FAKTA BARU, NASA Ungkap Penyebab Likuifaksi Petobo dan Gempa Palu hingga Ilmuan Terkejut
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengungkap fakta terbaru mengenai bencana likuifaksi Petobo dan gempa Palu
Seperti dipelintir
Dia mampu mengenali rumahnya karena melihat rongga di antara tumpukan puing bangunan. Ia mengenali barang-barang yang tercecer.
Sesaat kemudian ia menumpuk dua lusin piring, dan beberapa perabot rumah tangga yang mudah pecah, semuanya dalam keadaan utuh. Bahkan surat-surat berharga ditemukan tanpa noda lumpur.
Laptop milik anaknya juga masih berfungsi. Hasnah sampai heran ketika mengumpulkan semua barang-barang itu, ketika melihat area di sekelilingnya seperti dipelintir.
"Barang saya ini tidak apa-apa, piring tak pecah, mungkin karena rumahnya ke dalam, lantainya naik, barang-barang ada di atas lantai, pengaruh air di dalam tanah, ini tadinya rawa, mungkin itu, rumah turun tidak keras, kalau keras jatuhnya mungkin ini pecah," kata Hasnah.
Safrudin, warga lain di Petobo, sementara itu bingung karena tidak bisa menemukan benda-benda miliknya.
Rumahnya amblas dan tanah di sekitarnya naik setinggi hingga lima meter.
Safrudin sejak tadi mengintip lewat celah-celah kayu yang mengarah ke bawah, ia perkirakan itu beranda rumah, tiga motor saudaranya yang kebetulan parkir di sana sudah tidak bisa diselamatkan.
Dia dan tujuh saudaranya tinggal di Palu.
Meski barangnya tertelan lumpur, semua keluarganya selamat termasuk istri dan anaknya.

"Rencananya lihat acara di pantai, setelah mandi sudah mau ke sana, tiba-tiba datang gempa," ungkap Safrudin.
Ketika itu itu keluarga besar berkumpul di rumah salah satu kerabat di Palu, bersiap-siap untuk menghadiri pesta adat Palu Nomoni, yang diadakan setahun sekali di Pantai Talise.
Mereka mengenakan pakaian terbaiknya untuk menghadiri festival. Safrudin bahkan sempat membeli baju baru untuk anaknya.
Saat gempa bumi berkekuatan 7,4 pada skala Richter terjadi Jumat (28/09) petang, Safrudin masih di rumah, belum sempat ke pantai.

"Kami saling tunggu, karena kamar mandi cuma satu, tujuh keluarga berkumpul di sana, jadi pasti telat untuk ke pantai" kata Safrudin. Rumah kerabatnya berada sekitar lima kilometer dari pantai, termasuk yang paling utuh dari guncangan gempa.