Tak Ingin Tercemar Pembicaraan Pemilu, Haul ke-13 Puang Ramma Ditunda hingga Usai Ramadan
Haul Ke-13 Syekh Sayyid A Djamaluddin Assegaf Puang Ramma ditunda hingga usai Ramadan agar tidak tercemari pembicaraan hasil pemilu dan pilpres
Haul Puang Ramma ditunda hingga usai Ramadan agar haul tidak tercemari pembicaraan hasil pemilu dan Pilpres 2019
Khusus untuk para caleg, Puang Makka meneruskan pesan Puang Ramma yang pas untuk mereka, “Wahai anakku, di dalam mencari kehiduanmu, maksimalkan ikhtiarmu dan optimalkan doamu. Hasilnya, itu wilayah Allah. Jangan engkau campuri. Karena di situ letaknya takdir Allah pada setiap hamba-Nya.”
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Puluhan murid dan tokoh Khalwatiyah Syekh Yusuf Al Makassary masih memadati Darul Ahsan, Jl Baji Bicara, Makassar, hingga pukul 01.30 wita, Jumat (19/4/2019) dini hari ini.
Mereka membicarakan persiapan Haul Ke-13 Syekh Sayyid Djamaluddin Assegaf Puang Ramma Qaddasallahu Sirrah.
Mursyid Khalwatiyah Syekh Yusuf Al Makassary, Syekh Sayyid A Rahim Assegaf Puang Makka, memutuskan haul Allahu Yarham Puang Ramma ditunda hingga situasi perpolitik kondusif.
“Kami putuskan menunda haul Puang Ramma karena suasana perpolitikan belum kondusif. Saya tidak mau, orang datang untuk haul tapi bicara politik, membahas hasil pemilu, hasil pilpres, dan caleg,” kata Puang Makka.
Menurut Puang Makka, makna agama hilang dan kekhusyukan haul akan sirna karena pembicaraan politik praktis.
“Sudah cukup umat sibuk bicara politik selama proses pemilu dan masa kampanye. Kami tidak ingin orang berkumpul untuk haulnya Puang eh malah bicara politik praktis, hilang makna agama di situ,” jelas Puang Makka.
Haul Ke-13 Puang Ramma diputuskan ditunda hingga setelah Ramadan 1440 H.
“Karena ini orang banyak yang mau didatangkan, kami tidak ingin orang datang dan bicara politik, rusak kekhusyukannya haul itu,” tegas Puang Makka.
Haul Puang Ramma diperingati setiap tahun pada tanggal 15 Sya’ban. Tahun ini, Nisfu Sya’ban 1440 H bertepatan dengan Sabtu (20/4/2019).
“Kami minta para jamaah dan murid Puang untuk mengenang Haul Puang di rumah masing-masing pada Sabtu (20/4/2019) malam, atau malam Minggu (21/4/2019), dan dilaksanakan secara sederhana,” kata Puang Makka.
“Khusus acara di Baji Bicara (Darul Ahsan), hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat, kumpul malam Minggu. Kemudian pada Hari Minggu pagi, pukul 08.00 wita, kita ke makam beliau di Tambua, Kecamatan Lau, Maros.
Puang Ramma wafat pada malam Nisfu Sya’ban 1427 H, di usia 97 tahun. Istri Puang Ramma, Hajjah Syarifah Mu’minah Puang Nurung juga wafat pada 15 Sya’ban, 10 tahun sebelumnya.
“Bedanya, Puang wafat pada hari Jumat, Ummi (Syarifah Mu’minah” wafat pada Hari Kamis 15 Sya’ban,” kata Puang Makka.
Saat prosesi pemakaman Syarifah Mu’minah, Puang Ramma berkelakar ke anak-anaknya, “Eh bagusnya kalau wafat 15 Sya’ban. Saya juga mau deh wafat pada 15 Sya’ban.”
Setahun sebelum wafat, Puang Ramma berpesan ke Puang Makka, “Kumpulkan semua murid-muridku dan sahabat-sahabatku pada 15 Sya’ban tahun depan.”