85 anggota DPRD Sulsel atas usulan Hak Angket, guna menunaikan fungsi pengawasan terhadap kebijakan Gubernur Sulsel, sama persis apa dilakukan The Squad.
Konon banyak kepentingan menunggangi, itu konsokuensi perhelatan politik. Itulah ekor jas, asal bukan menyembelih qurban kambing hitam. Si penebus kekeliruan.
“Pak, jam tangannya sudah bagus”. Tukang service jam tangan itu, menyadarkan saya dari buai lamunan nun jauh hingga ke negeri yang kini dipimpin pebisnis kasino itu. Oh ya, bayarannya berapa pak? Buka dompet cari uang pembayaran.
“Bapak kerja di mana?” Saya menjawab apa adanya. “Kerja di DPRD Sulsel. “Ohw, Bapak ikut mendukung Hak Angket itu juga ya?” Kujawab, iya. “Kalo gitu Bapak gak usah bayar!”. Kenapa? “Bonus Pak, nurani rakyat ada di Hak Angket”. Asyiiik...! (*)
Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Senin (02/09/2019)