Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Jadi Moderator Debat Capres 2019, Ini Profil Ira Koesno, dan Awal Kali Jadi Moderator

Ira Koesno akan menjadi presenter debat Capres Dan Cawapres 2019 yang diselenggarakan Komis Pemilihan Umum (KPU),Kamis (17/1/2019).

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Twitter
Ira Koesno 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Desi Triana Aswan

TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR- Ira Koesno akan menjadi presenter debat Capres Dan Cawapres 2019 yang diselenggarakan Komis Pemilihan Umum (KPU),Kamis (17/1/2019).

Dua pasangan calon, yaitu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan berupaya memikat calon pemilih dengan visi, misi, serta program yang ditawarkan.

Tema debat pertama Pilpres 2019 ini adalah pemberantasan korupsi, penegakan hak asasi manusia, dan pemberantasan terorisme.

Data Diri:

Nama: Dwi Noviratri Koesno

Panggilan: Ira Koesno

Lahir: Jakarta, 30 November 1969

Ayah: Koesno Martoatmodjo

Ibu: Sri Utami

Pasangan: single

Instagram: @ira_koesno

@irakoesnocom

Pendidikan

  1. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
  2. Master of Arts Film dan Produksi Televisi, Universitas Bristol, Inggris (2000)
  3. Master of Arts Jurnalistik Internasional, Universitas Westminster, London, Inggris (2001)

Karir

  1. Akuntan di Auditor KPMG Hanadi Sujandro (1995)
  2. Jurnalis dan Announcer di SCTV (1996-2003)
  3. Direktur Ira Koesno Communications (2004-Sekarang)
  4. Presenter “Satu Jam Lebih Dekat” tvOne (2010)
  5. Moderator “Satu Meja” Kompas TV, -2016
  6. Presenter Debat Pilkada DKI Putaran Kedua, (2017)
  7. Presenter Debat Capres Dan Cawapres (2019)
Ira Koesno
Ira Koesno ()

Awalnya Debat Calon Gubernur

Dilansir dari Kompas.com, Dwi Noviratri Koesno alias Ira Koesno adalah mantan jurnalis Liputan 6 SCTV.

Perempuan kelahiran 30 November 1969 tersebut tidak asing dalam perhelatan debat kandidat.

Ira sebelumnya menjadi moderator dua debat calon gubernur dan wakil gubernur DKI 2017.

Saat itu, Sandiaga yang menjadi calon wakil gubernur DKI memuji penampilan Ira pada debat pertama.

Menurut Sandi, sosok Ira memang ditunggu-tunggu publik karena sudah lama tidak muncul di layar kaca.

Pada debat pertama Pilkada DKI Jakarta, kata Sandi, kehadiran Ira sempat mengundang kehebohan.

Hal itu juga membuat masyarakat tertarik untuk menonton debat yang kedua serta ketiga sehingga program masing-masing pasangan calon bisa tersampaikan.

"Saya lihat, mungkin karena beliau sudah lama enggak kelihatan di TV dan membawakannya sangat lugas. Jadi banyak yang gagal fokus. Kami harapkan tanggal 12 nanti bisa jauh lebih menarik," kata Sandi pada April 2017.

Sementara Djarot Saiful Hidayat, calon wakil gubernur DKI saat itu, juga memuji Ira. "Bagus, bagus, cantik, cerdas, profesional, baguslah," kata Djarot saat itu.

Galau

Ira mengaku sempat galau ketika tahu bahwa kisi-kisi pertanyaan sudah disampaikan kepada kedua pasangan calon presiden-wakil presiden.

Pasalnya, banyak suara publik yang mempertanyakan apakah debat akan menarik jika pertanyaan sudah diberikan.

"Fungsi moderator apalagi kalau pertanyaan-pertanyaan sudah diberikan?" kata Ira dalam wawancara dengan Kompas TV, beberapa waktu lalu.

Namun, kata Ira, penjelasan KPU bahwa bocoran pertanyaan itu hanya untuk debat pada dua segmen dari total enam segmen.

"Kan pasti ada tanggapan dan enggak mungkin tanggapan sudah dipersiapkan. Artinya jangan khawatir, debat itu pasti akan seru, menarik, karena dari enam segmen, mayoritas tidak diketahui pertanyaannya," kata Ira.

Perjalanan Karir

Perjalanan karir Ira diawali sejak era reformasi.

Dilansir dari Tribunnews.com, mengawali karier sebagai akuntan, Ira Koesno beralih profesi menjadi jurnalis pada salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia.

Ira sempat memicu kontroversi saat menjadi penyiar di stasiun televisi itu.

Ini terjadi pada 17 Mei 1998 beberapa hari sebelum kejatuhan Presiden Soeharto.

Saat itu Ira Koesno mewawancarai Menteri Negara Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmadja.

Dalam wawancara itu, muncul istilah "cabut gigi" yang merujuk permintaan terhadap turunnya Soeharto saat Orde Baru di pengujung kuasa.

Sarwono ketika itu menanggapi kondisi pemerintahan menghadapi gelombang demonstrasi mahasiswa.

Untuk mengobati pemerintahan yang "sakit gigi", menurut Sarwono, maka perlu dicabut giginya yang sakit, yang merujuk pada Presiden Soeharto.

Akibat tayangan ini, Ira Koesno mendapat sanksi.

Meski begitu, kariernya sebagai pembawa acara tetap berlanjut.

Ira Koesno
Ira Koesno (tribunnews.com)

Pada 2004, Ira Koesno mendapatkan mandat dari KPU untuk menjadi moderator pada sesi debat perdana Pilpres 2004.

Tahun itu merupakan sejarah karena untuk kali pertama Indonesia menggelar pemilihan presiden secara langsung.

Dilansir dari harian Kompas edisi 1 Juli 2004, dalam acara debat 1 jam 30 menit tersebut, yang tampil sebagai panelis.

Antara lain, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti, dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Harkristuti Harkrisnowo, Dekan Fakultas Ekonomi UI Aditiawan Chandra, dan Rektor Universitas Diponegoro Eko Budihardjo.

Pertanyaan muncul dari berbagai panelis ke calon kandidat, tapi kebanyakan dari mereka hanya sepakat dan menambahkan pernyataan salah satu kubu.

Bahkan, Ira Koesno sempat menekankan respons atas jawaban calon lain harus disertai alasan setuju atau tidak setuju.

Dalam menjawab penyampaian paparan program dan juga jawaban atas pertanyaan panelis kerap kali batas waktu yang disediakan terlewati.

Ira Koesno berkali-kali menegur kandidat karena melebihi waktu yang ditentukan.

Setelah saat itu, namanya seketika tak tersentuh media.

Ternyata dia membuat jasa konsultan.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved