Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Palangka Raya Digadang-Gadang Jadi Ibu Kota Indonesia, Berikut Profilnya
Kalimantan merupakan provinsi yang dipilih untuk menjadi Ibu Kota baru Indonesia.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Kota Palangka Raya disebut-sebut bakal menjadi Ibu Kota Baru Indonesia.
Kabar tersebut menyeruak, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui untuk memindahkan Ibu Kota Indonesia ke luar Jawa, Senin (29/4/2019).
Dilansir dari Tribun Manado melalui Kompas.com, Kalimantan merupakan provinsi yang dipilih untuk menjadi Ibu Kota baru Indonesia.
Wacana pemindahan ibu kota tersebut pertama kali digagas oleh Presiden Soekarno dan dimunculkan kembali oleh Presiden Jokowi.
Alasan pemindahan itu pun juga didasari soal kepentingan besar untuk negara dalam jangka panjang.
"Kita harus bicara soal kepentingan yan blebih besar untuk bangsa, negara dan kepentingan visioner jangka panjang," ujar Jokowi pada Tribunnews.
Soal wacana pemindahan ini, sebenarnya sudah dibahas beberapa tahun lalu.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro pun turut angkat bicara mengatakan wacana pemindahan akan segera rampung dibahas, pada 3 Juli 2017 silam.
Lebih lanjut, Bambang kemudian mengemukakan fakta-fakta lain terkait persiapan pemerintah dalam mengeksekusi hal tersebut.
Ibu Kota Kalteng
Dilansir dari wikipedia, Kota Palangka Raya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.
Sejarah pembentukan pemerintahan Kota Palangka Raya merupakan bagian integral dari pembentukan provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957 yang selanjutnya disebut Undang-undang Pembentukan Daerah Swatantra provinsi Kalimantan Tengah.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 yang menetapkan pembagian provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 (lima) Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya.
Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 dan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1959 Nomor Des. 52/12/2-206, maka ditetapkanlah pemindahan tempat dan kedudukan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah dari Banjarmasin ke Palangka Raya terhitung tanggal 20 Desember 1959.
Selanjutnya, Kecamatan Kahayan Tengah yang berkedudukan di Pahandut secara bertahap mengalami perubahan dengan mendapat tambahan tugas dan fungsinya, antara lain mempersiapkan Kotapraja Palangka Raya.
Kahayan Tengah ini dipimpin oleh Asisten Wedana, yang pada waktu itu dijabat oleh J.M. Nahan.
Peningkatan secara bertahap Kecamatan Kahayan Tengah tersebut, lebih nyata lagi setelah dilantiknya Tjilik Riwut sebagai Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah pada tanggal 23 Desember 1959 oleh Menteri Dalam Negeri, dan Kecamatan Kahayan Tengah di Pahandut dipindahkan ke Bukit Rawi.
Pada tanggal 11 Mei 1960, dibentuk pula Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya, yang dipimpin oleh J.M. Nahan.
Selanjutnya sejak tanggal 20 Juni 1962 Kecamatan Palangka Khusus Persiapan Kotapraja Palangka Raya dipimpin oleh W Coenrad dengan sebutan Kepala Pemerintahan Kotapraja Administratif Palangka Raya.
Sehingga Kotapraja Administratif Palangka Raya telah mempunyai 4 (empat) kecamatan dan 17 (tujuh belas) kampung yang berarti ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan untuk menjadi satu Kotapraja yang otonom sudah dapat dipenuhi serta dengan disyahkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1965, Lembaran Negara Nomor 48 tahun 1965 tanggal 12 Juni 1965 yang menetapkan Kotapraja Administratif Palangka Raya, maka terbentuklah Kotapraja Palangka Raya yang otonom.
Peresmian Kotapraja Palangka Raya menjadi Kotapraja yang Otonom dihadiri oleh Ketua Komisi B DPRGR, L.S. Handoko Widjojo, para anggota DPRGR, Pejabat-pejabat Depertemen Dalam Negeri, Deputy Antar Daerah Kalimantan Brigadir Jendral TNI M. Panggabean, Deyahdak II Kalimantan, Utusan-utusan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan dan beberapa pejabat tinggi Kalimantan Lainnya.
Upacara peresmian berlangsung di Lapangan Bukit Ngalangkang halaman Balai Kota dan sebagai catatan sejarah yang tidak dapat dilupakan sebelum upacara peresmian dilangsungkan pada pukul 08.00 pagi, diadakan demonstrasi penerjunan payung dengan membawa lambang Kotapraja Palangka Raya.
Demonstrasi penerjunan payung ini, dipelopori oleh Wing Pendidikan II Pangkalan Udara Republik Indonesia Margahayu Bandung yang berjumlah 14 (empat belas) orang, dibawah pimpinan Ketua Tim Letnan Udara II M.
Pada upacara peresmian Kotapraja Otonom Palangka Raya tanggal 17 Juni 1965 itu,Penguasa Kotapraja Palangka Raya, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah, menyerahkan Anak Kunci Emas (seberat 170 gram) melalui Menteri Dalam Negeri kepada Presiden Republik Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan pembukaan selubung papan nama Kantor Wali kota Kepala Daerah Kotapraja Palangka Raya.
Geografis
Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113˚30`- 114˚07` Bujur Timur dan 1˚35`- 2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi terdiri dari tanah datar dan berbukitdengan kemiringan kurang dari 40%.
Secara administrasi Kota Palangka Raya berbatasan dengan:
Sebelah Utara: Dengan Kabupaten Gunung Mas
Sebelah Timur: Dengan Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Selatan: Dengan Kabupaten Pulang Pisau
Sebelah Barat: Dengan Kabupaten Katingan
Wilayah Kota Palangka Raya terdiri dari 5 (lima) Kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Kecamatan Sabangau,Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rakumpit dengan luas masing-masing 117,25Km2, 583,50 Km2, 352,62 Km2, 572,00 Km2 dan 1.053,14 Km2
Geologi
Formasi geologi yang ada di wilayah Kota Palangka Raya tersusun atas formasi Aluvium (Qa) (tersusun daribahan-bahan liat kaolinit dan debu bersisipan pasir, gambut, kerakal dan bongkahan lepas, merupakan endapansungai dan rawa) dan formasi Batuan Api (Trv) (tersusun dari batuan breksi gunung api berwarna kelabukehijauan dengan komponennya terdiri dari andesit, basalt dan rijang.
Selain kedua formasi tersebut, wilayahKota Palangka Raya juga termasuk ke dalam formasi Dahor (TQd) (tersusun atas sebagian besar pasir kuarsa dengan dasar lempung, pada beberapa tempat terdapat sisipan konglomerat yang komponennya berupa batuanmalihan, granit dan lempung).
Iklim
Curah hujan tahunan di wilayah Kota Palangka Raya selama 10 tahun terakhir (1997-2006) berkisar dari 1.840—3.117 mm dengan rata-rata sebesar 2.490 mm.
Kelembaban udara berkisar antara 75—89% dengankelembaban rata-rata tahunan sebesar 83,08%. Temperatur rata-rata adalah 26,880 C, minimum 22,930 C danmaksimum 32,520 C.
Tanah
Tanah—tanah yang terdapat di wilayah Kota Palangka Raya dibedakan atas tanah mineral dan tanah gambut(Histosols). Berdasarkan taksonomi tanah (soil survey staff, 1998) tanah–tanah tersebut dibedakan menjadi 5 (lima) ordo yaitu histosol, inceptosol, entisol, spodosol dan ultisol.
Pemindahan Ibu Kota Negara
Wacana pemindahan Ibukota atau pusat pemerintahan berkembang di setiap masa pemerintahan.
Dalam buku berjudul ‘Soekarno & Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya’ karya Wijanarka disebutkan, dua kali Bung Karno mengunjungi Palangkaraya, Kalimantan Tengah — untuk melihat langsung potensi kota itu menjadi pusat pemerintahan.
Wacana pemindahan ibu kota Indonesia ke Kota Palangkaraya juga pernah diungkapkan Presiden pertama RI Soekarno.
Saat meresmikan Palangkaraya sebagai ibu kota Provinsi Kalteng pada 1957, Soekarno ingin merancang menjadi ibu kota negara.
Tentang Palangkaraya
Nama: Kota Palangka Raya
Semboyan: Isen Mulang
"Pantang Mundur"
Koordinat: 2°12′36″S 113°55′12″E
Negara: Indonesia
Hari jadi: 17 Juli 1957
Pemerintahan
* Wali kota Fairid Naparin, S.E.
* Wakil Wali Kota Umi Mastikah
Penduduk (2017)
• Total 283,612[1] jiwa
• Kepadatan 118,17/km2 (30,610/sq mi)
Demografi
• Suku bangsa Dayak, Banjar, Jawa, Madura, Sunda, Bali, Batak
• Agama Islam 69.75%
Kristen Protestan 26.65%
Katolik 1.98%
Hindu 1.42%
Budha 0.17%
Kaharingan 0.03%
Bahasa: Bahasa Dayak, Bahasa Banjar, Indonesia
Zona waktu: WIB
Kode telepon: +62 536
Kecamatan: 5
Bandar udara: Bandar Udara Tjilik Riwut
Sumber berita: http://manado.tribunnews.com/2019/04/29/kota-palangkaraya-jadi-kandikat-ibu-kota-baru-negara-indonesia-ini-ulasan-selengkapnya?page=all