OPINI
OPINI - Puasa dan Kuasa
Namun seperti perkataan Rasulullah, tiada kekuasaan yang paling besar untuk ditundukkan selain hawa nafsu.
Dalam arena keseharian, kekuasaan gamblang dipraktikkan sehari-hari. Terkadang hawa nafsu menjadi sumber produksi kekuasaan.
Di medsos orang bebas berkuasa mengatakan apa saja. Hasratnya untuk menguasai pikiran netizen ditampakkan dari kerajinannya bersilat lidah.
Tidak jarang lidahnya menyakiti lebih tajam dari sebilah pedang.
Di mal-mal, uang menjadi alat kekuasaan paling destruktif menciptakan hasrat berbelanja tingkat tinggi. Era sekarang era masyarakat konsumsi.
Begitu pendakuan ahli ilmu-ilmu sosial. Berbelanja menjadi trend dan praktik sehari-hari.
Banyak orang berkuasa demi membeli sebanyak mungkin barang-barang.
Aku berbelanja maka aku ada. Demikian keyakinan masyarakat berbelanja.
Di ruang publik, banyak bermunculan kelompok-kelompok sosial melaksanakan aksi protes.
Tidak jarang demi kekuasaan mereka menguasai jalan raya hingga menimbulkan kemacetan.
Baca: 30 Finalis Dara dan Daeng Maros Lakukan Road Show, Ini Tujuannya
Akhirnya di jalan raya kekuasaan kelompok massa mau tidak mau berhadapan dengan kekuasaan pihak kepolisian demi menciptakan ketertiban umum.
Di tingkatan elite politik, kekuasaan adalah magnet. Kekuasaan dibicarakan dan tidak jarang malah diperebutkan.
Tidak segan-segan, bahkan banyak elite politik memanfaatkan kekuasaan demi mempertahankan posisi dan kepentingannya.
Kekuasaan di tingkatan elite adalah jenis kekuasaan yang melibatkan banyak pihak. Itulah sebabnya, kekuasaan di tingkatan elite paling banyak menyedot perhatian.
Singkatnya kekuasaan ada di mana-mana. Ia tampil dalam berbagai bentuk dan motifasi.
Namun seperti perkataan Rasulullah di atas, tiada kekuasaan yang paling besar untuk ditundukkan selain hawa nafsu.
Hawa nafsu-lah cikal bakal seseorang diikat ambisi kekuasaan.
Oleh sebab itu Ramadan adalah momen yang tepat untuk mendidik hasrat manusia dari hawa nafsu berkuasa.
Memutus mata rantai kepentingan dan kepongahan.
Mendudukkannya kembali di bawah terang cahaya ilahi. (*)
Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Rabu (15/05/2019)