Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa dan Tsunami di Palu Donggala

Pascagempa dan Tsunami Sulteng, Pendonor Darah di PMI Sulsel Meningkat

Bersiap mengirim stok darah ke Palu, namun dokter di lokasi meminta untuk ditunda akibat keterbatasan tempat penyimpanan.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Donor darah Kalla Group dalam rangka HUT ke-66 digelar di Saoraja Ballroom, Lantai 2 Wisma Kalla, Jl Ratulangi No 8 Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (3/10/2018). Bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Selatan, Donor Darah ini merupakan salah satu rangkaian memperingati HUT Kalla Group ke 66 jatuh pada 18 Oktober 2018 mendatang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pasca terjadinya gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala, dan sekitarnya, antusiasme masyarakat untuk mendonorkan darahnya di PMI Sulawesi Selatan mengalami peningkatan.

Hal tersebut terlihat di Kantor PMI Susel, Jl Lanto Dg Pasewang Makassar, Rabu (3/10/2018), dimana sejumlah masyarakat silih berganti datang mendonorkan darahnya.

"Pasca gempa, antusias masyarakat luar biasa, sampai tengah malam kita kerja di sini. Kemarin saja dari perbankan kami dapat 500 kantong lebih, yang biasanya hanya 20-30 orang pendonor, dan kemarin juga terkumpul 145 kantong di sini," ungkap Ketua PMI Susel, Ichsan Yasin Limpo saat ditemui di sela aktifitasnya memantau donor darah.

Ichsan menjelaskan, donor darah di PMI Sulsel merupakan hal rutin, namun adanya gempa di Sulawesi Tengah membuat PMI berusaha memperbanyak stok darah.

"Donor darah di PMI itu rutin, karena donor darah di Sulsel itu setiap. Tahunnya memerlukan 11.610 kantong darah untuk dipenuhi. Sekarang kita melipat gandakan karena ada bencana Palu yang kita persiapkan," kata dia.

Lanjut Ichsan, kondisi di Palu membuat PMI Sulsel harus bersiaga menyiapkan kantong darah, apalagi di Palu, tempat penyimpanan darah tak lagi cukup.

"Kami harus bersiap untuk Palu, karena asesmen dari tim dokter di sana, itu memang tempat sterilisasi kantong darah tidak bisa lagi dipakai. Oleh krena itu kami yakini bahwa pasti akan berharap bantuan dari kita, untuk itu kami siapkan," terangnya.

Mantan Bupati Gowa ini juga mengatakan, telah bersiap mengirim stok darah ke Palu, namun dokter di lokasi meminta untuk ditunda akibat keterbatasan tempat penyimpanan.

"Kemarin kami mengirimkan 400 kantong, setelah sampai, kami mau kirim lagi, tapi tim dokter bilang jngan dulu, tunggu saat mau dipakai. Di sana tidak ada penyimpanannya, sementara darah saat tidak terpakai selama empat hari dan tidak disimpan di tempat sterilisasi, itu akan expire, nah kalau expire juga tak bisa dibuang karena bisa jadi virus penyakit," imbuhnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved