Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Suka Duka Darwis Mahmud Sopir Wakil Bupati Pangkep, Hingga Jarang Mandi

Cerita Darwis Mahmud sopir Wakil Bupati Pangkep Syahban Sammana. Jadi Sopir melatih dirinya sabar.

Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Munawwarah Ahmad
Darwis Mahmud
Sopir Wakil Bupati Pangkep, Darwis Mahmud (kiri pakaian safari) bersama Wakil Bupati Syahban Sammana dan istri Tenriani Syahban serta Ajudan Wakil Bupati Cipta Anugrah Hasdi saat menghadiri acara di Alun-alun Citramas Pangkep beberapa waktu lalu. 

TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKAJENE- Menjadi driver (sopir) pejabat orang nomor dua di Kabupaten Pangkep memiliki cerita tersendiri.

Ada suka dukanya kata Darwis Mahmud.

Bahkan harus latihan bersabar menunggu berjam-jam orang nomor dua Pangkep itu selesai menghadiri acara.

Sejak Syahban Sammana menjabat Wakil Bupati Pangkep tahun 2016 hingga sekarang dia sudah dipercaya menjadi sopir.

Cerita itu dikemas ke dalam pengalaman menarik mengantar Wakil Bupati Pangkep, Syahban Sammana dari wilayah perkotaan hingga ke wilayah terpencil.

Darwis Mahmud, pria kelahiran Pangkajene, 15 Februari 1989 ini tidak pernah terfikir menjadi sopir orang nomor dua terpenting di Kabupaten Pangkep itu.

Dia hanyalah honorer biasa yang sudah enam kali pindah instansi lingkup Pemkab Pangkep dan mengabdi menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) selama 11 tahun di beberapa instansi seperti Dinas Perhubungan, Dinas Pendidikan, Badan Ketahanan Pangan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangkep.

Pria yang tinggal di Jl Bolu nomor 50, Kecamatan Pangkajene Pangkep tersebut anak ke empat dari lima bersaudara.

Dia bersekolah di SD 18 Tumampua 1, SMP 2 Pangkajene, SMA 1 Pangkajene hingga menyelesaikan sarjana ekonomi di STIE Indonesia Borong.

Kepada TribunPangkep.com, dia berbagi suka duka mendampingi Syahban Sammana yang juga merupakan Ketua Kwarcab Pangkep.

Darwis juga seirama dengan atasannya karena dirinya juga pernah bergelut di dunia kepramukaan.

Mengantar bahkan mendampingi Syahban harus super lincah, ilmu kepramukaanlah yang membuatnya bertahan karena di dalamnya banyak mengajarkan kedisiplinan dan kerja keras.

Darwis mengaku, dia mengantar Syahban ke tempat-tempat terpencil mulai dari wilayah perkotaan hingga ke pelosok desa, bahkan pulau yang belum pernah dia kunjungi.

"Manfaatnya ikut sama bapak itu, karena bisa berkenalan langsung dengan masyarakat, melihat kehidupan dan strata sosialnya. Saya banyak melihat sikap positif beliau jika di lapangan bertemu warga," ungkapnya, Jumat (1/3/2019).

Pengalaman lain, mengantar Syahban juga harus pintar membaca situasi.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved