Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fakta Baru Pembunuhan Siti Zulaeha: Bukti Video Call, Meja Korban, hingga Pengakuan Suami Almarhumah

Sederet fakta baru terungkap dari pernyataan salah satu saksi soal Video Call hingga pengakuan suami almarhumah, Sukri.

Editor: Sakinah Sudin
HO/ Dok Pribadi
Fakta Baru Pembunuhan Siti Zulaeha: Bukti Video Call, Meja Korban, hingga Pengakuan Suami Almarhumah 

"Pelaku dengan almarhumah ini teman kantor, tetangga, ikatan persaudaraannya sangat kental," kata Sukri.

"Kalau bisa dibilang apa yang saya makan di rumah, bisa dia makan. Di rumahnya juga, tidak ada batas," sambung Sukri.

Ayah tiga anak ini kini mesti membesarkan anak-anaknya seorang diri tanpa Zulaeha.

Ia berharap aparat kepolisian selaku penegak hukum bisa mengungkap dengan jelas motif pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi ini.

Menurutnya, Wahyu Jayadi mesti diberi hukuman setimpal untuk bisa mengobati luka keluarganya.

"Saya mengharapkan kepolisian mengusut tuntas motif pembunuhan sebetulnya. Kita tidak mau ada ganjalan di hati," katanya.

"Meski dengan pengungkapan apapun hukuman yang diberikan tidak akan pernah mengobati rasa sakit hati keluarga besar kami,” ujarnya.

“Namun dengan proses peradilan ini, mudah-mudahan bisa mengurangi sakit bagi keluarga besar kami," tandasnya.

Diketahui, Sukri dimintai keterangan oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Gowa.

Ia diperiksa untuk pendalaman terkait hubungan korban dengan pelaku, serta bagaimana karakter korban selama ini.

Suami Siti Zulaeha, Sukri, berharap polisi mengungkap tuntas kasus ini.

"Keadilan tidak mengembalikan istri saya tapi bisa mengurangi rasa sakit hati keluarga kami," kata suami Siti Zulaeha, Sukri, usai pemeriksaan.

Kasus Pembunuhan Siti Zulaeha

Diketahui, Siti Zulaeha ditemukan tewas, Jumat (22/3) pagi, di Pattallassang, Gowa. Sedangkan Dr. Wahyu baru diamankan tim Resmob Polda Sulsel, pada sore harinya.

Informasi yang dihimpun, Wahyu Jayadi sempat berniat melarikan diri saat diamankan tim Reamob di RS Bhayangkara. Terbukti dari foto dan ungkapan sumber dari kepolisian.

Terpisah, kata Kepala Rumah Sakit atau Karumkit Bhayangkara Kombes Pol dr Farid Amansyah tersangka melakukan perbuatannya karena korban menamparnya hingga tersangka emosi.

"Tersangka jawab dengan baik, jadi motif tersangka karena tersinggung dan harga diri," ungkap dr Farid saat dikonfirmasi tribun timur.com, Rabu (27/3/2019) sore.

Kombes Farid enggan menjelaskan secara detail hasil pemeriksaan tersangka, karena menurutnya ini adalah rahasia medis seseorang yang dijamin Undang Undang (UU).

"Tentunya, kerahasiaannya dijamin dengan undang-undang. Kecuali atas permintaan hakim pengadilan atau pro justisia baru bisa untuk sampaikan," ujar dr Farid.

Pagi-pagi Cari Gunting Kuku

Dr Wahyu Jayadi, tersangka pembunuh Siti Zulaeha, disebut sempat mencari gunting kuku pada Jumat (22/3/2019) pagi, sebelum korban ditemukan.

"Pagi-pagi sempat ia (Wahyu) cari gunting kuku," ujar salah satu staf pegawai UNM yang enggan disebut namanya, saat ditemui di gedung Phinisi UNM, Selasa (26/3/2019).

Kata saksi, pagi-pagi sekitar pukul 06.00 Wita, Wahyu Jayadi sempat mencari gunting kuku di sekitaran basement parkir gedung Pinisi.

"Tapi karena tidak ada, yang bersangkutan langsung mencari di luar. Katanya mau beli di kios, tidak tahu gunting kuku itu untuk apa," jelas saksi kepada tribun timur.com.

Mayat Zulaeha, staf pegawai Bagian Rumah Tangga UNM, ditemukan warga Jl Pattallassang, Gowa, tepat depan Gudang Perumahan Zarindah, Japing, Gowa, sekitar pukul 09.30 Wita.

Salah satu pegawai UNM, Alamsyah (42) memberikan keterangan jika Wahyu Jayadi menginap di mobilnya yang terparkir pada lantai dasar gedung Phinisi, Jl AP Pettarani, Makassar.

"Jadi pagi itu saya lihat mobilnya parkir di parkiran bawah, ternyata ada Pak Wahyu Jayadi, jadi langsung saya pukul mobil dan dia kaget, katanya sakit giginya," ungkapnya.

Saat Alamsyah membangunkan Wahyu Jayadi sekitar pukul 08.20 Wita, saat belum ada info terkait penemuan mayat Siti Zulaeha di Pattallassang, Kabupaten Gowa.

Alamsyah sempat ke lantai 10 gedung Phinisi lalu ke lantai 4 untuk merokok. Tapi saat itu, Alamsyah bertemu lagi dengan Wahyu Jayadi yang mengeluh badannya sakit.

"Di situ dia (Wahyu) bilang sakit semua itu badannya. Dia panggil petugas kebersihan untuk pijit. Nah, tidak lama fotonya almarhumah masuk di whatsapp-nya," jelas Alamsyah.

Disitu, Wahyu dan Alamsyah yang sempat melihat isi pesan itu kaget, karena nomor plat mobil korban dan juga foto jenazah tersebar di akun sosial media (Sosmed).

"Dari situ kita langsung ke ruang kerjanya ibu Sula (nama akrab korban di UNM) agar mencari infonya, di situ kami tidak terlalu perhatikan Pak Wahyu Jayadi," ujar Alamsyah.

(TRIBUN-TIMUR.COM/ DARUL AMRI LOBUBUN/ MUSLIMIN EMBA)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved