IDEC: NH dan RMS Penentu Pilkada Serentak di Sulsel 2020, Nurdin Abdullah Belum Direkeng
Hasil kajian Indonesia Development Engineering Consultant (IDEC). Pilkada Serentak di Sulsel akan digelar September 2020.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 12 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan akan menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada September 2020 mendatang.
Lalu siapakan sosok dan partai politik (parpol) yang berpengaruh menentukan arah pilkada kabupaten/kota di daerah ini?
Jika pertanyaan tersebut ditanyakan ke Indonesia Development Engineering Consultant (IDEC), maka berdasarkan hasil kajiannya, Golkar dan Nasdem disebut parpol paling berpengaruh saat ini.
Direktur Riset IDEC Dr Rahmad Arsyad beralasan, berdasarkan hasil pemilu legislatif 2019 lalu dua kekuatan politik penentu pada sejumlah pilkada di Sulsel 2020, berada pada dua poros kekuatan partai politik yakni Golkar dan Nasdem.
Kedua partai ini memiliki potensi perolehan kursi di DPRD kabupaten yang cukup signifikan sebagai syarat pengusungan calon.
Kabupaten Maros misalnya, Golkar memiliki 7 kursi yang tanpa berkoalisi Golkar dapat mengusung calon bupati dan wakil bupati sendiri.
“Sementara Nasdem mengantongi 5 kursi yang berarti hanya membutuhkan 2 kursi tambahan untuk mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati Maros,” papar Rahmad yang juga alumni Unhas ini melalui rilisnya yang diterima tribun-timur.com, Minggu (21/7/2019).
Adapun di Kota Makassar, jelasnya, Nasdem berpeluang untuk menjadi penentu arah koalisi dengan mengantongi 6 kursi.
Gelapkan Uang Nasabah, Satreskrim Polres Pangkep Tangkap Oknum Developer Perumahan Matahari Indah
Impian Putri Amelia Bersekolah Kandas, Kini Jualan Kue Membantu Sang Ibu Cari Nafkah
Demikian juga Golkar hanya membutuhkan 5 kursi tambahan untuk membentuk koalisi calon wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar yang membutuhkan 10 kursi untuk mengusung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.
Sementara di Kabupaten Barru kedua partai ini memiliki kursi yang sama yakni lima kursi.
Ini berarti masing masing partai memiliki peluang untuk mengusung calon Bupati dan
Wakil Bupati Barru sendiri.
Sedangkan untuk Luwu Timur, Golkar memiliki 8 kursi sehingga Golkar bisa mengusung koalisi pasangan calon Bupati dan wakil bupati sendiri.
Tidak membutuhkan dukungan kolasi dari partai manapun.
Elite politik
IDEC juga mencatat ada dua elite penentu Pilkada 2020 di Sulsel yakni Nurdin Halid (NH) dan Rusdy Masse yang akrab ditulis dengan akronim RMS.
Sebab keduanya saat ini tercatat sebagai pimpinan parpol: NH di Golkar dan RMS di Nasdem.
Bagaimana dengan pengaruh Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) di pilkada 12 kabupaten dan kota di Sulsel?
“Berdasarkan kajian IDEC, tampaknya NA belum ‘direkeng (diperhitungkan),” kata Rahmad yang juga mantan aktivis Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Unhas ini.
Menurutnya, kekuatan politik NA hampir dipastikan tidak akan berpengaruh banyak pada pilkada 2020 mendatang.
Hal ini dapat dilihat dari peran politik NA yang hampir tidak signifikan dalam kontestasi pemilu 2020.
Kekuatan politik partai pengusung NA juga tidak bisa berbicara banyak pada pemilu.
“Ini karena mesin pengusung parpol Nurdin seperti PAN, PDIP dan PKS pada beberapa daerah tidak cukup signifikan dalam membuat poros kekuatan politik sendiri,” jelas Rahmad.