Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BREAKING NEWS: Laka Lantas di Depan Mapolda Sulbar, Pengendara Motor Tewas Terlindas Truk

Pihak kepolisian dari Satlantas Polres Mamuju juga sudah berada di lokasi melakukan evakuasi korban.

Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
Firdaus Azis
Kecelakaan lalu lintas terjadi di Dusun Kalubibing, Kalurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Sulbar, Minggu (1/9/2019) malam. 

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Tempat Pelayanan Imigrasi (TPI) Kabupaten Mimika, Jesaja Samuel Enock, dalam jumpa pers di kantornya, Jl C Heatubun nomor 1 Timika, Mimika, Papua, menyebut, para WNA itu melanggar ketentuan keimigrasian dan tidak memiliki validitas visa bekerja di Indonesia.

“Mereka telah menjalani hukuman dan harus dideportasi. Mereka terbukti melakukan penambangan emas di wilayah Nabire, hari ini kita terbangkan dari Timika,” kata Jesaja Samuel Enock,, seperti dilansir Antara, usai memperlihatkan sejumlah penambang ilegal kepada wartawan.

Baca: Nyamannya Kerja di Freeport, Mulai Gaji Ratusan Juta Hingga Deretan Fasilitas Diterima

Lebih lanjut, Jesaja Samuel Enock mengungkapkan, pelanggaran tindak pidana keimigrasian, yakni menyalahgunakan izin tinggal yang tertera dalam Pasal 122 huruf (a) UU RI Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Ke-12 orang tersebut, lanjut Jesaja Samuel Enock, telah melakukan penambang emas ilegal di Nabire dan telah divonis bersalah sesuai dengan putusan Pengadilan Negeri Nabire No 100-102/Pid.Sus/2018/PN.Nabire tertanggal 12 Desember 2018.

Mereka telah menjalani hukuman selama 5 bulan 15 hari dan denda Rp 10 juta.

Dua belas WNA tersebut terdiri dari 11 WNA China.

Kebanyakan berusia antara 20 tahun hingga 46 tahun.

Mereka adalah Wu Jiming, Wu Jiang, Li Shihong, Li Changfu, Li Yuling, Luo Yubing, Tang Gang, Ouyang Weishan, Gong Xiaojun, Wu Xiaoming, dan Yang Enlong.

Satu lainnya, WNA Korea Selatan bernama Go Seong Yong.

Menurut Jesaja Samuel Enock, WNA telah menjalani hukuman fisik, Senin 11 Maret 2019 lalu serta telah diserahterimakan dari Lapas Nabire ke Kantor Imigrasi Kelas II TPI Timika.

Sedangkan 9 WNA lain yang masih menjalani sisa hukuman dan akan dideportasi pasca-masa hukuman selesai.

Baca: Tim Pengawasan Orang Asing Hadir di Kecamatan di Barru, Dibentuk Kantor Imigrasi Parepare

Kantor Imigrasi Kelas II Tembagapura, Timika, Papua mensinyalir ratusan warga negara China bekerja pada perusahaan-perusahaan tambang emas rakyat di wilayah Kabupaten Nabire tanpa melapor secara resmi kepada instansi terkait.

Sebelumnya, pertengahan tahun lalu, Kantor Imigrasi Tembagapura di Timika, melansir dugaan ratusan Tenaga Kerja Asing ( TKA) China bekerja ilegal itu diketahui berdasarkan laporan masyarakat, terutama dewan adat setempat.

"Bukan puluhan orang saja, bisa sampai ratusan orang. Ini sudah berlangsung lama tanpa ada pengawasan," kata Jesaja Samuel Enock dikutip Antara, Senin (11/6/2018) lalu.

Jesaja Samuel Enock sendiri memimpin tim pengawasan orang asing Kantor Imigrasi Tembagapura yang terdiri atas lima personel dengan mendatangi langsung empat lokasi tambang emas rakyat di Nabire sejak Jumat (8/6/2018).

Hasilnya tim pengawasan Imigrasi menemukan sejumlah WNA China bekerja di lokasi itu.

Empat lokasi tambang emas rakyat di Nabire tersebut terletak di Kilometer 70, Kilometer 52, Kilometer 38, dan Kilometer 30 ruas Jalan Trans Nabire-Enarotali Paniai.

Lokasi itu berada dalam kawasan hutan rimba Papua di wilayah Nabire, perbatasan antara Lagari dengan lokasi air terjun.

Baca: Viral Hadiah Rp 1 Miliar Menangkap Penghina Kopassus yang Gugur saat Perang Melawan KKB Papua

Informasi yang dihimpun Tribun-Timur.com dari warga Nabire, Kamal A, menyebutkan tambang emas ilegal di Nabire sudah ada sejak 22 tahun silam, atau pertengahan 1990-an.

Dia memperkirakan ada sekitar 20-an tambang ilegal yang menggunakan peralatan modern dan kebanyakan mempekerjakan WNA dan pendatang dari Jawa, Sulawesi, dan daerah lain di Papua.

Kini ada ratusan tambang ilegal yang beroperasi di pedalaman Papua.

Ada sekitar radius 260 km persegi yang ditambang secara ilegal.

“Warga sudah biasa lihat helikopter mereka, di Nabire, dan Jayapura. Mereka bawa truk dan eskavator sendiri dari China. Ini sudah bukan rahasia warga, kalau mereka ini ada back-up pejabat tinggi di Jakarta, kenapa bisa masuk dan tak dijamah polisi,” kata Kamal A.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved