OPINI - Perguruan Tinggi Gatekeeper Kebudayaan
Penulis adalah Dosen Unismuh Makassar dan Anggota Dewan Pendidikan Sulsel
Saya ingat persis tahun 90-an gagasan itu dilontarkan banyak orang, termasuk sebagian dosen yang kurang paham dengan peran dan eksistensi bahasa daerah dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Baca: Diskominfo Makassar Bahas Integrasi Data Bersama Organisasi Perangkat Daerah
Namun gagasan penghapusan itu resisten karena dihalau oleh beberapa petinggi dan pengambil kebijakan untuk tidak menghapus bahkan kalau boleh dikembangkan. Apa makna dari itu semua?
Ternyata 30 tahun kemudian muncullah berbagai hasil penelitian yang menyebut bahwa telah banyak bahasa daerah di Indonesia, termasuk di Papua dan di Sulawesi Selatan yang punah bahkan nyaris hilang karena tidak lagi digunakan oleh masyarakatnya.
Bahasa daerah Makassar dan Bugis oleh beberapa peneliti mempredikasi akan punah jika tidak ada upaya untuk memelihara dan mengembangkannya.
Nah sekarang saatnya, terutama PTN dan PTS yang mapan untuk memperlihatkan kekuatannya, membangun sinergitas antar lembaga agar bahasa daerah dan beberapa prodi untuk dipertahankan meskipun kurang peminat.
Menjadi tanggung jawab moral bagi perguruan tinggi mapan untuk selalu menjadi gate keeper bagi kebudayaan. Semoga.
Catatan: Tulisan ini telah dipublikasikan juga di Tribun Timur edisi print, Rabu 27 Maret 2019