Analisis Pengamat: Rusuh 21-22 Mei Dilakukan Profesional dan Orang Terlatih, Ini Buktinya
Analisis pengamat: Kerusuhan 21-22 Mei Dilakukan Profesional dan Orang Terlatih, Ini Buktinya
Analisis pengamat: Kerusuhan 21-22 Mei Dilakukan Profesional dan Orang Terlatih, Ini Buktinya
TRIBUN-TIMUR.COM - Tahapan Pilpres 2019 tercoreng.
Kerusuhan dan huru-hara yang terjadi sepanjang 21-22 Mei 2019 menodai tahapan pilpres yang berlangsung aman dan dami.
Ada korban nyawa dan korban materi yang belum terhitung nilainya.
Pengamat politik sekaligus Kepala Pusat Kajian Keamanan Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Kapuskambas UBJ) Hermawan Sulistyo menyebut pihak yang merancang kericuhan di aksi massa 21-22 Mei adalah sosok yang profesional.
Hermawan Sulistyo lantas menyoroti cara perusuh di kericuhan tersebut saat melempar bom molotov.
Awalnya Hermawan Sulistyo mengaku dirinya sudah 35 tahun aktif berdemo.
Tak cuma itu, ia juga mengatakan pernah menjabat sebagai ketua tim investigasi saat kerusuhan Mei tahun 1998.
"Saya selain demonstran 35 tahun, saya ketua tim investigasi kerusuhan Mei 98," kata Hermawan Sulistyo dikutip TribunJakarta.com dari tayangan langsung Kompas TV.
Baca: Live Trans 7 Jadwal Lengkap MotoGP 2019 Italia, Jangan Biarkan Marc Marquez Juara Lagi, Ini Klasemen
Baca: Baru Saja Daftar MK Gugat KPU, Bambang Kuasa Hukum 02 Prabowo-Sandi Sudah Sampaikan Kritik Pedas Ini

Ia menjelaskan pola kericuhan aksi massa 22 Mei 2019 serupa dengan di tahun 1998.
Peristiwa berdarah di aksi massa 22 Mei berpola kerusuhan bukannya keributan.
Kerusuhan tersebut terjadi dibeberapa tempat.
Baca: Baru Saja Daftar MK Gugat KPU, Bambang Kuasa Hukum 02 Prabowo-Sandi Sudah Sampaikan Kritik Pedas Ini
Hal tersebut membuat Hermawan Sulistyo menyimpulkan perancang atau pendesain kericuhan di aksi massa 22 Mei adalah seseorang yang profesional.
"Polanya sama, ini kerusuhan ini tepinya riot bukan comotion, kecil-kecil dibeberapa tempat," jelas Hermawan Sulistyo.
"Yang bisa mendesain seperti itu pasti orang yang punya skill," tambahnya.