Perluas Wawasan Jurnalistik, Transpuan dari Jogjakarta dan Bandung Sambangi Redaksi Tribun Timur
Kegiatan ini bagian dari rangkaian program #MagangPeduli2019 yang dilaksanakan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Sikap inklusif itu cirinya antara lain memandang positif perbedaan yang ada. Bisa juga dipahami sebagai sikap sadar bahwa perbedaan adalah fitrah atau alamiah.
"Sehingga mereka yang berpikir dan bertindak inklusif adalah mereka yang tidak menolak perbedaan melainkan mengakui adanya potensi persamaan-persamaan yang bersifat universal, termasuk terhadap komunitas minoritas seperti kelompok transpuan," jelas Jumadi yang juga alumni Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ini.
Ia menambahkan, salah satu kegiatan yang kerap dilakukan FJI adalah memberi pemahaman tentang komunitas transpuan di kalangan jurnalis.
"Kegiatannya lainnya adalah melatih para transpuan keterampilan menulis, memotret, membuat video hingga menuangkan karya mereka melalui blog," jelasnya.
VIDEO: PKBI Sulsel Gelar Diskusi Bersama Forum Jurnalis Inklusi
Workshop PKBI Sulsel Bahas Hak dan Status Waria
Mendengar hal tersebut Nike Faradilla dan Puput Ashiqui begitu antusias dan gembira serta menceritakan pengetahuan serta pengalaman karier mereka.
"Kami sadar bahwa kami begitu sulit diterima, namun kami terus berusaha untuk tetap membuktikan bahwa kami bisa juga berkarya dan berkarier seperti manusia lainnya," jelasnya.
Puput mengatakan gambaran tentang transpuan saat ini selalu dipandang sebelah mata oleh sebagian pihak.
"Kami juga ingin diterima dan disamaratakan dengan yang lainnya. Saat ini banyak transpuan yang berprestasi dan menunjukkan eksistensinya diberbagai bidang yang disenangi," sambung Nike.
Bagi Puput media sangat berperan penting untuk mengangkat isu-isu positif tentang transpuan.
"Dulunya berbagai masalah dari transpuan yang didiangkat negatifnya saja. Olehnya, itu media sangat berperan aktif menginformasikan kepada masyarakat bahwa kami hadir bukan untuk mengganggu melainkan tetap berkontribusi seperti manusia pada umumnya," tuturnya.
"Bagi transpuan di Indonesia yang tidak ingin berkarya, jangan membuat masalah," pesan Nike.
Setelah berbincang dengan Jumadi dan beberapa wartawan lainnya, Puput mengatakan sudah memiliki banyak rencana yang akan dikembangkannya didaerahnya.
"Terimakasih banyak, setelah ini saya memiliki banyak rencana yang akan dibuat bersama teman-teman Transpuan lainnya," jelas Puput.
Setelah melewati program ini keduanya akan kembali di daerah-daerah masing-masing dan memberikan pengalamannya selama di Makassar.
Untuk diketahui Nike merupakan seorang transpuan yang aktif berprofesi sebagai pekarya dan masuk dalam grup vokal Amuba.
Sedangkan Puput Ashiqui merupakan seorang transpuan yang saat ini mengembangkan usahanya di bidang coffee shop. (*)