Jenderal TNI Baju Preman Dibentak Bintara Gegara Salah Parkir, Jangan Kaget Jawaban Sang Jenderal
Sosok Jenderal TNI yang satu ini sering menjadi pembicaraan karena merupakan orang kepercayaan Presiden Soeharto
Terdapat 48 penumpang di dalam pesawat, meliputi 33 penumpang terbang dari Jakarta dan sisanya dari Palembang.
Pesawat DC 9 Woyla akhirnya tiba di Penang sekitar pukul 11.20 WIB untuk mengisi bahan bakar.
Saat itu, pembajak menurunkan seorang penumpang bernama Hulda Panjaitan.
Pembajak juga tidak memberitahukan ke mana tujuan mereka berikutnya.
Berhubung pesawat DC 9 Woyla ini hanya digunakan untuk rute dalam negeri, maka tidak dilengkapi peta untuk rute penerbangan internasional.

Baca: Aklamasi, Fajar Pimpin Ikatan Apoteker Indonesia Bone
Baca: Umegah Gerabah Takalar, dari Gentong ke Sepatu, Produk Tembus Hotel
Baca: Dzikir Bersama, Bupati Adnan Apresiasi Kinerja Relawan Bencana
Usai melontarkan tuntutannya pada pemerintah Indonesia, pesawat DC 9 Woyla kemudian diterbangkan ke Bangkok
Puncak pembajakan pesawat DC 9 Woyla terjadi pada 31 Maret 1981, di Bandara Mueang, Bangkok, Thailand.
Karena saat itulah dilaksanakan Operasi pembebasan
Kala itu, pasukan yang diterjunkan adalah pasukan Grup 1 Koppasandha.
Operasi tersebut di bawah komando Kepala Pusat Intelijen Strategis, Letjen Benny Moerdani.
Adapun Letkol Infanteri Sintong Panjaitan ditunjuk menjadi pemimpin operasi di lapangan.
Pada Selasa (31/3/1981) sekitar pukul 02.30 WIB, pasukan Kopassus mulai bergerak setelah mendapat persetujuan dari pemerintah Thailand.
Saat penyerbuan, pasukan terbagi dalam lima tim.
Tiga tim bertugas menyerbu ke dalam pesawat, dua lainnya bersiaga di luar.
Tim pertama dipimpin Kapten Untung Suroso yang akan masuk dari pintu darurat depan.