Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alat Deteksi Banjir dari Jepang Dipasang di Kantor Gubernur Sulsel

PT Yamao, bahkan telah memasang alat deteksi banjir dan pencatat curah hujan di Kota Makassar.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Mahyuddin
dok tribuntimur.com
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy 

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Program lembaga donor Jepang, Japan International Cooperation Agency JICA , melalui PT Yamao terus menggenjot pengerjaan kolam retensi yang akan dibangun didepan pelataran Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumohardjo, kota Makassar. 

PT Yamao, bahkan telah memasang alat deteksi banjir dan pencatat curah hujan di Kota Makassar

Kabid PSDA Dinas PU Makassar, Fuad Azis mengatakan alat deteksi itu telah terpasang dipelataran kantor yang kini dipimpin oleh Prof HM Nurdin Abdullah itu.

"PT Yamao telah laporkan ke kami jika telah memasang alat der yang itu. Alat itu kabarnya didatangkan langsung dari Jepang, Insya Allah proyek ini kedepan bakal jadi pilot project," kata Fuad, via telepon, Minggu (28/10).

Baca: Bobol Lagi, Skor 0-2, Live Streaming Metube.id RCTI Timnas Indonesia U-19 Vs Jepang Jelang Berakhir

Alat deteksi itu kata Fuad, dipasang di tiga titik, dengan spesifikasi titik normal, rendah, dan tinggi.

Ia menambahkan program ini, atas kolaborasi Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar, beserta JICA dalam menuntaskan persoalan banjir dan genangan di kantor Gubernur Sulsel. 

Kepala Dinas Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Sulsel Andi Darmawan Bintang mengatakan, kolam akan dibangun di halaman Kantor Gubernur Sulsel dengan luas 10 x 80 meter dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.

 Kolam retensi  ini dapat nampung 1120 kubik air.

Tidak tanggung tanggung, untuk pembangunan kolam akan di gelontorkan anggaran sebesar Rp 18 miliar ,tanpa anggaran pemerintah.

Kolam retensi adalah kolam yang dibuat untuk menggantikan fungsi lahan resapan yang sudah tidak bisa lagi menjalankan fungsinya dengan maksimal dikarenakan banyak hal.

Misalnya saja lahan resepan yang tertutup, lahan resapan yang berubah fungsi menjadi kawasan perumahan dan perkantoran serta beberapa penyebab lainnya.

DOKUMEN - Contoh kolam retensi
DOKUMEN - Contoh kolam retensi (dok/strong_indonesia)

Kolam retensi juga berfungsi menjernihkan air sebelum disalurkan ke sebuah waduk. Proses penjernihan air dalam kolam ini lebih murah dan lebih mudah jika dibandingkan dengan penjernihan air dalam waduk karena ukurannya yang lebih kecil. Dengan perencanaan yang baik, kolam ini bisa menjadi tempat yang efektif untuk menampung air hujan sementara waktu dan juga untuk distribusi air.

 Kolam buatan ini selanjutnya akan menampung air hujan secara langsung dan juga menampung aliran air dari sistem drainase untuk kemudian diresapkan ke dalam tanah.

Karena berfungsi sebagai resapan buatan, maka kolam retensi dibuat pada bagian yang paling rendah dari lahan. Sedangkan luas dan kedalaman kolam bergantung pada luas lahan yang beralih fungsi menjadi kawasan perkantoran atau pemukiman.

(sal)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved