Amrin Rani Pimpin Rapat Tinjauan Manajemen Kampus Polimarim AMI Makassar, Apa yang Akan Dilakukan?
Amrin Rani Pimpin Rapat Tinjauan Manajemen Kampus Polimarim AMI Makassar, Apa yang Akan Dilakukan?
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Arif Fuddin Usman
Pertama dalam era baru, persaingan semakin ketat sehingga tahun 2016, AMI Veteran Makassar mengubah status institusi menjdi Politeknik guna meningkatkan daya saing.
Adapun sempulan kedua, pemasaran produk atau penempatan taruna prala dan perekrutan lulusan ke perusahaan angkutan laut perlu sales team yang kompeten.
Item ketiga, baik QSS, Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), maupun ISO 9001:2015 telah menerapkan PDCA yakni Plan, Do, Check, Act (artinya, Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti).
Baca: BERLANGSUNG 0-2 Live Streaming Peru vs Brasil - Incar Juara Grup, Tiket Perempatfinal Copa America
Baca: Nama Baru Deddy Corbuzier saat Masuk Islam hingga Begini Respon Sabrina Chairunnisa Sang Kekasih
Hal keempat, standar produksi atau standar diklat harus memenuhi ketentuan nasional dan internasional dalam melaksanakan program D-3. Dibuktikan dengan standar akreditasi dari BAN-PT.
Poin kelima, implementasi PDCA diawali dengan membuat Business Plan yang lengkap dengan memenuhi azas SMART.
Dan keenam, institusi atau lembaga harus dapat membuktikan bahwa Quality Produk (QP) dan Work Instructions (WI) memenuhi klausul sistem manajemen mutu (ISO 9001:2015) sehingga menjadi kampus yang nyaman.
Saran Hal Dilakukan
Sejalan dengan Workshop Kemaritiman tersebut, Indra Priyatna lalu memberikan beberapa saran yang bisa dilakukan manajemen kampus untuk pengembangan.
Setiap anggota organisasi Polimarim AMI Makassar wajib mengubah landasan berpikir (mind set) dalam mengelola institusi dari gaya sekolahan (business as usual) menjadi gaya perusahaan/pabrik
Pembentukan sales team yang kompeten perlu ditunjang oleh sivitas akademika Polimarim AMI Makassar, dimana setiap person adalah sales.

"Poin ketiga yang bisa dilakukan, semua kegiatan harus melalui prosedur PDCA atau Plan, Do, Check, Act, yang tak lain adalah perencanaan," urainya.
Lalu, terkait perubahan nama insitusi memiliki risiko, salah satunya angka lulusan adalah 0, sehingga standar akreditasi yang lain harus dipenuhi dengan skor maksimal.
"Business Plan atau perencanaan bisnis institusi tidak boleh asal jadi sehingga ujungnya, yayasan harus untung," tegas Indra.
Baca: Kepala Pusbang SDM Perla Nyoman Sukayadnya Bawakan Kuliah Umum di Polimarim AMI Makassar
Baca: Polimarim Buka D4 Transportasi Laut, Sekpel LLDikti IX: Bisa Terima Lulusan D3, Ini Syaratnya?
Sebagai penutup, saran Indra, institusi/lembaga harus melakukan risk assessment and risk management.
Sehingga semua peluang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan angka kelulusan UKP mencapai 100 persen, sejalan dengan penerapan ideologi pendidikan yang tepat. (*)