Kisah Wati, 15 Tahun Jualan Kerupuk Ubi di Jalanan Kota Palu
Setiap harinya, ia menjual kerupuk ubi di simpang empat Jalan Mohammad Hatta, Kota Palu, untuk menghidupi keluarganya.
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Imam Wahyudi
Sebelum menjual kerupuk Wati pernah mencoba peruntungan belerja sebagai karyawan di sebuah toko bangunan.
Tak cukup setahun Wati bekerja di toko bangunan.
Saat itu ia masih berstatus janda dengan dua orang anak.
"Tapi saya rasa-rasa gajinya tidak cukup hidupi anak," akunya.
Akhirnya ia pun bertemu dengan seorang tukang becak bernama Akbar dan menikah.
Pernikahan mereka dikaruniai dua orang anak.
Anak pertama dari hasil pernikahannya dengan Akbar, Hadija saat ini duduk dibangku kelas 2 SMP.
"Belum lagi kalau dia SMA, apalagi dia bilang mau kuliah, pasti butuh ongkos," jelas Wati saraya tersenyum.
Wati memang pekerja keras. Ia rela banting tulang bersama suami keduanya untuk menghidupi dan menyekolahkan anaknya.
Yang menjadi cita-cita hidupnya ialah agar kedua anak dari suami keduanya itu bisa sekolah setinggi mungkin.
"Jangan sampai dorang dua itu (anak) ikut kita orang tuanya yang kerjanya seperti ini, kasihan," harapnya. (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz).