Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Begini Kisah Masa Kecil dan Masa Muda Jokowi, Ma'ruf Amin, Prabowo, dan Sandiaga Uno
Kedua pasang ini tentunya memiliki masa kecil yang begitu unik, dan masa muda yang berbeda. Ini kisahnya
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik.
Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya yaitu daerah Surakarta.
Ma'ruf Amin
Sewaktu kecil, Maruf Amin menghabiskan waktunya untuk menjadi santri. Ia mondok selama enam bulan di Pesantren Citangkil, Cilegon, Banten.
Pesantren tersebut didirikan oleh KH Syam'un Alwiah pada tahun 1894-1949. Banyak alumnus pertama pesantren ini melanjutkan pendidikannya ke Al Azhar Mesir.
Saat menginjak usia 12 tahun, Maruf merantau ke Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Kebanyakan anak muda yang berasal dari kampung Maruf memang kerap melanjutkan belajar ke pesantren yang ada di Jawa Timur.
Ayah dari Maruf, Kiyai Amin melarang putranya untuk nyantri ke Gontor. Karena salah satu pendiri NU merupakan murid Syiekh Nawawi Al Bantani, ulama terkemuka asal Banten, yang menghabiskan banyak waktu mengajar di Makkah.
Prabowo
Dilansir dari wikipedia, Prabowo Subianto lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951. Ia merupakan anak ketiga dan putra pertama dari Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar, yang lebih dikenal sebagai Dora Soemitro.
Ayahnya merupakan seorang pakar ekonomi dan politisi Partai Sosialis Indonesia yang pada saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir; pada April 1952, tak lama setelah kelahiran Prabowo, Soemitro diangkat kembali sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo.
Prabowo memiliki dua orang kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati, dan seorang adik lelaki, Hashim Djojohadikusumo.
Dari keluarga ayahnya, Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.
Nama pertamanya diambil dari pamannya, Kapten Soebianto Djojohadikusumo, seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur pada Pertempuran Lengkong pada Januari 1946 di Tangerang.