Nongki Bareng Idris Manggabarani: Semester 2 Putuskan Mandiri, Jadi Marketing Vespa Sambil Kuliah
"Semester 2 di Fakultas Ekonomi Unhas, saya memutuskan untuk tidak menerima bantuan dari orang tua," katanya.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Arif Fuddin Usman
Bertemu Banyak Orang
Memilih profesi marketing pun jadi pastion-nya. Bertemu dengan banyak orang, membangun networking yang bagus. Sebagai ganjaran, ia diberi bonus Vespa baru atas penjualan yang fantastis dihasilkannya.
"Namun GM-nya kala itu merasa tidak nyaman. Kebetulan ia anak mantan gubernur. Harmonisasi tidak terjalin. Akhirnya disampaikan manajer saya, GM tidak terima saya diberi bonus motor," ujarnya.
Ini dikarena, lama kerja yang masih minim sudah dapat bonus sebesar itu. "Saya pun memutuskan keluar. Padahal kalau diingat, saat masih kuliah sambil kerja, gaji saya RP 60 ribu di diler.
Lalu disidang sama Tetta dan Mama bersama kakak. Bapak bilang, ini anak kenapa mau kerja, padahal masih bisa saya biayai. Jangan sampai sibuk kerja tidak selesai kuliahnya," katanya mengikuti ucapan bapaknya.
Tenttanya pun menawarkan untuk bekerja sama bapak dan kakaknya. Gajinya pun di atas gajinya kini, Rp 120 ribu per bulan.
"Saya menolak dan memilih gaji Rp 60 ribu, daripada harus digaji sama keluarga sendiri. Terus kerjanya belajar saja sampai selesai," ujar Idris.
Paling menyentuh, kala gaji perdananya Rp 60 ribu diberikan kepada sang Mama. "Pas saya kasi, Mama saya menangis. Ia bilang Mama tidak butuh pemberian mu. Umur seperti ini sudah bekerja keras, saya pun dipeluk. Ia mendoakan saya semoga sukses," ujarnya.
Meski ia menyelesaikan kuliah hampir 5 tahun, namun ia sudah punya pengalaman banyak bagaimana hidup mandiri.
"Saya lambat lulus karena skripsi yang keburu. Namun di sisi lain, buah dari bekerja sebagai marketing dengan waktu yang relatif lebih sedikit ketimbang karyawan lainnya yang menjual pukul 08.00 hingga 17.00 Wita, masih jauh lebih banyak saya," katanya.
Bayangkan, saat kerja full, rekannya hanya mampu menjual 5 unit hingga 10 unit per bulan, sedangkan Idris mampu menjual rerata 15 unit per bulan.(*)