Mau Talas Jepang? Bibitnya Dikembangkan di Lapas Maros Kerjasama Talasindo dan Koperasi Maju Bersama
Inisiator dan penggiat Pustaka Jeruji Indonesia S Alam Dettiro menyatakan Lapas Maros teta;h ditetapkan sebagai percontohan Lapas Medium Security
Lapas Maros juga menggiatkan Literasi di Balik Jeruji dan perkebunan literasi yang dikerjsamakan dengan berbagai pihak
TRIBUN-MAROS.COM, TURIKALE - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Maros kini menyediakan bibit Talas Jepang, Satoimo.
Penyediaan bibit talas khas Negeri Sakura itu atas kerja sama Lapas Kelas II A Maros di bawah kepemimpinan Indra S Mokoagow dengan PT Talasindo pimpinan Syamsuddin Awing sebagai konsultan dan Koperasi Maju Bersama yang diketuai Fety Fatimah.
"Kami senang dan bangga jadi mitra untuk menjadi penyedia bibit Talas Jepang yang dikembangkan oleh Bapak Gubernur Sulawesi Selatan. Ini sangat strategis," ujar Indra, sapaan akrab mantan Kepala Rutan Makassar itu di sela penandatanganan Perjanjian Kerja Sama di Kantor Lapas Maros, Rabu (20/3/2019).

Penandatanganan dihadiri, antara lain, Amri Liwang dari Talasindo serta Fety Fatimah dan Mas Heri dari Koperasi Maju Bersama.
Turut mendampingi Kalapas Maros, Abdullah (Kepala Seksi Kegiatan Kerja/ Kasi Giatja), HB Andi Kaso (Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban/ Kasi Kamtib), dan Saharuddin (Kepala Sub Seksi Program Kerja).

Sebelumnya, Lapas Maros mengembangkan Literasi Pertanian dengan mensuplai Kangkung ke LotteMart.
“Kami punya lahan seluas 1,4 hektare dan punya warga binaan yang mengikuti kegiatan asimilasi sebagai tenaga kerja. Ini juga sebagai pembelajaran berharga bagi WBP (warga binaan pemasyarakatan) yang akan bebas dan kembali ke masyarakat," jelas Indra.
Syamsuddin Awing selaku konsultan menyatakan siap mendampingi WBP sejak penyediaan lahan, perrsemaian hingga panen. "Kami dampingi dari awal sampai akhir sesuai Standard Operational Prosedure (SOP)," katanya.
Fety Fatimah dari Koperasi Maju Bersama manyampaikan rasa kagum dan salut karena di Lapas Maros diterima dengan hangat.
"Segala keperluan produksi berupa bibit, pupuk dan pestisida kami fasilitasi dan semua hasilnya kami beli sesui harga pasar," kata perempuan asal Jawa Timur yang tampil mengenakan hijab itu.
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilanjutkan peninjauan kebun dilahan yang telah dipasangi mulsa penutup bedengan dan juga penyiapan persemaian.
Talasindo dan Koperasi Maju Bersama didampingi oleh Abdullah dan Riskan Hamzah, M Jabal Nur, dan Andi Indra dari Seksi Giatja.
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa Nurdin Abdullah Gubernur Sulawesi Selatan mengemukakan bahwa rakyat Indonesia masih terpaku pada beras sebagai sumber pangan utama meskipun ada banyak alternatif lainnya.
Bupati Bantaeng dua periode ini mengembangkan alternatif sumber karbohidrat berupa talas. Bahkan, Bantaeng berhasil mengekspor talas hingga ke negeri sakura.