Pemilu 2019
Kisah Tim Sukses yang Kini Depresi Dikejar-kejar usai Hanya Kumpulkan 567 Suara untuk sang Caleg
Inilah kisah Mursyid seorang tim sukses dari calon legislatif di DPRD Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang kini mengalami depresi.
TRIBUN-TIMUR.COM-Inilah kisah Mursyid seorang tim sukses dari calon legislatif di DPRD Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang kini mengalami depresi.
Mursyid mengalami depresi lantaran tak kuat terus ditagih sang caleg karena tak mampu memberikan suara yang sudah ditargetkan.
Mursyid gagal mengumpulkan suara untuk sang caleg yang tak lain adalah adik kandungnya sendiri.
Caleg tersebut diketahui bernama Khaeruddin.
Baca: Rekapitulasi Suara di Kecamatan Tamalanrea Makassar Baru Rampung Dua Kelurahan
Baca: Hasil Real Count KPU, Perolehan Kursi Sementara DPRD Sulsel Dapil VII Bone, Golkar Kapling 2 Kursi
Khaerudin mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kabupaten Cirebon dengan nomor urut enam dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Dia mewakili daerah pemilihan tujuh yang meliputi enam kecamatan antara lain: Kecamatan Astanajapura, Beber, Greged, Mundu, Sedong dan Susukan Lebak.
“Saya tim sukses ring satu untuk Caleg PAN Nomor 6 Dapil 7, namanya Khaerudin. Dia adik kandung saya,” kata Mursyid kepada sejumlah media.
Baca: TERBARU Real Count C1 KPU Data Masuk 27,9% untuk Pilpres 2019, Segini Suara Jokowi, Prabowo Menguat?
Baca: 119 Petugas KPPS Meninggal, 548 Dilaporkan Sakit, KPU Usul 3 Opsi untuk Pemilu Mendatang
Dia hanya mendapatkan 567 suara dari jumlah suara yang ditargetkan sebanyak 3000 suara.
Anak kedua dari pasangan Basyir (alm) dan Aminah ini menceritakan, tekanan itu diduga terjadi setelah Kherudin memberikan sejumlah nominal uang dan 3.000 butir telur dalam dua buah mobil boks kepada Mursyid.
“Sekarang kalau orang silaturahim enggak ngasih-ngasih kan enggak enak. Udah ngeganggu waktunya, enggak enak kalo enggak ngasih. Saya bilang, ini sih titipan telur dari adik saya, sodakoh aja, doa dan dukungan pilih adik saya ya,” kata Mursyid kepada Kompas.com mengingat kata-kata saat dia mengampanyekan adiknya.
Mursyid meyakinkan bahwa dirinya sudah kerja keras siang dan malam menyosialisasikan adiknya dari rumah ke rumah.
Dia memberikan satu bungkus paket berisi empat butir telur untuk satu orang pemilih.
Mursyid berulangkali ditelepon dan ditagih suara yang pernah ditargetkan. Kenyataannya jauh, suara di Desa Penpen untuk Khaerudin hanya 567 dari 3.000 suara yang ditargetkan.
Akhirnya, Mursyid merasa kecewa pada diri sendiri karena tidak dapat memenuhi target. Dia juga kesal dengan warga yang sudah dia beri sesuatu namun hasilnya tidak sesuai harapan.
Mursyid mengaku hubungan saudara adik kakak pun sempat merenggang karena masalah ini.
Terapi depresi di Padepokan Anti Galau Albushtomi Pantauan Kompas.com, Mursyid mendatangi Padepokan Anti Galau Albushtomi pada Selasa petang.
Baca: TERBARU Real Count C1 KPU Data Masuk 27,9% untuk Pilpres 2019, Segini Suara Jokowi, Prabowo Menguat?
Baca: 119 Petugas KPPS Meninggal, 548 Dilaporkan Sakit, KPU Usul 3 Opsi untuk Pemilu Mendatang
Dia langsung berbincang dengan Ustaz Ujang Bushtomi, pemilik padepokan. Dia menyampaikan apa yang sedang dialaminya hingga berulang kali merasa kecewa terhadap diri sendiri dan mudah marah.
Sekitar pukul 19.30 WIB, Ustaz Ujang Bustomi bersama tim padepokan anti galau membawa Mursyid ke Waduk Setupatok. Mereka langsung memandikan Mursyid sambil melakukan serangkaian ritual.
Ustaz Ujang Bushtomi menyampaikan, depresi pascapemilu tidak hanya menyerang calon legislatif, melainkan juga tim suksesnya.
Hingga Selasa malam, sudah ada enam caleg dan sepuluh orang tim sukses yang berkunjung ke padepokannya. Ujang menjelaskan, tim sukses caleg yang depresi berasal dari rasa tertekan.

Caleg terus menagih dan meminta pertanggungjawaban perolehan suara yang tidak mencapai target.
Bahkan, tidak sedikit para caleg yang meminta uang dikembalikan karena jumlah perolehan suara kecil.
“Tim sukses juga mungkin sudah maksimal berkerja, tapi terus ditekan (caleg), bahkan meminta uangnya kembali. Tim sukses itu yang terjadi stres seperti itu,” kata Ujang di lokasi.
Menghadapi tim sukses depresi, Ujang terus melakukan pendekatan. Dia juga melakukan terapi dan ritual untuk membuat diri tim sukses merasa lebih tenang.
“Jika kita sedekahkan, tidak ada iming-iming lain yang diharapkan. Harus ikhlas. Terapi yang dilakukan bertujuan agar semua aura negatif hilang, agar jiwa dan pikiran tenang dan searah,” tutup Ujang.
Kamar Khusus Caleh Gagal
Manajemen Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi, Kota Makassar menyiapkan kamar khusus buat pasien yang mengalami gangguan jiwa pasca Pemilihan Umum (Pemilu).
Kamar khusus "caleg gagal" tersebut, telah dikosongkan sejak 1 April lalu.
Baca: Ini Partai yang Meraih Kursi di Dapil Luwu Utara I Versi Real Count DPD PAN
Kamar khusus itu letaknya di lantai tiga stroke centre, rumah sakit yang beralamat di Jl Lanto Dg Passewang, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar tersebut.
Kamar khusus "caleg gagal" tersebut, terbagi dua, yakni kamar VIP dan VVIP.
Kamar VIP dibanderol Rp 785 ribu per hari.

Sedangkan kamar VVIP dibanderol satu juta lima belas ribu rupiah per hari.
Layaknya fasilitas hotel berbintang, kamar khusus VVIP itu memiliki satu tempat tidur pasien, terdapat pula sofa, meja makan, AC, dispenser, lemari, kulkas dan televisi.
Baca: TRIBUNWIKI - Pemilu 2019 5 menit 5 tahun Kembali Digaungkan Band Cokelat, Begini Karier Band Ini
Dua hari pasca pemilu, manajemen RSKD Dadi Makassar mengaku belum ada pasien yang menempati kamar khusus caleg gagal tersebut.
"Hingga saat ini belum ada caleg gangguan jiwa yang masuk ke kamar khusus itu," kata Direktur RSKD Dadi Makassar, dr Arman Bausat, kepada tribun-timur.com, Jumat (19/4/2019).
Meski begitu, kata dia, pihaknya tetap bersiap jika ada pasien caleg gagal yang akan dirawat di rumah sakit tersebut.
Sementara itu, Wakil Kepala Ruangan di RSKD Dadi Makassar yang menangani kamar khusus tersebut, Hj Wahyuni mengatakan kamar tersebut telah disiapkan sejak 2013.
Baca: TRIBUNWIKI - Setiap Tanggal 21 April Dirayakan sebagai Hari Kartini, Ini 7 Film Bertema Perempuan
Tepatnya di era direktur RSKD Dadi waktu itu, dr Ayunsri Harahap.
"Sebenarnya kamar ini dibuka bagi pasien yang ingin dirawat secara privat, jadi bukan hanya buat caleg gagal itu. Cuma kebetulan sekarang moment pemilihan legislatif, makanya kami siapkan kamar khusus ini," kata Hj Wahyuni, belum lama ini.
Sekadar diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menetapkan hasil Pemilu 2019 untuk nasional (Pilpres, DPR RI, dan DPD RI) paling lambat 35 hari setelah tanggal pemungutan suara atau 22 Mei mendatang.
Hal itu termaktub dalam jadwal penyelenggaraan Pemilu 2019 yang dipublikasikan KPU dalam situs resminya.
Baca: TPS 10 Desa Jalajja Luwu Timur Nyoblos Ulang, Ini Masalahnya
Untuk KPU provinsi, hasil perolehan suara parpol untuk DPRD provinsi paling lama diumumkan pada 25 hari setelah pemungutan suara atau 12 Mei 2019.
Adapun untuk KPU kabupaten/kota, menetapkan hasil perolehan suara parpol untuk DPRD kabupaten/kota paling lama 20 hari setelah pemungutan suara atau 7 Mei 2019.
Ditanggung BPJS Kesehatan
Untuk caleg yang gagal nanti, ada kabar bahagia. Tapi hanya bagi caleg yang mengalami stres.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Karawang menanggung biaya pengobatan bagi calon legislatif (caleg) yang stres akibat gagal pada Pemilu 2019.
Demikian disampaikan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Karawang Unting Patri Wicaksono Pribadi saat konferensi pers soal pembayaran klaim di Kantor BPJS Kesehatan Karawang, Selasa (16/4/2019).
"Para caleg tak perlu khawatir, jika depresi karena gagal pemilu akan kami biayai sampai sembuh. Asal terdaftar, punya kartu dan aktif membayar premi, artinya tidak menunggak pembayaran," kata Unting.
Unting mengungkapkan, prosedur pembiayaan tersebut sama seperti pasien BPJS Kesehatan dengan penyakit umum.
Penyakit para caleg gagal ini dijamin BPJS Kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 tahun 2014 tentang Tarif Standar Pelayanan JKN, yang mneyebutkan, BPJS bisa membiayai peserta yang menderita depresi, gangguan kepribadian, gangguan bipolar, skizofrenia dan berbagai penyakit mental lainnya.
Baca: TERBARU Real Count C1 KPU Data Masuk 27,9% untuk Pilpres 2019, Segini Suara Jokowi, Prabowo Menguat?
Baca: 119 Petugas KPPS Meninggal, 548 Dilaporkan Sakit, KPU Usul 3 Opsi untuk Pemilu Mendatang
Pembiayaan itu, kata dia, bisa meng-cover pengobatan dari mulai stres ringan, sedang, hingga berat.
BPJS akan mengobati para caleg yang depresi, mulai dari pemeriksaan awal sejak dari puskesmas, poliklinik hingga dirujuk ke RSJ Cisarua.
"Bahkan, jika para caleg stres mesti dirujuk ke RSJ akan kami biayai," kata dia.
Hanya saja, kata dia, pihaknya tidak mengetahui berapa jumlah caleg yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan di Karawang dan Purwakarta.
"Untuk jumlah (caleg) dan orang per orangnya saya kurang tahu," katanya.
Pada Pemilu 2019 ini, ada sebanyak 668 mengikuti kontestasi menuju kursi DPRD Karawang.
Belum lagi yang nyaleg di tingkat provinsi hingga DPR RI.
(Kontributor Kompas TV Cirebon, Muhamad Syahri Romdhon/Tribun Timur)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Tim Sukses Caleg Gagal yang Depresi Ditagih Perolehan Suara",