Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Awas Jika Anda PNS Hasil Kecurangan Joki! Aparat Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar Mencari Anda!

Enam pelaku adalah, satu broker atau penyedia joki yakni dokter Wahyudi, serta empat sebagai joki, Martin Tumpak, Ahmad Lutfi, Hamdi Widi dan seorang

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Arif Fuddin Usman
abdiwan/tribuntimur.com
Kepolisian merilis kasus penipuan kartu ujian CPNS di Polrestabes Makassar, Jl Jend. Ahmad Yani, Senin (29/10/2018). Enam tersangka diamankan diantaranya empat joki, satu peserta dan satunya adalah Broker atau penyedia Jasa yang ditangkap karena melakukan penipuan dan pemalsuan berkas berupa surat-surat untuk CPNS di Kemenkumham. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar menyelidiki, oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang lulus tes calon pegawai negeri sipil (PNS) memakai cara curang dengan joki.

Pengertian dari joki di sini adalah orang yang mengerjakan soal ujian untuk orang lain dengan menyamar sebagai peserta ujian yang sebenarnya dan menerima imbalan uang. Peserta memakai joki yang pintar agar lulus.

Nah, terkait penyelidikan Polda dan Polrestabes ini akan PNS hasil praktik perjokian tersebut berdasarkan dugaan kasus pemalsuan tes CPNS Kemenkumham RI tanggal 28 Oktober 2018 lalu, di Kota Makassar.

Baca: Sudah Punya Gaji sebagai Dokter, Masih Juga Oknum Dokter Makassar Jadi Joki Tes CPNS Kemenkumham

Baca: Citizen Reporter: IDB Tertarik Biayai Lembaga Research Stem Cell Ikatan Dokter Indonesia

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengaku, berdasar dari kasus ini tim Polda Sulsel berkoordinasi dengan Polda lain untuk penyelidikan.

"Jadi kita akan koordinasi dengan Polda seluruh Indonesia agar menyelidiki PNS ilegal yang masuk lewat jalur Joki," kata Kombes Dicky, Selasa (30/10/2018).

Polda Sulsel dan Polrestabes Makassar terus mendalami kasus ini, karena saat tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) enam pelaku ditangkap petugas Opsnal.

Enam pelaku adalah, satu broker atau penyedia joki yakni dokter Wahyudi, serta empat sebagai joki, Martin Tumpak, Ahmad Lutfi, Hamdi Widi dan seorang peserta CPNS.

Sudah 5 Tahun

Pihak kepolisian menaruh curiga dalam kasus pemalsuan berkas tes CPNS ini, dr Wahyudi dan para broker yang lain sudah beraksi dalam lima tahun terakhir.

"Mereka ini kan sudah beraksi berkali-kali, maka kecurigaan kami masih ada PNS yang lulus dengan cara ini, maka itu kami lakukan koordinasi," jelas Dicky.

Baca: Viral, Brondong 20 Tahun Nikahi Janda di Sidrap, Masuk Acara Uya Kuya dan Ketemu Nikita Mirzani

Baca: Begini Firasat Janda 65 Tahun Sebelum Dinikahi Brondong 20 Tahun, Inade Yakin Idris Adalah Jodohnya

Dalam kasus ini, Wahyudi punya andil besar mengatur Joki dan mengumpulkan peserta untuk penjaringan para peserta untuk ujian tes CPNS seluruh Indonesia.

"Jadi untuk Joki tahun ini pesertanya ini sudah mendaftar sejak bulan April 2018. Para joki ini nantinya akan dibayar dari pembayaran para peserta," ujar Dicky.

Pembayaran peserta yang masuk ke dr Wahyudi mulai dari Rp 120 juta hingga Rp 150 juta untuk satu peserta yang mau untuk dicarikan joki pada saat tes ujian CPNS.

Para joki ini nanti akan dibayar dari Rp 20 juta hingga Rp 40 juta jika berhasil loloskan di ujian tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk PNS di Kemenkumham.

Sementara itu, Polda Sulsel dan pihak penyidik Polrestabes Makassar masih melakukan perburuan kepada sembilan joki dan Broker sindikat Wahyudi.

Dokter Pelabuhan

Kasus Wahyudi sang penyedia jasa Joki ini pun dirilis penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar, di Polrestabes Jl Ahmad Yani, Senin (29/10/2018) siang.

Rilis penipuan dan pemalsuan surat ujian CPNS ini, dihadiri Karo SDM Polda Sulsel, Kombes Yohanes Ragil Heru, dan Kabid Humas Polda, Kombes Dicky Sondani.

Baca: Benarkah Brondong 20 Tahun Nikahi Janda 65 Tahun karena Alasan Harta? Ternyata Segini Kekayaannya

Baca: Janda 65 Tahun yang Baru Dinikahi Brondong 20 Tahun di Sidrap Jadi Bintang Tamu Televisi Lokal

Juga, Kapolrestabes Kombes Pol Irwan Anwar, Wakasat Reskrim Polrestabes Kompol Jamal Fatturahman, Kapolsek Tallo Amrin AT dan jajaran Polrestabes.

"Dalam kasus ini, kami amankan enam tersangka. Diantaranya empat joki, satu peserta dan satunya adalah Broker atau penyedia Jasa ini," kata Dicky saat rilis.

Enam tersangka ini ditangkap karena melakukan penipuan dan pemalsuan berkas berupa surat-surat untuk CPNS di Kemenkumham.

Oknum dokter di Pelabuhan Makassar, dr Wahyudi ditangkap oleh polisi karena telah melakukan penipuan tes CPNS.

"Dokter Wahyudi ini dia bertugas sebagai dokter kesehatan di Pelabuhan Soekarno Hatra Makassar, sudah beraksi dalam lima tahun terakhir," kata Kapoltabes Kombes Irwan.

Peran dr Wahyudi pada dugaan kasus penipuan dan juga pemalsuan surat tes masuk CPNS di kantor Kemenkumham, sebagai broker atau jasa penyedia joki.

Tersangka dr. Wahyudi yang diketahui beroperasi melakukan kasus penipuan dan pemalsuan terhadap peserta ujian CPNS ini, dalam lima tahun terkahir.

Buka Les Privat

Tersangka Wahyudi ditangkap bersama empat orang joki tes ujian CPNS, satu peserta CPNS Kemenkumham RI di Jl Riburane, Makassar, Minggu (28/10).

"Mereka ini sindikat dan bekerja dalam lima tahun, jadi ada momen penerimaan CPNS mereka buka les-les di hotel atau tempat tertentu," ujar Kombes Irwan.

Lanjut Irwan, dalam membuka les privat tersebut. Mereka membuka kesempatan bagi peserta bagi yang mau menitipkan ujian CPNS atau berperan sebagai Joki.

"Tentunya ada imbalannya dan itu bisa jadi sampai puluhan juta rupiah sekali mereka kerja, ada juga tawaran meraup untung dari peserta CPNS," jelas Irwan.

Sementara itu, pihak Pelindo Wilayah IV Makassar mengklarifikasi, jika pelaku Broker dr. Wahyudi tidak belerja sebagai Dokter kesehatan di Pelindo Wilayah IV.

Baca: Begini Rencana Bulan Madu Janda Usia 65 Tahun di Sidrap, Usai Dinikahi Brondong Asal Enrekang

Baca: Janda 65 Tahun yang Baru Dinikahi Brondong 20 Tahun di Sidrap Jadi Bintang Tamu Televisi Lokal

DVP of Corporate Communication & Secretarial Pelindo IV Persero Makassar, Hasrullah memastikan dr. Wahyudi tidak belerja sebagai Dokter di Pelindo IV.

"Tidak ada dokter bekerja di Pelindo IV, munglin yang bersangkutan itu belerja di salah satu kantor di Pelabuhan tapi itu bukan di kantor Pelindo," katanya. (dal)

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:

Follow juga akun instagram official kami:

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved