Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Mati Lampu Besar Pernah Terjadi di Jawa-Bali Tahun 2005, Begini Kejadiannya
Gangguan ini mengakibatkan beberapa unit pembangkit besar lepas dari jaringan, yakni PLTU Paiton unit 7 dan 8 serta enam unit PLTU Suralaya
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Topik pembahasan mati lampu menjadi trending topic google, Minggu (4/8/2019).
Pasalnya, sejumlah daerah di Jabar dan Jakarta mengalami padam listrik.
Tidak hanya itu, di kanal twitter pun hastag #matilampu menjadi trending seluruh dunia.
Banyak warganet yang berkomentar tentang kekecewaannya akibat padamnya listrik.
Dikutip dari TribunJabar.id, Minggu (4/8/2019) rumah-rumah hingga perkantoran di Bandung, Jakarta, Banten, Bogor, dan sejumlah daerah lainnya di Jabar mengalami mati listrik.
Aliran listrik di sejumlah daerah ini mati sekitar pukul 12.00 WIB.
Di media sosial Twitter, sejumlah warganet turut melaporkan soal mati listrik ini.
Tagar mati lampu pun trending di media sosial tersebut.
"Massive blackout. Banten, DKI, Jakarta, dan Jabar. Earthour PLN version," tulis @Pandega888.
"Cakep #matilampu," tulis @cumanamaukamu.
"Blackout sejabodetabek kah?" tulis @Sintasramadania.
Apa kata PLN mengenai mati listrik ini?
Dikutip dari akun Instagram resmi PLN Distribusi Jawa Barat @pln_jabar, sistem kelistrikan memang sedang gangguan.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya. Terjadi gangguan di sistem pembangkit (black out)," tulis akun PLN.
Akun PLN menjelaskan saat ini sistem sedang perbaikan.
Beredar juga pesan instan yang mengatasnamakan PLN yang menyebut mengenai pemadaman meluas.
“Mohon maaf bapak ibu semua sehubungan ada trip sisi 500 KV mengakibatkan padam meluas (Jabar, DKI dan Banten). Info lain akan kami susulkan," begitu bunyi pesan tersebut.
Berdampak ke MRT Jakarta
Aliran listrik mati ini juga berdampak pada MRT Jakarta.
MRT Jakarta mendeteksi pasokan listrik dari PLN terhenti mulai 11.50 WIB.
Tim Operation Control Center (OCC) MRT mendeteksi 4 kereta ratangga terhenti di antara stasiun bawah tanah.
Saat ini dalam proses evakuasi.
Pintu Platform Screen Door (PSD) dibuka secara manual untuk proses evakuasi.
Tim Operasi dan Pemeliharaan saat ini memastikan seluruh proses evakuasi berjalan dengan aman.
"Informasi detail akan kami informasikan lebih lanjut. MRT Jakarta menempatkan aspek keamanan dan keselamatan sebagai prioritas utama kami," tulis pesan dari pihak MRT Jakarta.
Bukan yang pertama kali, sebelumnya pada tahun 2005 juga terjadi pemadaman total di daerah Jawa-Bali.
Dilansir dari wikipedia, mati listrik Jawa-Bali 2005 merupakan sebuah peristiwa mati listrik yang terjadi pada 18 Agustus 2005 di Indonesia.
Di mana listrik di Jakarta dan Banten mati total selama tiga jam.
Selain itu, terdapat pula pemadaman di sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Mati listrik ini terjadi akibat kerusakan di jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Jawa-Bali.
Mati listrik ini merupakan mati listrik terbesar dalam sejarah dalam jumlah orang yang terpengaruh.
Kejadian
Peristiwa ini dimulai pada sekitar pukul 08.59 WIB, saat terhentinya operasi PLTU Suralaya unit 6 dan 7, sehingga sistem kekurangan pasokan sebesar 1.200 megawatt.
Untuk mengembalikan sistem ke kondisi normal, PLN langsung menggunakan PLTA Saguling, PLTA Cirata, dan PLTGU Muara Tawar yang biasanya baru beroperasi saat beban puncak.
Akibat pengoperasian ketiga pembangkit tersebut, aliran daya pada SUTET 500 KV Saguling-Cibinong menjadi semakin besar, mendekati batas aman 2.000 Ampere.
Kemudian pada pukul 10.23, tiba-tiba SUTET Saguling-Cibinong terbuka sehingga sistem Jawa-Bali terpisah dua bagian.
Gangguan ini mengakibatkan beberapa unit pembangkit besar lepas dari jaringan, yakni PLTU Paiton unit 7 dan 8 serta enam unit PLTU Suralaya.
Jaringan yang terganggu adalah jalur Cilegon-Cibinong-Saguling.
Jaringan ini merupakan satu-satunya jaringan penghubung daya dari PLTU Paiton di Jawa Timur ke Jawa Barat.
Sebelumnya, pada September 2002, jalur yang sama pernah terganggu dan menyebabkan listrik mati selama dua hari.
Hingga sekitar tiga jam setelah awal kejadian, baru sekitar 45 persen daya listrik yang pulih.
Penyebab
Penyelidikan awal menyimpulkan bahwa peritiwa ini terjadi karena malafungsi sistem proteksi DEF atau directional earth fault di Cibinong.
Kejadian malafungsi sistem proteksi ini juga pernah terjadi beberapa kali terjadi pada sistem yang sama.
Tercatat sebanyak tujuh kali gangguan besar dengan penyebab utama sebagian besar berkaitan dengan sistem proteksi (dan di antaranya malafungsi sistem proteksi) dalam 10 tahun terakhir sebelum kejadian.
Kerugian
PLN memperkirakan sekitar 3,2 juta pelanggan yang terkena pemadaman total, terutama di daerah Jakarta dan Banten.
Sebanyak 42 perjalanan kereta rel listrik (KRL) rute Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi dibatalkan, dan 26 KRL yang sedang beroperasi tertahan di beberapa perlintasan.
Diperkirakan hal ini menyebabkan kerugian yang mencapai Rp200 juta.
Di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta gangguan listrik berlangsung sekitar empat jam dan menyebabkan 15 penerbangan tertunda.
Beberapa rumah sakit besar terpaksa menunda jadwal operasi, dan rumah sakit kecil tidak dapat menerima pasien.
Dampak
Bank Dunia dan lainnya memperingatkan bahwa investasi lebih lanjut dalam infrastruktur energi sangat diperlukan untuk mengatasi defisit energi.
Seorang pedagang di bursa saham Indonesia mengatakan bahwa krisis ini telah meyebabkan kekhawatiran krisis energi yang akan merugikan sektor industrial.
Lilin yang digunakan untuk menggantikan lampu menyebabkan enam kebakaran di Jakarta.
Mulyo Aji, seorang petugas PLN, mengatakan kegagalan listrik akan terjadi lebih lanjut pada masa depan karena permintaan energi terus meningkat dan penyediaan tenaga listrik baru belum dijadwalkan dalam waktu dekat.
Sumber berita: https://jabar.tribunnews.com/2019/08/04/breaking-news-mati-listrik-di-hampir-seluruh-bandung-jakarta-dan-banten-begini-penjelasan-pln