Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

3 Pabrik Sawit di Luwu Utara, 1 Sudah Operasi, 2 Baru Dibangun

Informasi yang dihimpun TribunLutra.com, tiga perusahaan telah membangun pabrik kelapa sawit di sana.

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Imam Wahyudi
chalik/tribunlutra.com
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, meletakkan batu pertama pembangunan pabrik kelapa sawit PT Surya Sawit Sejahtera di Dusun Makowong, Desa Patila, Kecamatan Tanalili, Luwu Utara, Sulsel, Jumat (22/2/2019). 

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Investasi pabrik kelapa sawit di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dinilai sejumlah pihak cukup menjanjikan.

Informasi yang dihimpun TribunLutra.com, tiga perusahaan telah membangun pabrik kelapa sawit di sana.

PT Jas Mulia beroperasi sejak pertengahan 2017. Sedangkan PT Kasmar Matano Persada dan PT Surya Sawit Sejahtera dalam tahap pembangunan.

Dinas Tanaman Pangan Hotlikultura dan Perkebunan (TPHP) menyebut luas kebun kelapa sawit Luwu Utara 18.360 hektar. Produksi 336.426 ton tahun 2017.

2.987 hektare merupakan tanaman belum menghasilkan, 14.097 hektare tanaman menghasilkan, dan 1.375 hektare tanaman tua.

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menyebut, masalah petani sawit saat ini adalah harga murah.

"Ke depan dengan hadirnya pabrik ini, diharapkan persoalan dapat teratasi dan mengarah pada kesejahteraan petani," ujar Indah ketika peletakan batu pertama pembangunan pabrik kelapa sawit PT Surya Sawit Sejahtera di Desa Patila, Kecamatan Tanalili, Luwu Utara, Jumat (22/2/2019).

Akhir tahun lalu, harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada tingkatan petani oleh tengkulak hanya Rp 300 per kilogram.

Menurut sejumlah petani, harga pembelian Rp 300 per kg merupakan yang terendah sejak beberapa tahun terakhir.

"Harga TBS di petani sisa Rp 300 per kilogram. Harga ini sangat rendah dan sangat merugikan kami sebagai petani," ujar Titto, petani sawit di Malangke, Selasa (25/12/2018) lalu.

Titto tidak memperoleh untung akibat rendahnya harga.

"Harga Rp 300. Biaya panen Rp 200 per kg. Sisa Rp 100. Itu biaya pemeliharaan. Kami tidak dapat apa-apa," katanya.

Titto berharap harga TBS di tingkat petani selalu normal.

"Kalau harga di tingkat petani Rp 800 atau Rp 700 itu sudah lumayan. Lebih bagus lagi kalau Rp 1.000 per kg di tingkat petani," kata dia.(TribunLutra.com)

Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved