Akses Pekuburan Bonto Ramba Ditutup Pengusaha, Warga Mengeluh
Tindakan pengusaha dinilai sangat berlebihan dan tidak menghormati para leluhur. Pekuburan digunakan untuk kepentingan pribadi.
Penulis: Ansar | Editor: Hasrul
TRIBUN-MAROS.COM, MANDAI - Warga Dusun Bonto Ramba, Desa Bonto Matene, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, tidak bisa membersihkan pekuburan umum yang ada di kampungnya.
Padahal rumput sudah menutupi sejumlah batu nisan. Hal itu terjadi, karena adanya pengusaha warung makan, yang menutup akses masuk.
Seorang warga, Wahyu mengatakan, sejak warung makan dibangun beberapa tahun lalu, tidak akses untuk ziara kuburan. Kuburan tersebut juga ditembok keliling.
Baca: 42 Kali Curi Motor, Residivis Asal Jeneponto Dibekuk di Maros
Baca: Hacker Gnosticplayers Klaim Jual 13 Juta Akun Bukalapak di Pasar Gelap Internet, Segini Harganya!
"Ada pengusaha warung makan tutup jalan masuk ke kuburan. Makanya, warga kesulitan untuk bersihkan kuburan. Akibatnya, rumput tumbuh subur," katanya Senin (18/3/2019).
Untuk masuk ke area pekuburan, warga harus memanjat tembok setinggi 1,5 meter. Tidak ada akses disiapkan pengusaha warung makan tersebut.
Pengusaha warung makan telah membangun, ruko di bagian depan kuburan. Jika warga ingin masuk, harus lewat belakang area kuburan.
"Kasihan warga, yang mau bersihkan atau ziarah kuburan. Tidak ada akses masuk. Harus manjat tembok di bagian belakang. Seandainya, ada jalan setapak, tidak menjadi masalah," kata Wahyu.
Baca: Pertama Kali Kunjungan ke Barru, Kapolda Sulsel Disambut Tarian Padduppa
Seharusnya, bangunan di depan kuburan dihilangkan. Hal itu hanya meresahkan warga lain. Apalagi, kuburan tersebut ramai dikunjungi.
Pekuburan tersebut dihuni oleh para leluhur Bonto Matene. Seharusnya, kebersihan di dalamnya, dijaga. Tapi malah sudah ditumbuhi rumput.
"Warga di sini sangat menghargai para leluhur. Sehingga kami tidak bisa menerima jika ada bangunan paten di depan. Apalagai sampai menutupi jalan masuk," katanya.
Baca: Massenrempulu Sitoe Gelar Sosialisasi Kebencanaan di SD Kecil Leon
Pengusaha tersebut membangun tanpa ada koordinasi kepada warga setempat. Mereka menutup jalan, dengan alasan memiliki bukti kepemilikan lahan.
Tindakan pengusaha dinilai sangat berlebihan dan tidak menghormati para leluhur. Pekuburan digunakan untuk kepentingan pribadi.
"Warga di sini sangat mensakralkan pengkuburan tersebut. Tapi ada pengusaha tiba-tiba membangun dan menutup jalan. Itu pekuburan tua di daerah Bonto Matene," ujarnya.
Wahyu sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa, namun sampai hari ini belum ada tindakan tegas. Sementara para warga tidak menyetujui dengan adanya bagunan permanen di depan kuburan.
Baca: Dirut Perusahaan Kumpul di Hotel Claro, Beri Konsultasi di Raker Apindo Sulsel
"Kami harap, pemerinah segera mencari solusi dan menindaklajuti keluhan warga. Jangan sampai terjadi keributan antara warga dan pengusaha," kata Wahyu.