Jawaban Tengku Zulkarnain Saat Disebut Radikal Tengah oleh Ketua P3M Agus Muhammad di ILC TVOne
Tengku Zulkarnain bahkan menyindir Badan Intelejen Negara (BIN) yang percaya dengan penelitian tersebut.
"Sekelas BIN percaya penelitian ini, aduh..aduh..aduh, ini penelitian ini enggak laku kalau di Universitas Sumatera Utara, ini dibuang ke tong sampah bener,".
"Meneliti itu mbok sekelas UI, sekelas UGM, gitu, libatkan majelis ulama, ormas Islam, Muhammadiyah, NU, ini NU juga bukan (nunjuk Agus), ditanya dari Rumah Kebangsaan? Enggak tahu dia siapa, jangan-jangan tuyul datang ke situ," sambung Tengku Zulkarnain disambut gelak tawa penonton dan Agus.
"Jangan begitu, ini menggegerkan nasional," imbuhnya.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini.
Sebelumnya, Agus Muhammad, selaku Ketua DP Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat menjelaskan proses studi sehingga menghasilkan data 41 dari 100 masjid pemerintah di Jakarta, terpapar radikalisme.
Kriteria objek yakni yang pertama berada di Jakarta, kemudian Masjid bukan mushola, yang ketiga ada kegiatan tambahan di luar sholat berjamaah.
Agus menuturkan dalam menstudikan 100 masjid, relawan sebanyak 100 diturunkan untuk merekam 4 kali khotbah Jum'at berturut turut dalam satu bulan.
Dalam menentukan relawan, Agus mengatakan pihaknya menentukan dengan rekomendasi dari orang-orang terpercaya.
"Tugas relawan, merekam khotbah jumat, yang kedua merekam videonya, untuk memastikan suara di audio dan videonya sama, dan yang ketiga adalah mengambil bahan gambar bacaan yang ada disana," ujar Agus.
"Nah hasil rekaman di analisis oleh lima orang yang mempelajari,".
Kemudian dalam menganalisis, Agus menuturkan ada lima hal kriteria menentukan masjid teridentifikasi radikal atau tidak.
"Pertama adalah sikap terhadap konstitusi nasional, NKRI, Pancasila, UUD 45, kemudian Bhineka Tunggal Ika,".
"Kedua, sikap terhadap pemimpin non muslim, karena kita sebagai negara yang sudah menyepakati, maka semua orang punya hak yang sama untuk menjadi pemimpin,".
"Kita ingin tahu sikap mereka terhadap agama yang lain, Yang keempat, kita ingin tahu sikap mereka terhadap kelompok minoritas, suku, adat, ya secara umum jumlah itu sangat minoritas,".
"Terakhir sikap mereka terhadap pemimpin perempuan seperti apa. Nah jika sikap mereka negatif, kita menganggap mereka sebagai radikal. Kalau semakin negatif sikapnya kita melihat itu semakin tinggi,".
Ada tiga level dalam menganalisis tingkat radikal yang dijelaskan Agus, yakni misalkan dalam pemimpin non muslim.
