Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

FAKTA BARU, NASA Ungkap Penyebab Likuifaksi Petobo dan Gempa Palu hingga Ilmuan Terkejut

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengungkap fakta terbaru mengenai bencana likuifaksi Petobo dan gempa Palu

Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Foto aerial, Selasa (2/10/2018), menunjukkan kondisi Kelurahan Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah, usai diguncang gempa bumi dan likuifaksi. 

Ilmuwan terkejut oleh kecepatan gempa di Palu yang sangat konstan, mengingat bentuk sesar di Sulawesi Tengah sendiri.

Selama ini ilmuwan meyakini gempa bumi berkecepatan tinggi alias supershear hanya terjadi pada sesar yang berbentuk lurus sehingga tidak menciptakan banyak rintangan bagi pergerakan gempa bumi.

Kesaksian Para Korban Selamat

Rumah amblas ke dalam tanah, lalu naik ke permukaan hingga dua meter, aspal seperti dipelintir, tanah menggunung setinggi lima meter dan mengeras dalam 14 hari setelah fenomena Likuifaksi di Petobo, Palu.

Baca: Detik-detik Tim Sukses Prabowo Subianto & Jokowi Saling Ejek, Penonton Mata Najwa Tertawa Terbahak

Baca: Bandingkan Samsung Galaxy S10 dan Sony Xperia XZ4, Sama-sama Ponsel 3 Kamera, Spesifikasi & Harga

Baca: Apa Maksudnya? Nia Ramadhani & Jedar Bahas Barang Mewah Ussy Sulistiawaty, Colek Pegawai Pajak

Kini yang selamat kembali ke bekas rumah mereka, mencari barang-barang yang masih bisa digunakan.

Gundukan tanah bagai bukit bercampur puing bangunan di atas area seluas 180 hektare merupakan medan yang tidak bersahabat lagi bagi Hasnah Hamid, ibu empat anak, yang selamat dari musibah itu di Petobo.

Rumahnya sulit ditemukan, karena sudah bercampur dengan tanah yang mengeras.

Hasnah mengikuti jejak eskavator yang lebih aman untuk dipijak. "Sudah tidak ada pohon, tertelan lumpur," katanya.

Hasnah membuka payungnya, melindungi dirinya dari teriknya sinar matahari.

Alat berat itu sejak 1 Oktober lalu beroperasi untuk membelah gundukan lumpur yang menelan ribuan rumah dan kendaraan, membuat jalan baru agar proses pencarian korban lebih mudah.

Hasnah selamat karena ia tidak berada di rumahnya saat bencana itu terjadi.

Suasana di kampung Petobo pasca gempa dan tsunami, Sabtu (6/10/2018).
Suasana di kampung Petobo pasca gempa dan tsunami, Sabtu (6/10/2018). (akbar/tribunbarru.com)

"Sore itu berada di Tolitoli, saat gempa terasa, saya baru tahu rumah hancur malamnya, akhirnya ke Palu pukul delapan malam, jalur Kebun Kopi terputus, sehingga baru sampai rumah paginya." Kata Hasnah sambil berjalan dan menerka letak rumahnya.

Suami dan anaknya berada di dalam rumah.

Ketika merasakan gempa, mereka langsung lari keluar rumah dan menyelamatkan diri.

"Suami saya bilang, tanah seperti bergelombang dan retak," tambah Hasnah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved