Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Profil dan Kepahlawanan La Madukkelleng, Diabadikan Jadi Nama Jalan di Makassar
Armada La Maddukkelleng berangkat menuju Makassar melalui Mandar dan kemudian terlebih dahulu singgah di Pulau Sabutung.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - La Madukkelleng merupakan Pahlawan Nasional Indonesia yang namanya turut diabadikan sebagai nama jalan.
Yakni Jl Lamadukkelleng dapat ditemui di Kota Makassar. Lokasinya berada di antara jalan H Bau dan jalan Arief Rate.
Di jalan tersebut akan banyak ditemui tempat yang menyajikan berbagai jenis kuliner.
Sosok La Madukkelleng
Mengutip dari wikipedia.org La Maddukkelleng adalah bangsawan dari lingkungan kerajaan Wajo dan merupakan Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI No. 109/TK/Thn 1998 pada tanggal 6 November 1998.
Ia lahir di Belawa, Wajo, Sulawesi Selatan, 1700 dan wafat di Sengkang, 1765.
Biografi
Kehidupan awal
La Maddukkelleng adalah putera dari Arung Peneki "La Mataesso To Adettia dan We Tenriangka Arung Singkang", saudara Arung Matowa Wajo "La Salewangeng To Tenriua" (1713-1737).
Pada usia 9 tahun, La Maddukelleng meninggalkan Belawa, "Tanah kelahirannya" dan tinggal bersama keluarganya di lingkungan kerajaan Wajo.
Pada usia 11 tahun, La Maddukkelleng disunnat dengan pelaksanaan ritual di lingkungan kerajaan.
Dalam kondisi baru saja disunnat, La Maddukkelleng ikut bersama pamannya menghadiri pesta perayaan pemasangan giwang (Matteddo) I Wale di CenranaE, putri raja Bone, La Patau Matanna Tikka, Ia ditugaskan oleh pamannya, Arung Matowa Wajo "La Salewangeng to Tenriruwa sebagai pemegang tempat sirih raja.
Sebagaimana lazimnya, dalam setiap pesta raja-raja Bugis, selalu diadakanlah lomba perburuan rusa "maddengngeng" dan pertandingan sambung ayam "mappabbitte".
Pada saat pesta sabung ayam tersebut sedang berlangsung, ayam putera Raja Bone dikalahkan oleh ayam Arung Matowa Wajo.
Tapi kemenangan itu tidak diakui oleh orang-orang Bone dan mereka berpendapat bahwa tidak ada yang menang dan kalah dalam pertarungan itu. Perbedaan pendapat itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya keributan yang berujung pada perkelahian.