Link Live Streaming Gerhana Bulan, Niat dan Tata Cara Shalat Khusuf Lengkap di Sini
Link Live Streaming gerhana Bulan, niat dan tata cara shalat khusuf lengkap di sini. Jangan lewatkan fenomena alam langka
Meski cahaya Bulan tampak terang di mata kita, tapi di lensa kamera harus menangkap cahaya lebih lama, sehingga perlu lebih lama.
Namun ingat, Bulan adalah benda bergerak sehingga tak bisa dipotret pakai speed yang terlalu lambat, karena akan menjadi tidak fokus dan tajam.
Tanpa setting manual, Anda bisa berkreasi dengan fitur kamera yang tersedia.
Anda bisa mainkan White Balance, Exposure, atau bahkan filter-filter.
3. Gunakan aksesori lensa tele
Karena Bulan jaraknya sangat jauh, terkadang fitur zoom di HP tidak memadai.
Anda bisa menggunakan aksesori lensa tele tambahan yang dijepitkan di kamera HP.
4. Kunci fokus
Saat menggunakan setingan manual, Anda bisa mengunci titik fokus sesuka hati.
Anda bisa mengatur fokus di objek Bulan agar titik fokus berpusat pada gerhana Bulan sebagian.
5. Berkreasi
Karena Bulan adalah objek tunggal, maka Anda bisa mengkombinasikan dengan menggunakan foreground sebagai kombinasi.
Dengan menggunakan foreground, gambar yang Anda dapatkan akan lebih terlihat hidup dan berdimensi.
6. Gunakan timelapse
Karena gerhana Bulan terjadi dalam beberapa tahap, Anda bisa menggunakan timelapse.
Jika ponselmu tidak tersedia fitur ini, Anda bisa menggunakan aplikasi lain seperti framelapse.
7. Jangan cepat puas
Jika sudah menemukan setingan manual dan gambar yang bagus, Anda baiknya jangan puas terlebih dahulu.
Anda bisa mengambil angle berbeda atau kreasi yang berbeda agar mempunyai banyak hasil yang bisa Anda dapatkan.
Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
Berdasarkan proses terjadinya gerhana Bulan, maka salat gerhana bisa dilaksanakan sebelum atau sesudah salat subuh.
Namun lebih afdhal jika dilaksanakan sebelum waktu subuh.
Berdasarkan Keputusan Mu’tamar Tarjih XX di Garut tahun 1396 H/1976 M dan ditanfidzkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan surat No. C/1-0175/77, berikut ini merupakan tata cara melaksanakan shalat gerhana:
Bila shalat gerhana Bulan dilakukan secara berjamaah niatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ.
Bila dikerjakan sendirian niatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Apabila terjadi gerhana Matahari atau Bulan, maka imam dianjurkan mengajak masyarakat melakukan shalat gerhana berjamaah dengan seruan: “Ash-Shalatu Jami’ah”. Tanpa adzan dan iqamah, sebagaimana hadits riwayat Bukhari dari Aisyah RA.
Shalat gerhana dikerjakan sebanyak dua rakaat.
Pada setiap rakaat berdiri dua kali, rukuk dua kali, dan sujud dua kali.
Pada tiap berdiri membaca surah Alfatihah dan surat yang panjang dengan suara nyaring.
Sehingga dalam setiap rakaat ada dua kali bacaan surah Alfatihah dan surah lain dari Alquran.
Bacaan pada berdiri yang kedua lebih pendek dari yang pertama.
Pada tiap rukuk membaca tasbih lama-lama.
Bacaan tasbih pada rukuk yang kedua lebih pendek dari pada yang pertama. Berdasarkan hadis riwayat Bukhari, Muslim, dan Ahmad dari Aisyah RA.
Selesai shalat imam berkhutbah menyampaikan peringatan dan mengingatkan jamaah akan tanda-tanda kebesaran Allah.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist yang artinya:
“Pada masa hidup Rasulullah SAW pernah terjadi gerhana Matahari, lalu beliau keluar ke masjid, kemudian beliau bertakbir sedangkan orang banyak ikut bershaf-shaf di belakangnya.
Lalu beliau membaca bacaan panjang-panjang kemudian bertakbir untuk rukuk lama sekali, kemudian mengangkat kepalanya lalu mengucapkan:
“Sami’allahu liman hamidah, Rabbana wa lakalhamdu.”
Kemudian beliau berdiri lalu membaca bacaan panjang-panjang tetapi lebih pendek dari yang pertama kemudian bertakbir untuk rukuk lama sekali tetapi lebih pendek dari yang pertama.
Kemudian mengucapkan, “Sami’allahu liman hamidah, Rabbana wa lakalhamdu”, lalu bersujud. Kemudian pada rakaat kedua beliau kerjakan seperti itu, sehingga seluruhnya merupakan empat kali rukuk dan empat kali sujud.
Dan Matahari lalu nampak terang sebelum shalat selesai. Kemudian beliau bangkit berkhutbah dengan menyampaikan puji kepada Allah sebagaimana mestinya dan beliau mengatakan: Matahari dan Bulan keduanya adalah tanda kebesaran Allah swt, gerhana tidak disebabkan oleh kematian dan kelahiran seseorang. Dan jika kamu menyaksikan hal itu maka segeralah shalat.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad dari Aisyah RA)
Imam juga menganjurkan agar masyarakat banyak berdoa, membaca istighfar, shadaqah dan segala amalan yang baik. Berdasarkan hadist yang artinya, “Pernah terjadi gerhana Matahari, maka bangkitlah Nabi SAW shalat, dan bersabda: Apabila kamu saksikan hal yang serupa itu, maka segeralah kerjakan shalat, panjatkan doa dan mohon ampun kepada Allah.” [HR. al- Bukhari, Muslim, Ahmad dari Abu Musa al Asy’ari].
Juga riwayat al-Bukhari dari Aisyah dengan lafadz: “Apabila kamu saksikan hal itu, maka panjatkanlah doa kepada Allah dan bacalah Takbir dan kerjakan shalat dan bershadaqahlah.”(*)