UPDATE Korban Meninggal Gempa Palu yang Terdata Capai 925 Jiwa, Luka-luka 799 Orang, Hilang 99 Jiwa
UPDATE Korban Meninggal Gempa Palu yang Terdata Capai 925 Jiwa, Luka-luka 799 Orang, Hilang 99 Jiwa
Diketahui, pesawat Airbus A320 yang diawakinya lepas landas saat gempa bumi sedang mengguncang Palu pada Jumat (28/9/2018).
Kapten Fella menceritakna bahwa hari itu adalah hari terakhirnya terbang di Batik Air karena lusa ia sudah akan kembali ke Lion Air.
Diketahui, Batik Air dan Lion Air tergabung dalam Lion Group.
Pada saat akan lepas landas, Kapten Fella meminta quick handling, sesuatu yang tidak biasa ia minta kepada ground handling.
"Entah kenapa kayak diingetin harus buru-buru terbang," ungkapnya.
Diketahui, Batik Air ID6231 melayani rute Palu-Makassar, saat mendapatkan izin take off, pesawat mulai rolling di runway dan Kapten Fella merasakan pesawat bergerak ke kanan dan kiri, getaran terasa mendatar dan bukan vertikal.
Saat itu, Kapten Fella belum menyadari apa yang terjadi saat rolling untuk take off itu adalah gempa bumi yang sedang melanda di Bandara Mutiara, Palu.
"Tetapi karena di cockpit fokus untuk airborne phase, jadi tetap dilaksanakan karena gak mengganggu," tulisnya.
Pada awalnya, ia mengira goyangan itu disebabkan oleh permukaan runway yang bergelombang.
Setelah mengudara, awak Batik Air ID6231 pun menghubungi tower ATC sesuai prosedur yang berlaku.
Saat itu, sudah tidak ada jawaban dari tower ATC, dilakukan beberapa kali tapi tetap tidak ada jawaban.
Hal itu rupanya karena tower ATC Bandara Mutiara sudah robot akibat guncangan gempa dan masih belum disadari awak Batik Air ID6231.
Saat pesawat mencapai ketinggian antara 2000-3000 kaki dan checklist setelah takeoff selesai dilakukan, Kapten Fella melihat gelombang-gelombang aneh di pesisir pantai Palu.
"Tahu ada gempa setelah ada info di radio," tulis Kapten Fella.
Akhirnya, semua kru penerbangan diberi tahu kalau mereka adalah pesawat terakhir yang terbang dari Palu, persis saat gempa terjadi.
(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)