Begini Cara PT MARS Symbioscience Indonesia Tingkatkan Produksi Kakao Petani
Penyuluhan menyangkut penerapan bahan tanam berupa bibit berkualitas agar produksi bisa sampai 2 ton per hektare (ha).
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Imam Wahyudi
lihat foto
Laporan Wartawan TribunLutim.com, Ivan Ismar
TRIBUNLUTIM.COM, WOTU - PT MARS Symbioscience Indonesia sudah menerapkan sejumlah metode guna meningkatkan produksi kakao petani.
Manager Cocoa Academy PT Mars Symbioscience Indonesia, Fajar Paulus Niong mengatakan 150 petani sudah dilatih menjadi cocoa doctor di Cocoa Development Center (CDC) PT MARS.
Cocoa doctor kemudian menjadi tenaga penyuluh bagi petani kakao lain di desanya. Dimana satu cocoa doctor memberi penyuluhan bagi 100 sampai 200 petani.
Penyuluhan menyangkut penerapan bahan tanam berupa bibit berkualitas agar produksi bisa sampai 2 ton per hektare (ha).
Selain itu, sisi ketahanan tanaman maupun buah dari serangan penyakit hama dan penggunaan pupuk yang sesuai.
"Pendampingan berkesinambungan dari cocoa doktor yang sudah dilatih akan membantu meningkatkan produksi petani," kata Fajar di CDC PT Mars Symbioscience Indonesia, Desa Tarengge, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Sulsel, Kamis (27/9/2018).
Cocoa doctor yang sudah dilatih pun sudah aktif memberi penyuluhan bagi petani kakao di desanya.
Hub Manager Luwu Timur, PT Mars Symbioscience Indonesia, Saiful Alam mengatakaan hitungan PT Mars lahan kakao di Luwu Timur tinggal 2 ribu Ha.
"PT MARS mengupayakan petani mampu memproduksi kakao kering 2 ton per hektare dalam setahun," kata Syaiful.
Hitungan saat ini, per hektare tanaman kakao petani hanya mampu memproduksi 600-750 kilogram per tahun.
Ada juga yang hanya 300 kilogram per hektare per tahun. Adapun siklus panen Mei sampai Juli dan Oktober sampai Desember.
Saat ini, harga kakao perkilogram di pasaran Rp 30 ribu.
