Cerita Anggota LMPI Bulukumba Saat Evakuasi Jenazah Warga Bontolohe dari Gunung Lompobattang
Demikian informasi dari anggota Laskar Merah Putih Indonesia (LMPI) Cabang Bulukumba, Iswan, yang turut terlibat dalam proses
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Sattu (40), warga Desa Bontolohe, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, yang meninggal dunia di Pos 9 Gunung Lompobattang (berita sebelumnya tertulis Gunung Bawakaraeng) berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan.
Demikian informasi dari anggota Laskar Merah Putih Indonesia (LMPI) Cabang Bulukumba, Iswan, yang turut terlibat dalam proses evakuasi ini, Minggu (27/1/19).
Sattu mendaki gunung yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Gowa itu sejak Selasa (22/1/2019).
Bersama anaknya, Muhammad Tolla (17) dan seorang kerabatnya.
Menurut Iswan alias Bibi, korban pertama kali ditemukan oleh tim SAR Unhas di Pos 9 pada Kamis (24/1/2019).
Pos 9 Lompobattang adalah lokasi camp pendaki Gunung Lompobattang.
Di tempat ini ada ada cerukan batu yang digunakan untuk menginap oleh pendaki.
Di depan cerukan batu juga ada tanah datar yang bisa memuat dua tenda.
Yang terpenting, pos dijadikan camp karena terdapat sumber air.
Menurut Bibi, proses evakuasi Sattu lambat karena terkendala cuaca buruk.
Hujan dan angin kencang senantiasa mengadang.
"Selain SAR Unhas, tim yang ikut melakukan evakuasi adalah LMPI Bulukumba, Basarnas Makassar, BPBD Bulukumba, KPA Bantaeng, PMI Bulukumba, dan PMI Buttatoa Bantaeng," ujar Bibi.
Jenazah Sattu berhasil diturunkan dan tiba di pemukiman kaki gunung pada Sabtu (26/1/2019) sore.
Belum diketahui penyebab pasti meninggalnya Sattu, dugaan sementara karena kedinginan.
Tujuannya ke Gunung Lompobattang juga belum diketahui.