Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Tokoh Sangkuni Menjadi Trending Topic Twitter, Berikut Ulasan Karakternya
Pada tahun 2016 Amien Rais sudah dikaitkan dengan tokoh Sengkuni. Hal tersebut membut Amien Rais akhirnya angkat bicara mengenai bullyan
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Tokoh Sangkuni tiba-tiba menjadi trending topic di kanal sosial media, Rabu (22/5/2019).
Para warganet banyak mengaitkannya dengan sosok Amien Rais.
Hal tersebut membut Amien Rais akhirnya angkat bicara mengenai bullyan yang dilontarkan terhadap dirinya.
Dilansir dari Tribun Bali, ia mengaku jika berbagai hinaan dilayangkan kepada dirinya.
Menanggapi hal tersebut, Amien Rais menyatakan jika hinaan tersebut sangat biasa saja.
Tanggapan itu ia ungkapkan melalui akun Instagram @amienraisoffcial yang diunggah pada Selasa (12/6/2018).
Ia pun mengutip Alquran yang artinya jika dihina maka orang yang bersangkutan justru memberi ucapan selamat dan tak balas mengejek.
@amienraisofficial: Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saudara-saudaraku,
akhir-akhir ini, saya di-bully di berbagai media sosial,
dengan kata-kata yang menghina, mengejek,
mengatakan pengkhianat, durna, kemudian sengkuni,
sudah bau tanah, pengkhianat, penipu, dll.
Tetapi buat saya ini SANGAT BIASA SAJA.
Karena kita diberitahu Al-Qur’an
وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا
Adapun orang-orang beriman, yang menjadi hamba yang
Maha Rahman itu, mereka berjalan di atas muka bumi,
dengan tawadhu’, rendah hati,
dan apabila diejek, dihina oleh orang-orang dungu,
orang-orang jahil,
mereka mengatakan salamat,
selamat, selamat, selamat.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Seperti apa tokoh Sangkuni?
Dilansir dari wikipedia, Sangkuni atau Saubala (patronim dari Subala) adalah seorang tokoh antagonis dalam wiracarita Mahabharata.
Ia merupakan paman para Korawa dari pihak ibu.
Sangkuni terkenal sebagai tokoh licik yang selalu menghasut para Korawa agar memusuhi Pandawa.
Ia berhasil merebut Kerajaan Indraprastha dari tangan para Pandawa melalui sebuah permainan dadu.
Menurut Mahabharata, Sangkuni merupakan personifikasi dari Dwaparayuga, yaitu masa kekacauan di muka Bumi, pendahulu zaman kegelapan atau Kaliyuga.
Dalam pewayangan Jawa, Sangkuni sering dieja dengan nama Sengkuni.
Ketika para Korawa berkuasa di Kerajaan Hastina, ia diangkat sebagai patih.
Dalam pewayangan Sunda, ia juga dikenal dengan nama Sangkuning.
Pangeran Gandhara
Dalam kitab Mahabharata disebutkan bahwa Sangkuni merupakan pangeran dari kerajaan Gandhara pada masa pemerintahan Subala.
Adik perempuannya yang bernama Gandari dilamar untuk dijadikan sebagai istri Dretarastra, seorang pangeran tunanetra dari Hastinapura.
Sangkuni marah atas keputusan ayahnya yang menerima lamaran tersebut. Menurutnya, Gandari seharusnya menjadi istri Pandu, adik Dretarastra.
Karena telanjur terjadi, ia pun mengikuti Gandari yang selanjutnya menetap di istana Hastinapura.
Gandari memutuskan untuk selalu menutup kedua matanya menggunakan selembar kain karena ia sangat setia kepada suaminya yang buta.
Gandari berputra seratus orang—dikenal sebagai seratus Korawa—yang sejak kecil diasuh oleh Sangkuni.
Di bawah asuhan Sangkuni, para Korawa tumbuh menjadi anak-anak yang selalu diliputi rasa kebencian terhadap para Pandawa, yaitu putra-putra Pandu.
Setiap hari Sangkuni selalu mengobarkan rasa permusuhan di hati para Korawa, terutama Korawa sulung yang bernama Duryodana.
Kematian
Pada hari terakhir Baratayuda, Sangkuni bertempur melawan Bima.
Kulitnya yang kebal karena pengaruh minyak tala bahkan sempat membuat Bima sulit mengalahkan Sengkuni.
Penasihat Pandawa selain Kresna, yaitu Semar muncul memberi tahu Bima bahwa kelemahan Sangkuni berada di bagian dubur, karena bagian tersebut dulunya pasti tidak terkena pengaruh minyak tala.
Bima pun maju kembali. Sangkuni ditangkap dan disobek duburnya menggunakan Kuku Pancanaka yang tumbuh di ujung jari Bima.
Ilmu kebal Sengkuni pun musnah. Dengan beringas, Bima menyobek dan menguliti Sangkuni tanpa ampun. Meskipun demikian, Sangkuni hanya sekarat tetapi tidak mati.
Pada sore hari itu, Bima berhasil mengalahkan Duryodana, pemimpin seratus Korawa.
Dalam keadaan sekarat, Duryodana menyatakan bahwa dirinya bersedia mati jika ditemani pasangan hidupnya, yaitu istrinya yang bernama Dewi Banowati.
Atas nasihat Kresna, Bima pun mengambil Sangkuni yang masih sekarat untuk diserahkan kepada Duryodana.
Duryodana yang sudah kehilangan penglihatannya akibat luka parah segera menggigit leher Sangkuni yang dikiranya Banowati.
Akibat gigitan itu, Sengkuni pun tewas seketika, begitu pula dengan Duryodana.
Tentang Sangkuni:
Nama: Sangkuni
Nama lain: Suwalaputra, Suman, Trigantalpati
Asal: Kerajaan Gandhara
Kasta: kesatria
Senjata: tombak
Ayah: Subala
Ibu: Sudarma
Anak: Uluka