Suami Siti Zulaeha Djafar Ungkap Kejanggalan Motif Wahyu Jayadi Bunuh Istrinya, Tak Mungkin Emosi?
Apa sesungguhnya motif dosen UNM, Wahyu Jayadi (44) membunuh Siti Zulaeha Djafar (44)? Mungkin itulah
TRIBUN-TIMUR.COM - Apa sesungguhnya motif dosen UNM, Wahyu Jayadi (44) membunuh Siti Zulaeha Djafar (44)?
Mungkin itulah jadi pertanyaan publik hingga sepekan setelah peristiwa pembunuhan.
Pengajar atau dosen Universitas Negeri Makassar atau UNM, Wahyu Jayadi tersangka kasus pembunuhan menjalani tes kejiwaan di RS Bhayangkara, Jalan Mappaodang, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (26/3/2019).
Dari hasil pemeriksaan, tim psikiater menemukan fakta baru mengenai motif pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi.
Kepala RS Bhayangkara, Kombes Pol Farid Amansyah menuturkan, Wahyu Jayadi nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar karena emosi dan tersinggung atas harga dirinya.
Kombes Pol Farid Amansyah menyebut, perasaan emosi Wahyu Jayadi memuncak ketika korban menamparnya.
Tak mampung menahan emosinya, ia pun membalas dengan cara mencekik leher korban hingga tewas.
"Jadi motifnya tersinggung dan harga diri," kata Kombes Pol Farid Amansyah dalam keterangan tertulis yang diterima Tribun-Timur.com, Selasa (26/3/2019).
Baca: Video Detik-detik Iriana Jokowi Ibu Negara Jatuh di Panggung saat Kampanye, Inilah Penyebabnya
Baca: Prabowo Subianto Kenalkan Para Calon Menterinya, Kok Fadli Zon Gak Disebut?
Perwira menengah ini enggan menyebut seperti apa bentuk ketersinggungan atas harga diri Wahyu Jayadi hingga nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar.
Menurutnya, hasil pemeriksaan secara detail adalah rahasia medis seseorang yang dijamin undang-undang.
"Kecuali atas permintaan hakim atau pro justisia dapat disampaikan detailnya," kata Kombes Pol Farid Amansyah menyambung.
Lebi lanjut, kata Kombes Pol Farid Amansyah menambahkan, Wahyu Jayadi sempat panik usai membunuh.
Ia pun berupaya melakukan tindakan untuk merekayasa kejadian sesungguhnya.
Saat pemeriksaan mendalam oleh tim psikiter dan Biddokkes Polda Sulsel, Wahyu Jayadi akhirnya mengakui melakukan pembunuhan karena emosi dan tersinggung.
Diketahui, pemeriksaan psikologis ini dilakukan atas permintaan penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Gowa.
Pemeriksaan ini adalah bagian dari Scientific Crime Investigation (SCI) untuk mendalami personal Wahyu Jayadi dan mendalami motif pembunuhan.
Suami Korban Tak Percaya, Curiga Ada yang Lain
Menanggapi hal tersebut, suami korban, Muh Sukri mengaku ada kejanggalan dari motif yang dibeberkan oleh pelaku.
Muh Sukri sekaligus Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Ajattapareng pada Dinas Kehutanan Sulsel mengatakan, tidak mungkin Wahyu Jayadi membunuh Siti Zulaeha Djafar hanya karena emosi sesaat.
"Saya meyakini, hal-hal kecil yang bisa membuat tersangka membunuh istriku. Tidak mungkinlah hanya emosi sesaat yang membuat tersangka membunuh istri saya. Pasti adalah motif (lain) di balik pembunuhan sadis ini,” katanya, Rabu (27/3/2019).
Lebih lanjut, Muh Sukri mengatakan, pembunuhan istrinya tidak akan bisa dilakukan tanpa perencanaan terlebih dahulu.
"Jelas saya yakin ada motif lain di balik pembunuhan istri saya. Pembunuhan seperti ini, tidak mungkinlah bisa terjadi tanpa perencanaan yang matang,” kata Muh Sukri.
Kronologi
Peristiwa pembunuhan Siti Zulaeha Djafar diduga terjadi pada Kamis (21/3/2019), malam, namun mayat korban baru ditemukan, Jumat (22/32019), dalam kondisi mulai membengkak.
Mayat korban ditemukan di dalam mobil yang terparkir di Jalan Poros Japing, depan gudang milik pengembang perumahan Bumi Zarindah, Dusun Japing, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Baca: Dihancurkan Wahyu Jayadi, tapi Perangkat Inilah Akan Ungkap Fakta Lain Dia dan Siti Zulaeha Djafar
Mobil tersebut adalah mobil jenis SUV merek Daihatsu Terios warna biru berplat nomor DD 1472 AM.
Baca: Wahyu Jayadi Ungkap Wasiat Ibunda Siti Zulaeha Djafar, Bikin Dekat dengan Wanita Bersuami Itu
Mayat korban kali pertama ditemukan seorang pemuda bernama Rusdi (31) yang bekerja sebagai pengawas proyek bangunan, sekitar pukul 08:30 Wita (pada berita sebelumnya ditulis pukul 10:00 Wita).
Pada saat itu, Rusdi hendak membuka gudang.
Namun, di halaman gudang, dia menemukan ada mobil terparkir tanpa diketahui pemiliknya.
Dia lalu mengamati mobil tersebut dan ternyata kaca samping bagian kiri depan pecah.
Baca: Siti Zulaeha Djafar Dibunuh Pejabat UNM Wahyu Jayadi karena Selingkuh? Suami Bukan Orang Sembarangan
Tak hanya itu, di jok kiri depan duduk seorang wanita yang tak lagi bernyawa, kepala diikat seat belt (sabuk pengaman di kursi).
Rusdi sekaligus warga Pekang Labbu, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, langsung melaporkan kejadian tersebut kepada warga dan aparat setempat.
Selang beberapa menit kemudian, polisi datang ke Tempat Kejadian Perkara ( TKP).
Ditemukan surat kendaraan dan identitas.
Wanita tersebut ternyata bernama Siti Zulaeha Djafar, warga kompleks perumahan Sabrina Regency, Jalan Manggarupi, Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, Gowa.
Mayat Siti Zulaeha Djafar selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara, Jalan Mappaoddang, Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menjalani otopsi.
Dari hasil otopsi, diketahui jika Siti Zulaeha Djafar menghembuskan nafas terakhir sekitar 6 jam sebelum mayatnya ditemukan.
Baca: Terungkap Hubungan Siti Zulaeha Djafar hingga Dibunuh Wahyu Jayadi, Rektor Cerita Sifat Pelaku
Di tubunya terdapat sejumlah luka lebam.
Siti Zulaeha Djafar ternyata meninggal dibunuh.
Saat jenazah sedang diotopsi, polisi dari Resmob Ditreskrimsus Polda Sulsel bersama Satreskrim Polres Gowa melakukan prarekonstruksi.
Berdasarkan hasil prarekonstruksi, pelaku mengarah kepada seorang bernama Wahyu Jayadi, tetangga Siti Zulaeha Djafar di kompleks perumahan Sabrina Regency.
Wahyu Jayadi adalah sosok yang terakhir bersama dengan Siti Zulaeha Djafar.
Tim Resmob Ditreskrimsus Polda Sulsel lalu menangkap Wahyu Jayadi di RS Bhayangkara, Jumat siang, sekitar pukul 14:05 Wita.
Baca: Foto-foto Wahyu Jayadi Pejabat UNM Terduga Pembunuh Siti Zulaeha Djafar, Korban Juga Istri Pejabat
Sebelum ditangkap, Wahyu Jayadi pura-pura melayat korban dan menyampaikan empati kepada keluarga korban.
Selain itu, setalah membunuh Siti Zulaeha Djafar, Wahyu Jayadi sekaligus Kepala Unit Pelaksana Teknis ( UPT) Kuliah Kerja Nyata ( KKN) pada Universitas Negeri Makassar ( UNM), berupaya menghilangkan jejak setidaknya melalui 3 cara.
Pertama, memecahkan kaca mobil dikendarai korban untuk memunculkan kesan jika Siti Zulaeha Djafar merupakan korban perampokan.
Kaca mobil awalnya ditinju, namun tak berhasil sehingga pelaku memecahkannya menggunakan batu.
Wahyu Jayadi membunuh tetangganya dengan cara mencekik leher dan meninju bagian wajah.
Guna menghilangkan bekas cekikan, dia mutupi leher korban menggunakan seat belt.
Saat dicekik, korban melakukan perlawanan dengan cara mencakar pelaku.
Setidaknya itu terlihat dari bekas cakaran di lengan pelaku.
Kedua, menghancurkan smartphone iPhone X milik korban untuk menghilangkan jejak komunikasi.
Namun, polisi berhasil mendapatkan rekaman hasil komunikasi antara korban dengan pelaku.
Baca: Siti Zulaeha Djafar Kencan dengan Wahyu Jayadi Sebelum Dibunuh, Pipis di Mobil Pakai Kantong Plastik
Ketiga, menutupi bekas cekikan menggunakan seat belt.
Segala upaya pelaku untuk menghilangkan jejak, tak membuat polisi gagal melacak keberadaannya.
Lebih dari 10 jam setelah penangkapan, pelaku baru mengakui perbuatannya tersebut.
Kencan saat Pulang Kantor, Pipis di Mobil
Sebelum pembunuhan, Siti Zulaeha Djafar dan Wahyu Jayadi sempat janjian untuk kencan saat pulang dari kantor atau tempat kerja.
Korban adalah staf Bagian Rumah Tangga pada Biro Administrasi Umum dan Keuangan ( BAUK) UNM.
Korban dan pelaku sama-sama berkantor di lantai II, Menara Phinsi UNM, Jalan Andi Pangerang Petta Rani, Makassar.
Mereka janjian untuk bertemu di depan kantor PT Telkom Tbk, dekat Menara Phinisi.
Mereka kemudian bertemu sekitar pukul 17:00 Wita, Kamis (21/3/2019).
Di depan kantor PT Telkom Tbk, mobil mereka papasan, selanjutnya beriringan menuju ke kompleks pertokoan Permata Sari, Jalan Sultan Alauddin, depan kampus UIN Alauddin, Jalan Sultan Alauddin, Makassar.
Mereka ke kompleks pertokoan itu dengan tujuan menitip mobil jenis SUV mid-size merek Suzuki Escudo yang dikendarai Wahyu Jayadi.
Selanjutnya, mereka jalan bareng, dimana Wahyu Jayadi mengemudikan mobil Daihatsu Terios milik Siti Zulaeha Djafar.
Saat mobil mereka papasan, berdasarkan pengakuan pelaku, Siti Zulaeha Djafar sempat meminta kantong plastik kepada pelaku.
Kantong plastik itu digunakan korban untuk buang air kecil (pipis) di dalam mobil.
Korban juga tak pernah keluar dari mobil sejak papasan hingga mobilnya meninggalkan kompleks pertokoan Permata Sari.
Kantong plastik itu bersama lembaran tisu bau pesing diamankan polisi sebagai barang bukti.
Polisi dari Resmob juga mengamankan barang bukti lain sebuah berupa batu, sebuah kunci kontak mobil Daihatsu Terios, sebuah kerudung warna hijau, sebuah cincin.
Sebuah jam tangan, sebuah smartphone iPhone X milik korban, sebuah handphone merek Samsung milik pelaku, sebuah smartphone Xiaomi milik pelaku, selembar kemeja warna hijau dikenakan pelaku, selembar celana warna hitam dikenakan pelaku, uang tunai Rp 440 ribu.
Sampel darah korban, tisu bekas, dan pakaian korban.(*)