OPINI
OPINI - PKB dan Tangan Dingin Cak Imin
Strategi yang diakui oleh banyak kalangan yang dilakukan oleh Cak Imin adalah gagasan cerdas, elegan, dan sebagai simbol anak muda...
Walaupun hasilnya terlihat tidak begitu menggembirakan, jika di bandingkan pemilu sebelumnya, tapi cukup membanggakan dengan hasil 28 kursi DPR RI dengan perolehan suara 5.146.302 atau 4.95%.
Namun pada Pemilu 2014, PKB menjadi salah satu partai yang masuk 5 besar dengan perolehan suara 11.298.957 (9.04) dan 47 kursi DPR RI.
Kesuksesan Cak Imin mengantar PKB menjadi salah satu partai di papan atas diapresiasi oleh banyak kalangan. Bagi Cak Imin, politik adalah jalan untuk membangun peradaban sebuah bangsa.
Karena itu posisi PKB sebagai partai politik yang kelahirannya diinisiasi oleh ulama NU, memiliki platform partai yang berbeda dengan yang lain, sehingga kultur politik yang dibangunnya tetap berbasis pada tradisi kaum santri yang berhaluan Islam Ahlussunnahwaljama`ahAnnahdliyah yang dikenal moderat.
Hal ini dibuktikan pada Pilpres 2014, Cak Imin kembali menunjukkan kelasnya sebagai politisi, yang sukses menjadi salah satu inisiator pasangan Jokowi-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014.
Bahkan memposisikan PKB dan NU menjadi salah satu faktor penentu kemenangan Jokowi JK.
Karena itu PKB diapresisasi oleh Jokowi dengan memberikan kepercayaan 4 kader PKB duduk di jajaran kabinet periode 2014 – 2019.
Baca: KPU Sulsel Kroscek Kasus Rahmat Sebelum Lapor ke DKPP
Strategi Taktik
Strategi yang diakui oleh banyak kalangan yang dilakukan oleh Cak Imin adalah gagasan cerdas, elegan, dan sebagai simbol anak muda yang harus tampil sebagai pemimpin bangsa adalah strategi yang sukses mendongkrak elektoral PKB dan Cak Imin.
Elektabilitas PKB naik di angka 8% dan Cak Imin tembus diangka 12% sebagai calon kuat Wakil Presiden yang akan mendampingi Jokowi menurut lembaga survei.
Ini merupakan langkah taktis dan strategis yang dilakukan Cak Imin untuk mengonsolidasi basis dan menguatkan infrastruktur partai agar lebih siap menghadapi pemilu yang dilakukan secara serentak antara Pileg dan Pilpres dengan beban parliamentary threshold partai politik menjadi 4% untuk lolos di Pemilu 2019.
Meskipun banyak kalangan menilai bahwa ini adalah bermanuver yang dinilai publik sedikit ‘sensasional’ untuk mengejar elektoral partai dengan memasang baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Jokowi Muhaimin (JOIN) yang terpajang di pusat pusat kota, provinsi dan kabupaten/kota.
Ternyata manuver yang dilakukan itu memperoleh hasil yang ‘fantastik’, PKB naik satu peringkat menjadi posisi ke-4 dengan perolehan suara 13.570.097 atau 9,69% dengan 58 kursi DPR RI.
Pasangan Jokowi KH.Ma`ruf Amin menjadi pemenang Pilpres 2019, dimana PKB dan NU menjadi salah satu faktor penentu kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019.
Baca: Karang Taruna Toraja Utara Bakal Konsolidasi di 21 Kecamatan, Ini Tujuannya
Kesuksesan Cak Imin memimpin PKB patut diapresiasi dan diacungi jempol yang mampu mengantarkan PKB menjadi salah satu partai politik yang ikut mewarnai perjalanan politik nasional.
Sekaligus menjadi kebanggan tersendiri bagi kader PKB dan Jam`iyah Nahdliyin, sebagai wujud pengabdian untuk tetap menjaga dan merawat ibu pertiwi, dan meneruskan gagasan besar Gus Dur sebagai Guru Bangsa dan Deklarator PKB.