Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kementerian ESDM Pastikan Nira Lontar Jeneponto Layak Jadi Bioetanol

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) RI sudah menyelesaikan studi kelayakan pengembangan Bioetanol dari nira lontar

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Munawwarah Ahmad
Mukhtar Tompo
Inisiator Bioetanol Jeneponto, Mukhtar Tompo bersama Tim Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan pengembangan teknologi ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, mengunjungi pohon lontar di Jeneponto, beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) RI sudah menyelesaikan studi kelayakan pengembangan Bioetanol dari nira lontar di Kabupaten Jeneponto.

Tim Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian dan pengembangan teknologi ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, menyimpulkan pohon lontar Jeneponto memenuhi syarat untuk jadi bahan baku bioetanol.

"Saya baru mendengarkan hasil presentasi dari tim Kementerian ESDM, ternyata pohon lontar kita memenuhi syarat," kata inisiator Bioetanol Jeneponto, Mukhtar Tompo ke Tribun, Jumat (22/2/2019).

Kementerian pun sudah menentukan harga untuk setiap liter nira sebesar Rp 550.

Kementrian pun sudah merancang industri pengolahan air nira menjadi bioetanol.

Pabrik bioethanol terintegrasi dengan kebun lontar yang didekasikan untuk sumber bahan
baku pabrik.

Kebutuhan penderes atau petani penyadap air nira sebanyak 1.176 orang, tenaga kerja pabrik 80 orang. Gaji rata-rata petani sebesar Rp 3 juta.

"Ini gajinya sudah lumayan kalau untuk petani karena selama ini penghasilan mereka tidak tetap," katanya.

Pabrik ini membutuhkan lahan pohon Lontar seluas 70 hektar.

Saat ini, Kementerian ESDM membutuhkan investasi sebesar Rp 76 miliar.

Kementrian ESDM bersama Pertamina membutuhkan investor untuk membangun pabrik ini.

"Kami mendorong Pertamina untuk segera mencari investor," katanya.

Selain itu, politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Mukhtar Tompo meminta Pemerintah Kabupaten Jeneponto untuk mendukung pembangunan pabrik.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Jeneponto, Syafruddin Nurdin mengatakan, Pemerintah Jeneponto akan mendukung penuh pengembangan Bioetanol.

"Kita akan dukung ini, dan Pemerintah akan mendukung penuh pembangunan dan pengembangan industri bioetanol," katanya.

Dalam studi ini, Kementerian ESDM merekomendasikan:

- Perlu kepastian suplai bahan baku seperti Pembentukan Kelembagaan
pemasok nira lontar melibatkan penyandang dana (BUMDES dll.)

- Kepastian off-taker ko-produk bioethanol (pupuk). Rekomendasi
kebijakan BBN di Jeneponto (komunikasi dengan Pertamina dan studi pasar pupuk organik di Sulawesi Selatan

- Melakukan studi pasar untuk mensuplai bioethanol non-fuel (untuk industri kimia, obat dll.)

- Mencari pemodal dan sumber pendanaan Pabrik Bioethanol 20 KLPD, dengan interest rate yang paling minimal

- Pengembangkan skema kerjasama antara BUMDES (pemasok bahan baku) dengan pemodal.

Baca: 6 Orang Bernama Tuhan Ini akan Mencoblos Pada Pilpres April 2019

Baca: Terungkap Kapan Syahrini Menikah,Sudah Pesan Gaun Pengantin dari Designer Ternama,Benarkah Februari?

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Follow juga akun instagram tribun-timur.com:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved