Patokannya Sama-sama Bulan, Tahun Baru China dan Tahun Baru Islam! Tapi Kok Tidak Bersamaan Ya?
kalender Tahun Baru Islam (Hijriah) dan Tahun Baru China (Imlek) tenyata memiliki dasar perhitungan yang sama.
Penanggalan Islam
Bisa dikatakan, penanggalan Islam benar-benar murni berbasis waktu revolusi bulan mengelilingi bumi, 27,3 hari.
Bulan baru dalam sistem kalender Islam dihitung dari saat penampakan hilal, bulan sabit yang sangat tipis.
Penentuan bulan baru itulah yang kadang menjadi kontroversi saat awal bulan Ramadhan, hari raya Idul Fitri, dan Idul Adha.
Ada yang menganggap penentuan bulan baru harus disertai pengamatan hilal terlebih dahulu.
Baca: Ingin Organ Hati, Ginjal, dan Kandung Kemih Tetap Sehat, Ini 7 Cara yang Sebaiknya Anda Lakukan!
Baca: 14 Berita Kesehatan Ini Ternyata Hoaks, dari Mi Instan Picu kanker Sampai Kerupuk Pakai Plastik
Tapi ada juga yang menganggap bulan baru cukup ditentukan dengan perhitungan waktu penampakan hilal secara matematis.
Walau penentuan bulan baru bersifat rumit, sistem penanggalan Islam secara umum bisa dikatakan lebih sederhana.
Satu tahun adalah 354 hari. Setiap tahun terdiri atas 12 bulan yang lamanya antara 29 dan 30 hari.
Karena lama satu bulan tak benar-benar tepat dengan waktu Bulan mengelilingi Bumi, kalender Islam mengenal tahun kabisat.
Ada penambahan satu hari, menjadi 355 hari.
Awal tahun dimulai dari bulan Muharam. Nama-nama bulan diadopsi dari penanggalan yang ada di tanah Arab sejak masa Quraisy atau sebelum Islam.
"Bedanya, Islam melarang memasukkan nasi' (musim)," kata Thomas.
Penanggalan Tionghoa
Kalau sistem penanggalan Islam benar-benar berbasis bulan, sistem penanggalan Tionghoa memasukkan unsur matahari.
Penetapan awal bulannya lebih sederhana.
Baca: Sambut Imlek, Garuda Tawarkan Cashback Hingga Rp 1 Juta
Baca: Danny Jalin Silaturahmi dengan Tokoh Tionghoa di Hari Imlek