Pray For Sulsel
Bosowa Siapkan Perahu Karet dan Beri Bantuan Makanan di Kodam 3 dan BTP
“Kegiatan berbagi seperti ini sudah menjadi tradisi bagi Bosowa,” ujar Ramli Manong, staf khusus pendiri Bosowa Aksa Mahmud
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUN-TIMUR.COM MAKASSAR - Tim Relawan Bosowa Peduli menyerahkan bantuan makanan siap saji terhadap korban terdampak banjir di BTN Kodam 3, Mangga Tiga, Buka Mata dan BTP, Kamis (24/1/2019)
Semua lokasi banjir tersebut berada di Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Selain bantuan makanan sebanyak 1.000 dos dan 30 dos air mineral, Bosowa Peduli juga menyiapkan perahu karet yang disiagakan 24 jam di Kodam 3.
Perahu karet ini bisa digunakan jika ada banjir yang lebih besar lagi.
Terkait perahu ini Bosowa Peduli bekerjasama dengan masyarakat untuk mengelolanya.
Baca: TRIBUNWIKI: Ini Profil Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa Sempat Dikabarkan Jebol!
Baca: Usai Serahkan Rp 1 Miliar ke Gubernur Sulsel, Kepala BNPB Pantau Banjir di Antang
“Bantuan perahu karet ini berasal dari CEO PSM Makassar yang memang sangat familiar di K BTN Kodam 3,” jelas Ramli Manong, staf khusus pendiri Bosowa Corp Aksa Mahmud.
Lokasi yang didatangi merupakan daerah terdampak banjir paling parah di Kecamatan Biringkanaya.
Aksi ini dilakukan oleh Tim Bosowa Foundation bekerja sama dengan Relawan KKDB (Bambang Tim).
Kebanyakan warga masih tetap tinggal di rumah mereka.

Sebagian juga telah mereka ungsikan ketempat lebih aman dan sanak familinya.
“Kegiatan berbagi seperti ini sudah menjadi tradisi bagi Bosowa,” ujar Ramli Manong melalui rilisnya ke tribun-timur.com, Kamis (24/1/2019) malam.
Menurut Ramli, aksi kemanusiaan yang dilakukannya bertujuan meringankan beban para korban terdampak banjir.
“Kami juga senantiasa mendoakan agar banjir yang menimpa pemukiman warga bisa kembali normal,” harap Ramli.
Baca: Bantuan untuk Korban Banjir di Maros Berdatangan, 10 Ton Beras Terkumpul
Baca: Banjir, Ini Jalur Alternatif dari Wajo ke Bone dan Sebaliknya
Kondisi Pengungsi
Sementara itu berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar per tanggal 24 Januari 2019, jumlah total warga yang mengungsi sebanyak 2.841 kepala keluarga dengan total 5.237 jiwa.
Para pengungsi ini tersebar di 27 posko pengungsian.
Tak sedikit pengungsi korban banjir tersebut mulai terserang beragam penyakit.
Di antaranya penyakit kulit, Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), diare, dan cefalgia/Myalgia.
Merespon kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Kota Makassar bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Makassar dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Wilayah Sulselbar telah menurunkan tim kesehatan dan dokter spesialis untuk mengobati para pengungsi.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Makassar dr Hadarati Razak mengatakan, Dinkes bersama IDI dan Persi Wilayah Sulselbar hari ini menurunkan enam dokter spesialis di Kelurahan Pacerakkang, Kecamatan Biringkanaya.
Baca: Efek Banjir dan Angin Kencang 94 Tiang Listrik Tumbang di Sulsel
Baca: Kepala PDAM Gowa: Air Bersih Mulai Mengalir Tapi Terbatas
"Besok kita akan ke titik lain yakni di Manggala, karena laporannya di sana juga sudah mulai banyak pengungsi terserang penyakit," kata Hadarati, Kamis (24/1/2019).
Ia menjelaskan, dokter spesialis yang banyak dibutuhkan di lokasi pengungsian yakni dokter anak, dokter kulit, dan dokter THT.
Besok akan ada banyak bantuan, karena ada yang datang secara khusus dengan obatnya, itu atas arahan kepala dinas kesahatan.
"Malam ini baru mau di-list, dokter apa yang dibutuhkan untuk di wilayah mana, besok kita jalan dan distribusi para dokter dan tim kesehatan," ungkapnya.
Terkait pencegahan penyakit, Hadarati mengatakan, untuk di Manggala, masyarakat diimbau untuk lebih menjaga kebersihan.
Apalagi di sekitar wilayah tersebut, sampah-sampah dari TPA Antang dilaporkan telah ikut terbawa arus banjir.
Dinkes juga telah minta untuk dibenahi tempat sampah di sana, karena memang masyarakat tidak tahan baunya.
"Tapi masyarakat sendiri harus menata lingkungannya, terutama ventilasi, agar tidak tercemar dan agar tak terpapar udara yang mungkin membawa penyakit," kata dia.
Baca: BREAKING NEWS: Korban Banjir Meninggal Kesetrum Listrik di Sabbangparu Wajo
Baca: Mulai Maret 2019 JNE Cabang Makassar Naikkan Tarif, Ini Alasannya
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya pengungsi untuk dapat menggunakan masker demi mencegah penularan penyakit.
Diimbau untuk pakai masker bertujuan untuk perlindungan diri masing-masing, minimal ada yang tersaring.
"Tapi prinsipnya lingkungan harus dikelola dengan baik, meski sebenarnya sudah baik, tapi kesadaran masyarakat juga harus diperhatikan," pungkasnya.
Sementara itu, menurut data BPBD Makassar, jumlah masyarakat yang telah menerima pelayanan kesehatan di 27 titik pengungsian dan kunjungan rumah sebanyak 1.932 orang.
Adapun rinciannya yakni:
Kecamatan Biringkanaya: 549 orang
Kecamatan Tamalanrea: 304 orang
Kecamatan Manggala: 802 orang:
Kecamatan Panakkukang: 228 orang
Kecamatan Rappocini: 48 orang
Kecamatan Tamalate: 22 orang
Sementara berdasarkan data dari Wali Kota Makassar Danny Pomanto ada tiga lokasi terparah terdampak banjir di Kota Makassar.
Ketiga lokasi tersebut yakni Kompleks Kodam 3, Kelurahan Katimbang, Perumnas Antang Blok 8 serta Perumnas Antang Blok 10. (*)