Adnan Purichta Ichsan Dukung Pendaftaran SD Tanpa Tes Calistung
Menurut Adnan, persyaratan calistung tidak tepat diterapkan pada sekolah-sekolah di Kabupaten Gowa.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Hasrul
TRIBUN-GOWA, SUNGGUMINASA - Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat Sekolah Dasar (SD) tak boleh menerapkan tes membaca, menulis, dan berhitung (Calistung).
Adnan Purichta Ichsan ikut mendukung instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhajir Efendi mengenai kebijakan penerimaan siswa tanpa tes calistung ini.
Menurut Adnan, persyaratan calistung tidak tepat diterapkan pada sekolah-sekolah di Kabupaten Gowa.
Baca: Simulasi Sistem Pengamanan Kota, Ini Jalur Ditutup di Gowa
Baca: Enrekang Bakal Miliki Miniatur Perpustakaan Mewah Senilai Rp 10,7 M
Pemkab Gowa, kata Adnan memiliki program Imtaq Indonesia sebagai pengganti tes tersebut.
"Kami telah memiliki program Imtaq Indonesia sebagai pengganti mata pelajaran calistung di kelas 1 dan 2. Ini agar tumbuh kembang anak bisa maksimal ke depan," kata Adnan, Kamis (21/3/2018).
Adnan melanjutkan, program Imtaq Indonesia telah digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Gowa sejak tahun 2015 lalu. Bupati Gowa kala itu, Ichsan Yasin Limpo yang menggagas program tersebut.
Menurut Adnan, Imtaq menitik beratkan pada penguatan karaktel dan pembinaan mental anak diusia dini.
Karena itu, Adnan mengaku bersyukur lantaran program Pemkab Gowa di bidang pendidikan telah mendapatkan pengakuan nasional bahkan menjadi rujukan sistem pendidikan nasional.
Sehingga Pemkab Gowa merasa sistem pendidikan yang selama ini berjalan telah dalam koridornya. "Itulah kenapa Gowa ini kita mau jadikan kabupaten pendidikan," kata Adnan.
Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy mengeluarkan instruksi kepada SD di Indonesia untuk tidak menjadikan calistung sebagai sarat penerimaan calon murid. Jika masih ada SD yang berlakukan tes calistung ini, dia berjanji memberi sanksi tegas.
"Saya sudah tegaskan ke seluruh kepala SD, jangan lagi memberikan tes calistung untuk anak-anak yang baru masuk SD," kata Muhajir saat menjadi pembicara utama (keynote speaker) pada Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Mendidik Generasi PAUD Milenial Berbasis Keluarga di Era Disruptif 4.0 di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (16/3/2019) lalu.
"Tes calistung itu merusak perkembangan jiwa anak. Bahkan jika tetap ada SD yang berlakukan itu maka dana BOS nya akan saya cabut,” sambung Muhadjir sepeti dikutip dari jpnn.com.
Mendikbud mengatakan alasan kenapa SD harus meniadakan tes calistung itu pada penerimaan calon murid baru, agar tidak merampas hak anak-anak untuk bermain.
Sejatinya, di tingkat dasar, anak-anak hanya diberikan pendidikan karakter tentang bagaimana budaya baca, disiplin dan lainnya. Guru harus pahami ini dan orangtua juga harus sadar.
Sementara itu, Ratna, salah satu orangbtua siswa dari Kecamatan Palllangga berharap bahwa apa yang menjadi instruksi bupati tersosialisasi hingga ke sekolah.